Prihatin dengan Nasib Anak Bangsa di Malaysia, Ketua SUBA Ketuk Hati Para Elite Pemerintah Aceh
Ajakan itu disampaikan oleh Tgk Bukhari Ibrahim menyikapi banyaknya kasus yang dialami oleh perantau asal Aceh di Malaysia.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM – Ketua Sosialisasi Ummah Bansigom Aceh (SUBA) Tgk Bukhari Ibrahim mengajak semua pihak untuk ikut peduli dengan nasib dan kondisi para perantau Aceh di luar negeri, terutama di Malaysia.
Ajakan itu disampaikan oleh Tgk Bukhari Ibrahim menyikapi banyaknya kasus yang dialami oleh perantau asal Aceh di Malaysia.
Tgk Bukhari menjelaskan, kasus-kasus dimaksud ini bukanlah kasus kriminal, melainkan tentang perantau Aceh yang mengalami masalah kesehatan (sakit) di perantauan.
“Dengan kondisi saya saat ini, sebenarnya saya perlu membenahi diri dulu, baru kemudian berpikir ke orang ramai. Yang seharusnya kan begitu,” ujar Tgk Bukhari, dalam pesan audio yang dikirim ke Serambinews.com, Sabtu (29/3/2025).
“Tapi saya tidak tega ketika ada yang mengadu dan melaporkan kondisi yang dialami anak bangsa ini.
Ketika sakit mereka tidak tahu mengadu ke mana. Mau ke rumah sakit tidak ada uang. Ada uang untuk masuk, tidak ada uang untuk ke luar.
Baca juga: Tgk M Nasir Yunus Isi Ceramah Tarawih Malam Ini di Islamic Center Lhokseumawe
Mau kita bawa pulang ke Aceh, tapi tidak ada biaya untuk membayar denda (akibat overstay),” ungkap Tgk Bukhari.
Di satu sisi, kata Tgk Bukhari, para perantau asal Aceh di Malaysia ini bukan hanya meringankan beban Pemerintah Aceh dan Pemerintah Indonesia untuk menyediakan lapangan kerja, tapi mereka juga ikut berkontribusi bagi perekonomian keluarga di kampung halaman.
“Sebagian dari mereka merantau ke Malaysia bukan karena keinginan, tapi karena tidak adanya pilihan pekerjaan. Sebenarnya ini adalah kewajiban pemimpin untuk menyediakan lapangan kerja dan menjamin kehidupan rakyatnya,” ujar pria asal Aceh Timur ini.
Menurutnya, dengan sangat ramainya jumlah para pencari rezeki asal Aceh di Malaysia ini, maka masalah yang dihadapi pun sudah sangat kompleks.
Sehingga sangat diharapkan pemerintah bisa hadir untuk meringankan masalah yang dihadapi oleh para perantau Aceh di luar negeri.
Menurut Tgk Bukhari, harapan terhadap kepedulian dari Pemerintah Aceh, meningkat tajam di kalangan perantau Aceh di Malaysia, setelah terpilihnya Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah (Dek Fadh) pada Pilkada Aceh 2024 lalu.
Karena pemimpin yang berlatarbelakang eks pejuang GAM ini tahu betul dengan situasi dan kondisi yang dialami oleh para perantau Aceh di luar negeri, terutama di Malaysia.
Baca juga: Niat Mandi Sebelum Shalat Idul Fitri 2025, Simak Tata Caranya Sesuai Ajaran Rasulullah
Saat mengirimkan audionya kepada Serambinews.com, Tgk Bukhari Ibrahim mengaku sedang mengurus kepulangan seorang perantau asal Meureudu Pidie Jaya, yang mengalami stroke.
“Beliau ini tidak sempat masuk ke rumah sakit, karena tidak ada biaya. Jadi beliau bertahan di rumah sambil menunggu terkumpulnya donasi dari keluarga untuk biaya membawa pulang ke Aceh. Butuh waktu sampai 45 hari baru cukup biaya,” ujar Tgk Bukhari.
“Meunan kasep tapuwo ju. Insya Allah pukul 4 sore nanti sudah tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar,” lanjutnya, sambil mengirimkan foto paspor, tiket, dan dirinya sedang mendorong kursi roda yang membawa pasien di Bandara Kuala Lumpur (KLIA).
Perlu Anggarkan Dana
Berdasarkan pengalaman dirinya mengurus persoalan yang dialami perantau Aceh, Tgk Bukhari menyarankan Pemerintah Aceh yang baru ini untuk menganggarkan dana khusus bagi kebutuhan untuk membantu warga yang mengalami kesulitan di perantauan.
“Tidak banyak yang dibutuhkan. Sekurang-kurangnya, ketika kita bawa masuk ke rumah sakit, paling kurang bisa untuk bayar deposit.
Atau pun jika tidak dibawa ke rumah sakit, mungkin cukup untuk bayar denda ketika kita mau bawa pulang ke kampung,” ujar Tgk Bukhari.
Baca juga: Harga Emas di Banda Aceh Melonjak Tajam per Mayam Jelang Idul Fitri, Ini Rincian 29 Maret 2025
“Jadi sekurang-kurangnya, para perantau Aceh ini tahu bahwa pemerintah hadir dan peduli dengan nasib mereka,” imbuhnya.
Anggaran untuk kebutuhan ini, kata Tgk Bukhari, bisa saja diplot di dinas terkait di Aceh, dan dicairkan berdasarkan kebutuhan atau bukti pengeluaran.
“Jadi bukan kami minta uang kontan, yang penting ada jaminan bahwa ada yang membayar biaya rumah sakit, denda, dan lainnya,” kata dia.
Tgk Bukhari pun menyarankan Pemerintah Aceh untuk membentuk satu lembaga atau organisasi perwakilan Aceh, untuk menangani persoalan ini.
Anggotanya merupakan perwakilan-perwakilan dari persatuan masyarakat Aceh yang ada di berbagai negara bagian di Malaysia.
“Sehingga ketika ada masalah yang dialami pekerja Aceh di Malaysia, mereka tinggal melaporkan. Karena, kami pun tidak sanggup bekerja sendirian menangani masalah yang semakin banyak ini,” kata Ketua SUBA ini.
Ia juga menyarankan Pemerintah Aceh untuk menyewa satu lokasi di Kuala Lumpur untuk rumah singgah bagi perantau Aceh di berbagai negeri Malaysia yang berobat maupun mau balik ke Aceh.
Ia menambahkan, selama ini pihaknya hanya mampu membantu sekira 10 persen kasus orang Aceh yang sakit di Malaysia.
“Dari 30 orang sakit, paling-paling kami hanya mampu menangani 2 sampai 3 orang. Sebenarnya, tidak mungkin kami membiarkan orang sakit itu ditelantarkan begitu saja, tapi apa boleh buat kami sudah berusaha maksimal,” ujarnya.
Baca juga: Kampung Baru Kecamatan Banda Lebaran Duluan Sejak Kamis, Sudah Tentukan Malam Lailatul Qadar
Dalam beberapa kasus, kata Bukhari, ada orang Aceh yang sedang sakit dibawa ke kantor polisi dan imigrasi, karena tidak mampu membayar biaya rumah sakit, serta kasus overstay visa.
“Pengalaman kami, jika ada deposit dan penjamin, pihak rumah sakit akan menghubungi. Jadi ada yang bisa didiskusikan untuk mencari solusi,” katanya. .
Di penghujung audionya, Tgk Bukhari Ibrahim mengatakan bahwa audio ini dikirimkan dirinya semata-mata karena keprihatinan mendalam atas nasib yang dialami Bangsa Aceh di Malaysia.
“Kami mengetuk hati para pimpinan Pemerintah Aceh, Anggota DPRA dan anggota DPR RI asal Aceh yang ada di Jakarta, mari kita peduli dengan nasib anak bangsa kita di mana pun mereka berada,” ujarnya.
Menurutnya, kepedulian Pemerintah Aceh, salah satunya dengan mengangarkan dana untuk menangani orang yang sakit ini, akan meningkatkan harkat dan martabat serta kepercayaan diri para perantau Aceh.
“Bagaimana kita mau bilang sebagai bangsa teuleubeh, jika banyak anak bangsa kita sakit dan terlunta-lunta di luar negeri, atau menjadi korban perdagangan manusia,” kata Tgk Bukhari.
Karenanya, Tgk Bukhari sangat berharap Pemerintahan Aceh di bawah kepemimpinan Mualem dan Dek Fadh, akan membawa perubahan terhadap kondisi ini.
“Karena ketika bangsa bahagia dan senang, kita ikut bahagia juga,” pungkas Tgk Bukhari Ibrahim, pejuang kemanusiaan kelahiran Dama Pulo I, Idi Cut, Aceh Timur, 25 Februari 1974 ini.(*)
Sosialisasi Ummah Bansigom Aceh
Serambi Indonesia
perantau aceh di malaysia
perantau aceh
Pemerintah Aceh
Tgk Bukhari Ibrahim
Ismail Rasyid Beli Ratusan Anak Sapi untuk Penggemukan di Gorontalo, Jika Sukses Diterapkan di Aceh |
![]() |
---|
Kampus Biru dan Kurikulum Cinta |
![]() |
---|
Tihadijah Terharu Terima Sembako Gratis dari Kapolsubsektor Banda Baro di Aceh Utara |
![]() |
---|
Menuju MTQ Pidie Jaya, Pemerintah Abdya Buka STQ Tingkat Kabupaten |
![]() |
---|
H Helmi H Muhammad Terpilih Sebagai Keuchik Bandar Bireuen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.