Berita Aceh Besar

Sampah Menggunung Selama Idul Fitri, DLH Masifkan Pengangkutan

Muwardi, SH mengatakan, pasca libur lebaran, pihaknya kini langsung tancap gas untuk melakukan pengangkutan dan pembersihan sampah.

Editor: mufti
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Kadis DLH Kabupaten Aceh Besar Muwardi. 

SERAMBINEWS.COM, JANTHO – Selama libur panjang Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah, volume sampah pada sejumlah titik di Aceh Besar terjadi lonjakan yang cukup pesat dan menggunung. Bahkan, di beberapa tempat terdapat tumpukan sampah illegal.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aceh Besar, Muwardi, SH kepada Serambi, Sabtu (5/4/2025), mengatakan, pasca libur lebaran, pihaknya kini langsung tancap gas untuk melakukan pengangkutan dan pembersihan sampah. “Saat ini pelayanan sampah di Aceh Besar sudah kembali normal,” kata Muwardi.

Ia mengatakan, para petugas kini kembali menjalankan rutinitasnya untuk melakukan pembersihan sampah di beberapa titik yang menjadi pusat keramaian masyarakat Aceh Besar selama libur lebaran.

Pasalnya, selama Idul Fitri para petugas diliburkan sesuai peraturan Surat Edaran (SE) Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2025 tentang Pengendalian Sampah Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah. “Petugas kembali kerja pada hari keempat Idul Fitri. Kita langsung tancap gas agar tidak lagi terjadi penumpukan sampah, insya Allah pelayanan sampah kembali normal,” jelasnya.

Di sisi lain, Muwardi meminta masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Hal tersebut guna menjaga kebersihan dan keindahan Aceh Besar sebagai pintu gerbang menuju ibu kota Provinsi Aceh. 

Sebab, Aceh Besar, kata dia, merupakan pintu gerbang menuju Banda Aceh. Karenanya ia berharap masyarakat tak lagi menumpuk sampah di sembarangan tempat. “Buanglah sampah pada tempatnya sehingga petugas kebersihan mudah mengangkut sampah menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” imbaunya.

Tak hanya itu, Muwardi juga mengimbau agar masyarakat mulai mengurangi sampah plastik agar lingkungan tetap terjaga. “Setiap tahun, jutaan ton plastik terbuang ke lingkungan kita, baik di lautan, sungai, dan bahkan lingkungan sekitar rumah. Kehadiran sampah plastik ini bukan hanya memperburuk pemandangan, tapi juga bertahan selama ratusan tahun, meracuni tanah dan air serta membahayakan kehidupan makhluk hidup,” terangnya.

Hal serupa juga dipertegas Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Aceh Besar, Mulyadi, SH. Dia mengatakan, mikroplastik yang lepas ke dalam ekosistem saat ini berakhir di rantai makanan dan pada akhirnya di piring masyarakat dan mengancam kesehatan serta merusak industri vital seperti pariwisata dan perikanan.

“Jadi, sudah saatnya masyarakat mulai mengurangi sampah plastik, usahakan, jangan membeli produk dalam kemasan sachet, tapi belilah produk yang dikemas dalam ukuran besar untuk mengurangi sampah. Jika memungkinkan, pilih produk yang dikemas dalam botol kaca atau daun,” ucap Mulyadi.

Ia menuturkan, mikroplastik yang terakumulasi dalam tubuh hewan laut dapat diserap ke dalam jaringan mereka, menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan gangguan reproduksi. Manusia yang sering berada di puncak rantai makanan, juga berisiko terpapar mikroplastik melalui konsumsi ikan dan seafood yang terkontaminasi. “Ini bisa berdampak negatif pada kesehatan manusia,” pungkas Mulyadi.(iw)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved