Pengusaha Asal Aceh Ikut Pertemuan Sedunia di Malta, Bahas Dampak Perang Dagang 

Ismail Rasyid mengatakan, di antara isu yang mencuat dalam pertemuan itu, adalah terjadinya perang dagang antara beberapa negara maju

|
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Amirullah

SERAMBINEWS.COM – Pengusaha asal Aceh, Ismail Rasyid kembali hadir dan berpartisipasi aktif dalam pertemuan para pengusaha pengangkutan bahan peledak dan alat berat sedunia tahun 2025.

Tahun ini, pertemuan rutin tahunan yang diberinama “Globalink & Global Value Annual Meetings 2025” berlangsung di Malta, negara yang berada dekat Italia.

Ismail Rasyid hadir dalam pertemuan tersebut dalam kapasitasnya sebagai CEO PT Trans Continent, perusahaan multimoda transport yang berbasis di Jakarta.

Tahun lalu, Trans Continent bertindak sebagai tuan rumah (sponsor utama) pada pertemuan serupa yang berlangsung di Bali, pada 22-25 April 2024. 

PT Trans Continent merupakan satu dari dua perusahaan multimoda transport asal Indonesia yang bergabung dalam Globalink Network, sebuah organisasi yang mewadahi para pengusaha multimoda transport, logistik, dan rantai pasok dunia. 

“Tahun ini, Globalink manjadikan Malta sebagai venue untuk pelaksanaan meeting tahunan 2025 untuk seluruh member dalam group. Pertemuan in berlangsung dari tanggal 7 sampai 10 April 2025,” kata Ismail Rasyid melalui pesan WhatsApp kepada Serambinews.com, Kamis (10/4/2025).

“Pertemuan tahun ini dihadiri oleh 145 perusahaan dari 5 benua dengan peserta dan crews sekitar 275 orang,” lanjut Ismail Rasyid.

Dalam pertemuan tersebut, para pengusaha kelas dunia ini membahas berbagai hal terkait kondisi perkembangan ekonomi dan persaingan global yang sangat ketat.

Baca juga: Trans Continent Buka Cabang di Sulteng, Resmi Jadi Tenant di KEK Palu

Baca juga: PT Trans Continent Bangun Gresik Distribution HUB

Dari Perang Dagang, BRICS, Hingga Teknologi AI

Ismail Rasyid mengatakan, di antara isu yang mencuat dalam pertemuan itu, adalah terjadinya perang dagang antara beberapa negara maju seperti Amerika dengan China, Kanada, dan beberapa negara Eropa.

Di sisi lain juga muncul beberapa pakta perjanjian baru yang berkaitan dengan ekonomi dan perdagangan, seperti gabungan beberapa negara yang  bersepakat menggunakan mata uang lain dalam transaksi perdagangan seperti  BRICS, untuk mengurangi dominasi Dolar Amerika.

Kondisi lainya adalah timbulnya perselisihan dan perang antara Rusia dengan Ukraina dan beberapa faktor lain yang menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan perdagangan, serta disrupsi teknologi yang berdampak secara menyeluruh terhadap perdagangan dunia serta hubungan antarnegara.

“Pertemuan kami tahun ini, yang pertama adalah untuk tetap memperkuat hubungan bisnis, mengeksplore prospek dan juga menjaga bisnis yang sudah berjalan, serta berusaha untuk bisa melaksanakan efisiensi bersama agar bisa tetap eksis di pasar global untuk memenangkan kompetisi dengan kompetitor global serta pelayanan terbaik untuk klien,” kata Ismail.

Pada pertemuan yang sedang berlangsung, lanjut Ismail, salah satu yang menjadi prioritas utama pembahasan adalah bagaimana menyikapi perubahan teknologi, dari konvensional ke digital, serta perkembangan yang berkaitan dengan Artificial Intelligence (AI).

AI adalah teknologi yang didesain untuk melakukan tugas yang umumnya memerlukan kecerdasan manusia, yang melibatkan pembelajaran, adaptasi, dan pengambilan keputusan. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved