Luar Negeri
Trump Terapkan Tarif Baru Impor hingga 32 Persen bagi Semua Negara, Kecualikan Rusia, RI Terancam
Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada Minggu (30/3/2025) bahwa tarif baru akan dikenakan kepada semua negara.
SERAMBINEWS.COM - Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada Minggu (30/3/2025) bahwa tarif baru akan dikenakan kepada semua negara.
Dalam rencananya, Trump menjanjikan "Hari Pembebasan" pada 2 April, di mana ia akan mengumumkan pungutan timbal balik untuk mengatasi praktik perdagangan yang dianggap tidak adil oleh pemerintahannya.
"Anda akan mulai dengan semua negara, jadi mari kita lihat apa yang terjadi," ujar Trump kepada wartawan di dalam Air Force One.
Pernyataan ini menunjukkan, harapan untuk pengurangan pungutan atau penargetan kelompok tertentu dengan ketidakseimbangan perdagangan tampaknya akan pupus.
Ketika ditanya mengenai negara mana yang akan terpengaruh, Trump menjawab, "Saya belum mendengar desas-desus tentang 15 negara, 10 atau 15".
"Pada dasarnya semua negara yang sedang kita bicarakan. Kita telah berbicara tentang semua negara, bukan pemutusan hubungan," terang dia meskipun tidak memberikan rincian lebih lanjut, dikutip dari AFP pada Senin (31/3/2025).
Serangan tarif yang akan datang ini diperkirakan akan menargetkan 15 persen mitra dagang yang memiliki ketidakseimbangan perdagangan terus-menerus dengan Amerika Serikat, yang disebut oleh Menteri Keuangan Scott Bessent sebagai "Dirty 15".
Meskipun memperluas target, Trump menegaskan tarif AS yang akan dikenakan akan lebih "murah hati" dibandingkan yang diterima oleh AS.
"Tarif akan jauh lebih murah hati daripada negara-negara itu terhadap kita, artinya tarif akan lebih baik daripada negara-negara itu terhadap Amerika Serikat selama beberapa dekade," jelas Trump.
Sebelumnya, Trump telah mengenakan tarif pada impor baja dan aluminium serta pungutan tambahan pada impor dari China.
Tarif impor mobil juga dijadwalkan mulai berlaku pada 3 April 2025.
Asisten perdagangan utama Trump, Peter Navarro, mengungkapkan, pajak impor mobil dapat meningkatkan pendapatan sebesar 100 miliar dollar (Rp 1.600 triliun) per tahun.
"Selain itu, tarif lainnya akan meningkatkan pendapatan sekitar 600 miliar dollar per tahun, sekitar 6 triliun dollar selama periode 10 tahun," kata Navarro kepada Fox News Sunday.
Rencana Trump untuk memberlakukan berbagai tarif timbal balik berpotensi memicu perang dagang global, dengan negara-negara lain bersumpah untuk membalas.
Para ekonom juga memperingatkan tindakan besar-besaran ini berisiko memicu inflasi dan kemerosotan ekonomi.
Banjir Bandang Terjang Uttarakhand India, 4 Orang Tewas, 100 Orang hilang Termasuk 11 Tentara |
![]() |
---|
Pesawat Medis Jatuh di Arizona AS, 4 Orang Tewas di Tempat |
![]() |
---|
Kepala Ular Kobra Putus Digigit Bocah Berusia 2 Tahun |
![]() |
---|
Kisah Aimi Nasruddin Alami Koma, Baru Sadar Usai Dengar Suara Penyanyi Siti Nurhaliza |
![]() |
---|
Trump Pecat Pejabat Biro Statistik, Ngamuk Tak Terima Lapangan Kerja AS Disebut Turun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.