Gempa Myanmar

Akibat Gempa Dahsyat, Militer Myanmar Umumkan Gencatan Senjata Sementara untuk Bantuan Darurat!

Kementerian Luar Negeri China mengonfirmasi bahwa tim penyelamat mereka dan perlengkapannya aman, meskipun insiden ini menunjukkan ketegangan yang mas

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Muhammad Hadi
Tangkapan layar YouTube Radio Free Asia
GEMPA DI MYANMAR - Tangkapan layar YouTube Radio Free Asia yang diambil pada Minggu (30/3/2025). Jumlah korban tewas akibat gempa bumi di Myanmar telah meningkat menjadi lebih dari 2.700. 

SERAMBINEWS.COM-Militer Myanmar telah mengumumkan gencatan senjata sementara untuk mempercepat upaya bantuan dan rekonstruksi setelah gempa bumi besar yang terjadi minggu lalu.

Dalam sebuah pernyataan resmi, Dewan Administrasi Negara (DAN) yang dipimpin oleh junta militer menyatakan bahwa gencatan senjata ini akan berlangsung dari 2 April hingga 22 April.

Langkah ini bertujuan untuk memudahkan distribusi bantuan kepada korban gempa, yang telah menewaskan hampir 3.000 orang. 

Pada awal minggu ini, kelompok pemberontak yang berjuang melawan militer Myanmar telah mengumumkan gencatan senjata sepihak mereka untuk mendukung upaya bantuan.

Namun, militer Myanmar baru mengumumkan keputusan serupa pada hari Rabu setelah sebelumnya menolak untuk melakukannya.

Keputusan ini diambil setelah gempa bumi dengan kekuatan 7,7 skala Richter mengguncang wilayah Myanmar pada Jumat lalu, menimbulkan kerusakan besar dan korban jiwa.

 Hingga saat ini, lebih dari 2.886 orang telah dipastikan tewas, dan ratusan lainnya masih hilang.

Gempa ini juga dirasakan di negara-negara tetangga seperti Thailand, yang juga melaporkan korban tewas sebanyak 21 orang.

 Sementara itu, Myanmar tengah berada dalam kekacauan akibat konflik internal yang berkepanjangan antara militer yang berkuasa dan berbagai kelompok pemberontak serta milisi etnis yang menentang kekuasaan junta.

 Sejak kudeta militer pada 2021, perang saudara telah memicu kekerasan di berbagai daerah.

Pada Selasa malam, militer Myanmar terlibat dalam insiden penembakan terhadap konvoi bantuan yang dikirim oleh Palang Merah China.

 Konvoi ini membawa pasokan bantuan untuk korban gempa dan sedang dalam perjalanan menuju Mandalay, salah satu kota yang paling parah terkena dampak gempa.

Kelompok pemberontak Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA) melaporkan bahwa militer menembaki konvoi tersebut dengan senapan mesin di Negara Bagian Shan bagian timur. Beruntung, tidak ada korban luka yang dilaporkan.

Militer Myanmar kemudian memberikan penjelasan bahwa mereka sedang menyelidiki insiden tersebut.

Mereka membantah bahwa tembakan diarahkan langsung ke kendaraan konvoi, dan menyatakan bahwa pasukan mereka hanya melepaskan tembakan peringatan setelah konvoi tidak berhenti meskipun sudah diberi sinyal untuk berhenti.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved