Opini
Bulan Penuh Berkah Berkah Telah Berlalu
Namun ketika bulan suci yang penuh makna itu berakhir ada perasaan kehilangan yang sulit diungkapkan bukan hanya karena ibadah pada bulan Ramadhan dil
Oleh: M Zubair SH MH, Kadis Kominfo Dan persandian Kabupaten Bireuen
SETIAP tahun umat Islam diseluruh dunia menyambut bulan suci Ramadhan dengan sukacita. Bulan yang penuh berkah, ampunan dan rahmat itu menjadi momen istimewa bagi setiap muslim untuk meningkatkan ketakwaan dan memperbaiki diri. Namun waktu berjalan begitu cepatnya dan Ramadhan tahun 1446H/2025M juga sudah berlalu meninggalkan kenangan dan pembelajaran yang berharga bagi setiap insan yang memang benar-benar menghayatinya sebagai bulan pengampunan.
Ada rasa sedih berpisah dengan bulan penuh berkah tersebut setelah sebulan beribadah dengan intensitas yang lebih maksimal sehingga menimbulkan perasaan yang mendalam kenikmatan berinteraksi dengan sang khalik untuk menyampaikan keluh kesah dan memohon ampunannya. Ramadhan adalah bulan dimana umat muslim merasakan kedekatan dengan Allah lebih dari biasanya yang diawali dengan sahur yang penuh doa khusyuk sampai berbuka dapat membawa kebahagiaan. Malamnya juga diisi dengan shalat tarawih dan tadarus al-qur'an yang menciptakan suasana begitu damai.
Namun ketika bulan suci yang penuh makna itu berakhir ada perasaan kehilangan yang sulit diungkapkan bukan hanya karena ibadah pada bulan Ramadhan dilipatgandakan pahalanya, tetapi juga membawa kebersamaan lebih erat dengan keluarga dan sesama muslim. Tradisi berbuka bersama kerabat, membantu bagi mereka yang membutuhkan serta berbagi kebahagiaan dengan orang-orang sekitar menjadi momen-momen yang dirindukan dan umumnya dilakukan pada bulan Ramadhan yang penuh berkah.
Sekurang-kurangnya ada empat poin yang menjadi catatan dan wajib diimplementasikan apa yang telah diterapkan selama bulan suci ramadhan dan tetap dipertahankan keberlanjutannya. Catatan tersebut meliputi :
1. Menjaga Konsistensi Ibadah
Ramadhan selalu menjadi ajang bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas ibadah, dimana shalat fardhu (wajib) lebih terjaga dan tepat waktu serta shalat sunnah lebih diperbanyak. Dilanjutkan baca al-qur’an lebih sering bahkan tidak tinggal satu malam pun dan ada yang khatam beberapa kali serta direnungkan maknanya sehingga baca ayat-ayat suci alquran telah menjadi kebutuhan pribadi. Setelah ramadhan ada tantangan besar bagi kita untuk tetap menjaga konsistensi tersebut agar tidak secara perlahan meninggalkan kebiasaan baik yang telah terbagun selama bulan ramdhan penuh berkah karena kesibukan rutinitas sehari-hari.
Agar ibadah tetap terjaga secara konsisten sebagaimana yang telah diterapkan selama bulan suci Ramadhan, maka setiap umat muslim harus menetapkan target agar shalat wajib tepat waktu dan baca al-qur’an juga harus ada setiap hari bahkan harus bisa minimal satu hari satu juz. Demikian pula dengan shalat sunnah , puasa sunnah, serta ibadah lainnya yang bisa terus dilakukan agar keberkahan ramdhan terasa sepanjang tahun.
2. Mengamalkan Nilai-Nilai Ramadhan dalam Kehidupan sehari-hari
Ramadhan bukan hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih kesabaran, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama. Salah satu pelajaran berharga yang bisa diambil dari bulan suci Ramadhan yaitu memperbanyak sedekah dan membantu mereka yang membutuhkan.
Sedekah yang kita berikan kepada yang sangat membutuhkan akan dibalas oleh Allah SWT dengan yang lebih lagi dari sisi yang tidak kita ketahui. Maka setelah Ramadhan semangat berbagi itu tidak boleh luntur oleh waktu namun teruslah berkontribusi dalam kehidupan sosial, baik melalui sedekah maupun melalui kebaikan dalam bentuk lain.
Selain itu, ramadhan juga mengajarkan kita untuk menjaga lisan dan hati dari hal-hal yang tidak baik. Menjaga diri dari perkataan yang menyakiti orang lain, menghindari gosip dan berusaha lebih sabar dalam menghadapi berbagai ujian hidup merupakan kebiasaan baik yang harus dipertahankan. Dengan demikian keberkahan ramadhan tetap terjaga dan terasa meskipun bulan itu telah berlalu.
3. Menghadapi Godaan Pasca Ramadhan
Setelah ramadhan godaan untuk kembali ke kebiasaan lama pasti akan kuat yang dimulai terlambat atau lalai untuk shalat berjamaah karena dipengaruhi kesibukan sehingga menunda-nunda ibadah seperti kebiasaan buruk sebelumnya. Disini seharusnya ada kekuatan hati yang memiliki kesadaran diri dan terus mengingat tujuan utama dari ibadah yang dilakukan merupakan kewajiban setiap muslim hidup di dunia. Ibadah yang tepat dan benar serta tepat waktu sebagaimana tuntunan nabi Muhammad SAW adalah cara untuk menuju surganya Allah di hari akhir nanti.
Adapun salah cara untuk tetap istiqamah, adalah berkumpul dalam lingkungan yang baik dan meninggalkan pergaulan nongkrong yang melalaikan ibadah serta selalu berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki semangat keislaman yang tinggi. Apabila telah merubah cara pergaulan akan membantu dalam menjaga komitmen beribadah karena senantiasa dalam mengikuti kajian keislaman dan memiliki sahabat yang saling mengingatkan dalam kebaikan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.