Chat GPT

“Tolong” dan “Terima Kasih” Bikin Boros! ChatGPT Ternyata Mahal Kalau Kamu Sopan

 Menurut Altman, kebiasaan sopan ini menyebabkan biaya listrik yang sangat besar, karena setiap kata tambahan tetap memerlukan proses komputasi yang

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
Deutsche Welle
Ilustrasi Open AI-Kebiasaan sopan ke Chat GPTmenyebabkan biaya listrik yang sangat besar 

 

“Tolong” dan “Terima Kasih” Bikin Boros! ChatGPT Ternyata Mahal Kalau Kamu Sopan


SERAMBINEWS.COM- CEO OpenAI, Sam Altman, baru-baru ini mengungkapkan fakta menarik,  Menurut Altman, kebiasaan sopan ini menyebabkan biaya listrik yang sangat besar, karena setiap kata tambahan tetap memerlukan proses komputasi yang rumit dan intensif energi.

 Menurut Altman, kebiasaan sopan ini menyebabkan biaya listrik yang sangat besar, karena setiap kata tambahan tetap memerlukan proses komputasi yang rumit dan intensif energi.

Dilansir dari New York Post (22/4/2025), Altman mengungkapkan hal ini dalam sebuah balasan di media sosial X (dulu Twitter), saat seorang pengguna bertanya tentang biaya tersembunyi dari interaksi sopan terhadap AI, terutama untuk sistem seperti ChatGPT. 

Altman menjawab santai tapi serius, mengatakan bahwa “kerugiannya mencapai puluhan juta dolar, tapi digunakan dengan baik,” dan menambahkan dengan sedikit misterius, “Kita tidak pernah tahu.”

Baca juga: Polisi Manusia Bakal Diganti Polisi Robot AI: Lebih Cerdas, Bisa Kerja 24 Jam dan Kenali Orang Jahat

Kenapa Mahal?

ChatGPT bukan sekadar chatbot biasa.

Ia dibangun di atas model bahasa besar (Large Language Model/LLM) yang memerlukan infrastruktur komputasi super canggih.

 Untuk menjalankan satu model seperti ini, diperlukan ribuan GPU (unit pemrosesan grafis) berperforma tinggi yang bisa bekerja secara paralel.

GPU ini digunakan untuk menafsirkan perintah pengguna dan menghasilkan respons dalam hitungan detik.

Namun, agar semua itu berjalan lancar, pusat data raksasa harus terus-menerus aktif dan mengonsumsi listrik dalam jumlah besar.

Menurut para peneliti, satu respons sederhana dari AI seperti menulis email atau satu paragraf pendek dapat menghabiskan sekitar 0,14 kilowatt-jam (kWh).

setara dengan menyalakan 14 lampu LED selama satu jam.

Jika hal itu dilakukan miliaran kali setiap hari oleh jutaan pengguna di seluruh dunia, maka total konsumsi energi yang dibutuhkan akan sangat besar.

Faktanya, pusat data saat ini menyumbang sekitar 2 persen dari total konsumsi listrik global.

Dan dengan berkembangnya teknologi AI generatif seperti ChatGPT, para ahli memperingatkan bahwa angka ini bisa meningkat drastis dalam beberapa tahun ke depan.

Apakah Kesopanan Tetap Penting?

Meski terdengar sepele, banyak ahli meyakini bahwa bersikap sopan kepada AI tetap penting dan membawa dampak nyata pada kualitas interaksi.

Kurtis Beavers, Direktur Tim Desain Microsoft Copilot, bahkan secara terbuka mendorong penggunaan bahasa sopan saat berinteraksi dengan AI.

 Ia mengatakan, “Permintaan yang sopan membantu menghasilkan keluaran yang sopan dan kolaboratif.”

Menurut Beavers, nada perintah pengguna sangat memengaruhi cara AI membalas.

 Jika pengguna bersikap sopan, kemungkinan besar AI akan membalas dengan cara yang juga sopan, ramah, dan profesional.

Hal ini juga ditegaskan oleh Microsoft WorkLab, sebuah publikasi digital resmi milik Microsoft yang membahas integrasi AI dalam dunia kerja.

Dalam salah satu artikelnya, mereka menulis:


“Ketika pengguna menunjukkan kesopanan, kemungkinan besar AI akan bersikap sopan pula.”


Kesopanan terhadap AI ternyata bukan sekadar ide unik.

Sebuah survei pada tahun 2024 menunjukkan bahwa sekitar 67 persen pengguna di Amerika secara teratur menggunakan bahasa sopan seperti “tolong” dan “terima kasih” saat berbicara dengan chatbot.

Dari kelompok tersebut, 55 persen percaya bahwa bersikap sopan adalah hal yang benar secara etika, bahkan saat berbicara dengan mesin.

 Menariknya, 12 persen lainnya mengaku bahwa mereka bersikap sopan “sebagai asuransi kalau-kalau AI suatu hari memberontak.”

Meskipun biaya listrik dari ucapan-ucapan sopan mungkin terlihat besar dalam skala perusahaan seperti OpenAI, banyak orang tetap percaya bahwa kesopanan adalah bagian penting dari interaksi manusia bahkan dengan mesin.

Sam Altman sendiri tidak menyarankan pengguna untuk berhenti bersikap sopan.

Meskipun ia mengakui mahalnya biaya yang harus dikeluarkan, ia tetap menyebut biaya itu sebagai sesuatu yang “digunakan dengan baik.”

Baca juga: Gara-Gara Trump, Emas Meledak ke Level Tertinggi Sepanjang Masa!

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved