Pemerintahan

Usai Shalat Subuh, Bupati Abdya Tinjau Rumah tidak Layak Huni di Susoh

Seperti biasanya, Bupati Safaruddin menjadi imam pada program suling tersebut. Selama menjadi Bupati Abdya, ini ketiga kalinya program suling itu dila

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/MASRIAN MIZANI
Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Safaruddin bersama Kepala SKPK, Asisten, Camat, dan jamaah Masjid At-Taubah mengunjungi Irawati, janda empat anak yang tinggal di rumah tidak layak huni, di Desa Barat, Kecamatan Susoh, Minggu (6/3/2025). 

Laporan Masrian Mizani I Aceh Barat Daya
 
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Dr Safaruddin SSos, MSP kembali melaksanakan shalat subuh berjamaah dalam rangka program subuh keliling (Suling) di Masjid At-Taubah, Desa Barat, Kecamatan Susoh, kabupaten setempat, Minggu (6/4/2025).

Seperti biasanya, Bupati Safaruddin menjadi imam pada program suling tersebut. Selama menjadi Bupati Abdya, ini ketiga kalinya program suling itu dilaksanakan, dengan melibatkan para Kepala SKPK, para Asisten, Kabag, Kabid, dan lainnya.

Usai shalat subuh berjamaah, Bupati Safaruddin diminta menyampaikan tausiah singkat kepada jamaah. 

Baca juga: Hadiri Suling, Bupati Safaruddin Sampaikan Tausiah tentang Hikmah dan Makna Shalat

Dalam pembukaannya, Safaruddin menyatakan bahwa dirinya bukan penceramah ulung. Namun, sebagai bupati yang telah diberi amanah oleh rakyat, ia merasa memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan.

"Ini adalah gerakan shalat subuh berjamaah yang ketiga kali sejak saya terpilih dan dilantik sebagai Bupati Abdya. Dan program ini akan menjadi rutinitas Pemerintah Kabupaten Abdya selama lima tahun kedepan," ujarnya.

Dalam tausiyahnya, Safaruddin mengajak jamaah untuk merenungkan kembali makna dan hikmah shalat. 

Ia menegaskan bahwa shalat bukan sekadar kewajiban yang selesai saat ditunaikan. Sebaliknya, shalat adalah momen berkomunikasi (koneksi) langsung dengan Allah SWT untuk memohon ampunan dan pertolonganNya.

Shalat, kata Safaruddin, memiliki kekuatan spiritual untuk memperkuat hubungan manusia dengan sang pencipta (hablumminallah) dan sesama manusia (hablumminannas). 

“Walaupun tidak mudah mencapai kekhusyukan, namun upaya menjaga kualitas shalat harus terus dilakukan,” ujar Safaruddin.

Menurutnya, dalam kehidupan yang penuh tantangan, shalat menjadi jalan keluar untuk setiap persoalan. Allah telah memberi kesempatan kepada hamba-Nya untuk memohon pertolongan melalui ibadah ini.

"Ketika kita bertakbir, shalat itu bukan hanya menunaikan kewajiban saja. Kalau kewajiban saja, maka sudah selesai, kita sudah meluruskan bahwa pertanda kita sudah menjadi umat Islam, bukan non muslim. Tapi tidak demikian, shalat lebih dari itu. Shalat sangat banyak disebutkan dalam Alquran dan hadist serta riwayat lainnya, bahwa shalat bisa melepaskan diri kita dari segala persoalan dan meminta kepada Allah agar semua persoalan itu diselesaikan," jelas Safaruddin.

Bupati juga mengingatkan pentingnya membiasakan anak-anak mengerjakan shalat sejak dini. 

Ia mengutip berbagai riwayat dan tausiyah yang menekankan agar anak usia tujuh tahun mulai diarahkan dan bahkan dipaksa untuk melaksanakan shalat lima waktu.

"Shalat berbeda dengan ibadah-ibadah lain. Dalam banyak riwayat shalat itu adalah perintah khusus dan istimewa dari Allah SWT. Karena shalat ibadah yang diperoleh melalui proses Israk mikjraj yang dijemput sendiri oleh Rasulullah SAW untuk diperintahkan kepada umat Islam," ungkapnya. 

"Karena itu, banyak sekali hikmah dan makna yang bisa dipetik dari shalat, selain kewajiban kita kepada Allah. Melalui shalat kita bisa meminta pertolongan kepada Allah SWT dan dengan shalat kita juga bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar," pungkas Safaruddin. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved