Ekonomi Global
Resesi di Depan Mata? Dolar Terkapar, Emas Bersinar Terang, Obligasi Dijual Massal!
"Jelas ada eksodus dari aset-aset AS. Pasar mata uang dan obligasi yang jatuh bukanlah pertanda baik," kata Kyle Rodda, analis pasar keuangan senior
Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
"Prospek jangka pendek untuk aset berisiko global masih belum pasti, mengingat kekhawatiran akan pertumbuhan, inflasi, dan perkembangan cepat di bidang perdagangan serta tarif," ujar Vasu Menon, Direktur Pelaksana Strategi Investasi di OCBC Bank Singapura.
Perang Dagang Tiongkok-AS Memanas
Kekhawatiran investor diperburuk oleh memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Presiden AS Donald Trump baru-baru ini menaikkan tarif impor terhadap barang-barang dari Tiongkok, dengan kenaikan yang kini secara efektif mencapai 145 persen.
Sebagai balasan, Tiongkok juga menaikkan tarif terhadap barang-barang dari AS, memicu kekhawatiran bahwa bea masuk bisa terus naik dan memperparah ketegangan.
Saham-saham di Tiongkok pun lesu. Indeks saham unggulan CSI300 turun 0,5 persen dan indeks Hang Seng Hong Kong juga turun 0,38 persen.
"Prospeknya saat ini jauh lebih suram dan penuh ketidakpastian dibandingkan sebulan lalu. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab dan tidak bisa dijawab," ujar James Athey, Manajer Pendapatan Tetap di Marlborough.
Dolar AS Kehilangan Dominasinya
Dalam beberapa minggu terakhir, dolar AS menghadapi tekanan jual terus-menerus.
Pada hari Jumat (11/4/2025), dolar melemah hingga ke level terendah dalam sepuluh tahun terhadap franc Swiss, dan menyentuh level terendah enam bulan terhadap yen Jepang.
Sementara itu, euro menguat tajam sebesar 1,7 persen ke angka 1,13855 dolar, level yang terakhir terlihat pada Februari 2022.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama lainnya turun di bawah angka 100 untuk pertama kalinya sejak Juli 2023.
Pelemahan dolar memberikan kelegaan sementara bagi mata uang negara berkembang, termasuk ringgit Malaysia yang sempat tertekan dalam beberapa pekan terakhir.
Baca juga: Dunia Geger! Trump Ancam Perang Dagang, Lalu Tiba-Tiba Rem Mendadak
Harga Emas Naik, Minyak Melemah
Di pasar komoditas, emas menjadi primadona. Arus modal dari investor yang mencari perlindungan membuat harga emas melonjak ke rekor tertinggi.
Harga emas terakhir tercatat naik 1,25 persen menjadi 3.214 dolar AS per ons.
Sebaliknya, harga minyak justru turun.
Pada awal perdagangan hari Jumat, minyak mentah AS jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 0,48 persen, sementara minyak mentah Brent melemah 0,46 persen.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.