Ekonomi Global

Resesi di Depan Mata? Dolar Terkapar, Emas Bersinar Terang, Obligasi Dijual Massal!

"Jelas ada eksodus dari aset-aset AS. Pasar mata uang dan obligasi yang jatuh bukanlah pertanda baik," kata Kyle Rodda, analis pasar keuangan senior

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/tom/am
Pekerja melihat gawainya di dekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (28/6/2024). Pasar keuangan global mengalami tekanan hebat pada hari Jumat (11/4/2025) setelah aksi jual besar-besaran melanda saham, obligasi, dan dolar AS. 

Sebelumnya, harga minyak sudah anjlok lebih dari 2 dolar per barel pada hari Kamis.

Data Ekonomi Diabaikan Pasar

Meskipun Departemen Tenaga Kerja AS merilis data yang menunjukkan penurunan harga konsumen secara tak terduga pada bulan Maret, pasar tidak terlalu bereaksi.

Banyak analis percaya bahwa dampak dari penurunan tarif yang sementara tidak akan mampu menahan laju inflasi jika perang tarif terus berlanjut.

Lebih dari itu, aksi jual besar-besaran di pasar obligasi AS telah memicu kekhawatiran akan terulangnya situasi seperti pada masa awal pandemi COVID-19, saat para investor secara besar-besaran menjual obligasi untuk mengumpulkan uang tunai.

Baca juga: Perang Dagang Makin Panas, Trump Naikkan Tarif Impor China hingga 104 Persen, Beijing Tak Gentar

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana) 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved