Konflik Palestina vs Israel

Hamas Tolak Proposal Terbaru Gencatan Senjata Israel, Desak Setop Permanen Perang Gaza

Kelompok Hamas menolak proposal terbaru Israel untuk gencatan senjata selama 45 hari di Jalur Gaza.

Editor: Faisal Zamzami
Telegram/Brigade Al-Qassam
PEMBEBASAN SANDERA - Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer gerakan Hamas) pada Minggu (23/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam memamerkan senjata selama pertukaran tahanan gelombang ke-7 di Jalur Gaza pada Sabtu (22/2/2025). Pada Selasa (4/3/2025) Hamas menolak tuntutan Israel untuk demiliterisasi penuh di Jalur Gaza. 

Gencatan senjata sebelumnya, yang dimulai pada 19 Januari, telah mengakibatkan pembebasan 33 sandera dengan imbalan sekitar 1.800 tahanan Palestina, namun perjanjian itu runtuh dua bulan kemudian.

Usulan terbaru juga mengatur agar setiap pembebasan sandera dilakukan secara pribadi, yang berbeda dengan pembebasan sebelumnya yang melibatkan upacara publik di Gaza dan menuai kritik dari pihak Israel.

Bagaimana proses pembebasan sandera akan dilakukan?

Usulan Israel mencakup jadwal pembebasan sandera.

Pada hari pertama gencatan senjata, Hamas diharapkan membebaskan sandera Israel-Amerika bernama Edan Alexander sebagai "isyarat niat baik".

Alexander merupakan satu-satunya sandera yang masih hidup dengan kewarganegaraan AS.

Pada hari kedua, Hamas akan menukar lima sandera lainnya dengan 66 tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup di penjara Israel, serta 611 warga Gaza yang ditahan selama konflik ini.

Pembicaraan mengenai keadaan setelah perang diharapkan dimulai pada hari ketiga, mencakup isu-isu seperti pelucutan senjata Hamas dan faksi-faksi Palestina lainnya.


Hamas tetap tegas dengan posisi mereka, menyatakan bahwa mempertahankan persenjataan adalah garis merah.

Di minggu kedua gencatan senjata, Hamas direncanakan akan membebaskan empat sandera lagi dengan imbalan 54 tahanan Palestina dan 500 tahanan Gaza lainnya.

Selain itu, lembaga penyiaran publik Israel, Kan 11, melaporkan usulan ini juga mewajibkan Hamas untuk membebaskan jenazah 16 sandera pada hari ke-20 gencatan senjata.

Baca juga: Israel Minta Gencatan Senjata, Hamas Menolak! Tawaran 45 Hari Disebut “Kedok Politik”

Serangan terus berlanjut di tengah kebuntuan

Di tengah kebuntuan diplomasi, kekerasan di Gaza terus berlangsung.

Serangan udara Israel kembali menghantam tenda-tenda pengungsi di Khan Younis—wilayah yang sebelumnya dinyatakan sebagai zona aman oleh Israel—dan menewaskan 16 orang. Korban tewas mayoritas merupakan perempuan dan anak-anak.

Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan, sejak serangan kembali digencarkan pada awal Maret 2025, lebih dari 1.691 orang tewas.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved