KPop

Kasus Kim Soo Hyun dan Kim Sae Ron: Bahaya Child Grooming yang Harus Diwaspadai

Kasus ini bukan sekadar gosip selebritas, melainkan cermin dari masalah serius yang sering kali luput dari perhatian publik: child grooming.

Penulis: Gina Zahrina | Editor: Nur Nihayati
Instagram @ron_sae dan @soohyun_k216
KASUS KIM SOO HYUN - Kasus child grooming Kim Soo Hyun, aktor ternama Korea Selatan, tengah ramai dibicarakan setelah muncul dugaan keterkaitannya dengan kematian aktris Kim Sae Ron. 

SERAMBINEWS.COM - Belakangan ini, nama Kim Soo Hyun, aktor ternama Korea Selatan, ramai diperbincangkan setelah muncul dugaan keterkaitannya dengan kematian aktris Kim Sae Ron.

Kabar yang beredar menyebutkan bahwa keduanya pernah menjalin hubungan romantis pada tahun 2015.

Saat itu, Kim Sae Ron masih berusia 15 tahun yang mana masih di bawah umur dan sementara Kim Soo Hyun berusia 27 tahun.

Perbedaan usia yang signifikan ini memicu spekulasi bahwa hubungan tersebut termasuk dalam kategori child grooming, sebuah bentuk manipulasi emosional oleh orang dewasa terhadap anak di bawah umur untuk tujuan pelecehan seksual.  

Kasus ini bukan sekadar gosip selebritas, melainkan cermin dari masalah serius yang sering kali luput dari perhatian publik: child grooming.

Bagaimana kasus ini bisa terjadi? Apa yang bisa di pelajari untuk melindungi anak-anak dari bahaya serupa berikut pembahasannya?  

Baca juga: Kim Soo Hyun Tetap Tampil di Acara Good Day, Tim Produksi Minta Maaf

Apa Itu Child Grooming?  

Child grooming adalah tindakan yang disengaja untuk memanipulasi dan mengendalikan anak, serta orang-orang di sekitarnya, seperti keluarga atau pengasuh, demi tujuan pelecehan seksual.

Perilaku ini tidak selalu bersifat kekerasan atau eksplisit secara seksual, tetapi lebih pada upaya membangun kepercayaan dan hubungan emosional dengan anak.

Pelaku bisa berasal dari lingkaran terdekat anak, seperti keluarga, teman, atau bahkan figur publik, maupun orang asing yang sengaja mendekati korban.  

Menurut laman Child Safety, grooming sering kali dimulai dengan tindakan yang tampak tidak berbahaya, seperti memberikan perhatian khusus, hadiah, atau memperlakukan anak seperti orang dewasa.

Namun, di baliknya tersimpan niat jahat yang bertujuan untuk mengisolasi anak dari lingkungan yang protektif dan memanipulasi mereka untuk terlibat dalam aktivitas seksual.  

Baca juga: Child Grooming Mengintai Anak

Tanda-Tanda Child Grooming  

Perilaku grooming sering kali sulit dikenali karena terlihat seperti hubungan normal antara orang dewasa dan anak. Namun, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai yang dikutip dari Kompas:  

1. Memberikan perhatian khusus atau hadiah: Pelaku sering kali menggunakan hadiah atau perhatian berlebihan untuk menarik perhatian anak.  

2. Memperlakukan anak seperti orang dewasa: Pelaku mungkin membuat anak merasa istimewa dengan memperlakukan mereka seolah-olah mereka lebih matang dari usianya.  

3. Mengisolasi anak dari keluarga atau teman: Pelaku berusaha memisahkan anak dari orang-orang yang bisa melindungi mereka.  

4. Membujuk anak untuk menyimpan rahasia: Pelaku sering kali meminta anak untuk merahasiakan hubungan atau aktivitas tertentu.  

5. Memanipulasi anak secara emosional: Pelaku bisa menggunakan ancaman atau tekanan emosional untuk mengendalikan korban.  

Baca juga: Rekomendasi K-Drama Aktor Termahal Kim Soo Hyun, Dari Knock Off, hingga Peran Paling Mengesankan

Sementara itu, tanda-tanda anak yang menjadi korban grooming antara lain:  

  • Sering membicarakan orang dewasa tertentu atau ingin menghabiskan banyak waktu bersama mereka.  
  • Perubahan perilaku, seperti membolos sekolah, menarik diri dari teman-teman, atau menghabiskan lebih banyak waktu sendirian.  
  • Memiliki barang-barang baru yang tidak dapat dijelaskan asalnya, seperti pakaian, perhiasan, atau gadget.  
  • Menjadi tertutup atau berbohong tentang aktivitas sehari-hari.  
  • Menunjukkan gejala kecemasan, depresi, atau ketakutan yang tidak wajar.  

Dampak Child Grooming pada Korban  

Dampak child grooming pada korban bisa sangat parah dan berkepanjangan.

Menurut International Association of Internet Hotlines, korban grooming sering kali mengalami masalah kesehatan mental jangka panjang, seperti kecemasan, depresi, stres pasca trauma, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri.

Rasa malu dan menyalahkan diri sendiri juga kerap menghantui korban, terutama jika mereka diminta untuk membuat konten intim atau terlibat dalam aktivitas seksual.  

Yang lebih mengkhawatirkan, dampak ini bisa bertahan lama bahkan jika tidak ada kontak fisik langsung antara pelaku dan korban.

Proses grooming yang melibatkan manipulasi emosional dan psikologis sudah cukup untuk meninggalkan luka yang dalam pada diri anak.  

Baca juga: Bolehkah Memberi Hadiah Agar Anak Semangat Puasa? Orang Tua Harus Tahu, Sebaiknya Begini

Peran Orang Dewasa dalam Melindungi Anak  

Orang dewasa di sekitar anak memegang peran krusial dalam mencegah dan menangani kasus child grooming.

Respons yang tepat dari keluarga, guru, atau pengasuh bisa menjadi kunci pemulihan korban dari kasus child grooming.

Jika anak tidak dipercaya atau didukung dengan baik setelah mengungkapkan pelecehan yang dialami, trauma yang mereka alami bisa semakin parah.

Sebaliknya, dukungan emosional dan protektif dari lingkungan terdekat dapat membantu korban pulih lebih cepat dan mengurangi dampak negatif jangka panjang.  

Kasus Kim Soo Hyun dan Kim Sae Ron adalah cermin dari masalah yang lebih besar: child grooming adalah ancaman nyata yang sering kali tersembunyi di balik hubungan yang tampak normal.

Dengan meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan, orang- orang bisa melindungi anak-anak dari bahaya ini dan memastikan mereka tumbuh dalam lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang.

(Serambinews.com/Gina Zahrina)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved