Konflik Palestina vs Israel

2 Sandera Israel Nyaris Tewas Diserang IDF saat Keluar Terowongan, Sebut Hamas Selamatkan Mereka

Kedua sandera Israel menambahkan bahwa tempat yang mereka tempati tidak aman, tidak ada makanan, minuman, atau selimut.

Editor: Faisal Zamzami
Telegram Brigade Al-Qassam
SANDERA ISRAEL - Tangkapan layar video Telegram Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, pada Minggu (6/4/2025), memperlihatkan dua sandera Israel; Bar Kupershtein (kiri) dan Maxim Herkin (kanan), berbicara untuk mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar melanjutkan pertukaran tahanan sesuai perjanjian gencatan senjata. 

SERAMBINEWS.COM - Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), menyiarkan sebuah video berjudul "Waktu Hampir Habis," yang memperlihatkan dua sandera Israel yang ditahannya.

Kedua sandera Israel mengatakan dalam rekaman tersebut bahwa mereka menjadi sasaran penembakan tentara Israel saat mereka keluar dari terowongan untuk mencari udara. 

Mereka mengatakan penembakan yang dilakukan tentara Israel mengenai mereka.

"Kami selamat berkat Tuhan dan berkat para pejuang Qassam yang membawa kami kembali ke terowongan," kata sandera Israel dalam video yang dirilis pada hari Sabtu (5/4/2025).

Kedua sandera Israel menambahkan bahwa tempat yang mereka tempati tidak aman, tidak ada makanan, minuman, atau selimut. 

"Pejuang Hamas mempertaruhkan nyawa mereka agar kami dapat menghirup udara di luar terowongan, sementara tentara kami membombardir kami," katanya.

Dalam video tersebut, mereka meminta tekanan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memulangkan mereka hidup-hidup ke rumah mereka.

Mereka juga menuntut agar para sandera yang kembali ke rumah mereka diberi kesempatan untuk berbicara tentang apa yang mereka derita.

"Hidupkan kami kembali, kami sudah mati di sini. Jangan percaya apa yang dikatakan pemerintah tentang tekanan terhadap Hamas, karena hasilnya adalah kami terluka akibat pengeboman," lanjutnya, seperti diberitakan Al Jazeera.

Mereka meminta orang-orang di Israel untuk terus menggelar demonstrasi dan menekan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menghentikan serangannya di Jalur Gaza.

Keduanya juga mendesak Netanyahu untuk melanjutkan pertukaran tahanan sesuai perjanjian gencatan senjata yang disepakati pada Januari lalu.

Baca juga: PBB Ungkap Israel Ubah Dua Pertiga Wilayah Gaza Jadi Zona Terlarang, Krisis Kemanusiaan Meningkat!

Abu Ubaida: Netanyahu Bertanggungjawab atas Nyawa Sandera

Sehari sebelumnya, juru bicara Brigade Qassam, Abu Ubaida, menganggap pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sepenuhnya bertanggung jawab atas nyawa tahanan Israel.

"Jika pemerintah Netanyahu khawatir tentang mereka, mereka akan mematuhi perjanjian yang ditandatangani pada bulan Januari, dan sebagian besar dari mereka mungkin sudah berada di rumah mereka hari ini," kata Abu Ubaida pada hari Jumat (4/4/2025).

 
"Setengah dari tahanan musuh yang tersisa berada di wilayah yang telah diminta oleh tentara Israel untuk dievakuasi dalam beberapa hari terakhir," tambahnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved