Breaking News

Gempa Myanmar

UPDATE Gempa Myanmar - Korban Tewas Tembus 3.300 Jiwa, RS Kolaps, WHO: Darurat Dalam Darurat

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa semua rumah sakit menghadapi berbagai kesulitan karena membludaknya pasien.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
X @Unicef
BANGUNAN HANCUR - Gempa berkekuatan 7,7 SR yang mengguncang wilayah Mandalay, Myanmar membuat sebuah bangunan bertingkat hancur dan roboh pada Jumat (28/3/2025). 

UPDATE Gempa Myanmar - Korban Tewas Tembus 3.300 Jiwa, RS Kolaps, WHO: Darurat Dalam Darurat

SERAMBINEWS.COM - Jumlah korban tewas akibat gempa bumi dahsyat yang mengguncang Myanmar terus bertambah.

Hingga Sabtu (5/4/2025), angka kematian dilaporkan telah menembus 3.300 jiwa, sementara ribuan lainnya mengalami luka-luka dan ratusan jiwa masih hilang.

Gempa dengan kekuatan magnitudo 7,7 yang terjadi pada 28 Maret 2025 lalu telah meluluhlantakkan sejumlah wilayah di Myanmar, termasuk kawasan padat penduduk dan infrastruktur vital.

Rumah Sakit telah menerima sejumlah pasien pasca gempa, namun kini sejumlah rumah sakit telah mengalami kesulitan.

Sejumlah rumah sakit dilaporkan mengalami kesulitan menangani pasien, yang bisa berujung pada kolaps.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan situsasi saat ini di Myanmar sebagai ‘Daruat dalam Darurat’.

Dalam laporan terbaru, jumlah korban tewas akibat gempa bumi dahsyat di Myanmar telah meningkat menjadi 3.354.

Selain itu, media lokal mencatat 4.850 orang terluka dan 220 orang hilang.

Situs web Mandalay Free Press (MFP) mengatakan Kota Sagaing merupakan daerah dengan jumlah kematian tertinggi hingga saat ini, hingga 503 orang.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa semua rumah sakit menghadapi berbagai kesulitan karena membludaknya pasien.

WHO juga melaporkan bahwa perawatan medis darurat hanya dapat diberikan dari tenda sementara.

Menurut Doctors Without Borders (MSF), sekitar 500 bangunan runtuh total dan 800 lainnya rusak sebagian, sehingga menimbulkan tantangan besar bagi tim penyelamat dan perawatan medis.

Hingga tanggal 5 April 2025, Myanmar menerima lebih dari 80 juta USD bantuan setelah gempa bumi.

Kepala tim kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Tom Fletcher mengatakan bahwa dirinya hadir di Kota Mandalay, episentrum gempa bumi.

Dia memuji keberanian, keterampilan, dan tekad tim penyelamat dan relawan lokal di sini.

Berbicara dari ibu kota Nay Pyi Taw yang dilanda bencana, Wakil Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Myanmar, Elena Vuolo  mengatakan kepada UN News bahwa situasi saat ini adalah “darurat dalam darurat”.

“Ada banyak kebutuhan lain, air, makanan, keamanan, dan tempat tinggal, yang menjadi semakin mendesak,” ia memperingatkan.

Menurut statistik WHO, lebih dari 3.900 orang telah tewas dan hampir 6.000 orang terluka parah telah dilaporkan,

Angka itu lebih tinggi dari statistik pemerintah militer Myanmar.

Ada kekhawatiran tentang risiko penyakit menular seperti wabah kolera dan malaria yang disebabkan oleh pembusukan tubuh, yang dapat mematikan, serta kekhawatiran tentang trauma psikologis di daerah yang terkena dampak.

Sementara itu, Jenderal Senior Min Aung Hlaing - pemimpin pemerintahan militer Myanmar - baru saja kembali ke Myanmar setelah menghadiri KTT Asia Selatan dan Tenggara di Thailand.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved