Aceh Barat Daya

Nur Hawati, Anak Yatim Kurang Mampu Asal Abdya Lulus Jalur Prestasi di USK, Ingin Menjadi Hakim

“Saya ingin sekali menjadi hakim. Itu cita-cita saya, saya ingin berbuat untuk masyarakat dan negara,” kata Nur optimis.

Editor: Nur Nihayati
For Serambinews.com
Nur Hawati (kanan) bersama ibunya, Rismawati (kiri). 

Sejak kepergian ayahnya, Nur dirawat oleh ibunya dengan penuh kasih sayang. Apalgi kondisi Rismawati masih muda dan sanggup bekerja keras.

“Ibu selalu memberikan semangat agar saya terus belajar dan menjadi orang sukses.

Perjuangan beliau sungguh luar biasa, tidak bisa dibandingkan dengan apapun,” ujar Nur.

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, kata Nur, ibunya bekerja serabutan.

Kecuali pada musim panen padi, lebih fokus membantu petani mengangkat padi yang sudah di potong menggunakan alat tradisional.

“Itu pekerjaan ibu. Selain itu, kami juga mendapatkan bantuan pemerintah karena saya anak yatim,” tuturnya.

Kini, kondisi tubuh Rismawati tidak lagi kuat, bahkan ia sudah mengalami sakit gula (DM).

Kalau penyakitnya kambuh, hanya bisa beristirahat di rumah.

“Kondisi ibu sudah terkena sakit gula, kalau sudah kambuh beliau tidak bisa bekerja.

Maka keinginan saya untuk kuliah sangat kuat, saya ingin sukses, bahagiakan ibu, dan mengangkat derajat keluarga saya,” ucap Nur dengan nada terbata-bata.

Nur sangat ingin menjadi hakim. Cita-cita itu sudah lama ia pendam.

Maka, pada jalur SNBP ini, ia tidak ragu memilih jurusan hukum di FH USK. 

“Saya ingin sekali menjadi hakim. Itu cita-cita saya, saya ingin berbuat untuk masyarakat dan negara,” kata Nur optimis.

Sementara itu Plt Kepala SMA Negeri 1 Abdya, Lisa Suriaty menyebutkan, Nur Hawati merupakan anak berprestasi dan masuk peringkat 10 besar.

“Dia eligible (memenuhi syarat) SNBP, tentu masuk ke dalam peringkat 10 besar.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved