Konflik Israel dan Palestina

Upaya Gencatan Senjata Baru di Gaza, Kini Hamas Tunjukkan Sinyal Positif, Israel Masih Bungkam

 Selain itu, kesepakatan juga mencakup pembebasan semua sandera Israel yang masih ditahan oleh Hamas, dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina yang

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS/anadoulu agency
PENGUNGSI PALESTINA - Warga Palestina melanjutkan kehidupan sehari-hari mereka di tengah puing-puing bangunan yang hancur di Khan Yunis, Jalur Gaza selatan, meskipun serangan Israel sedang berlangsung di Gaza pada 21 Maret 2025. 

Pejabat Palestina yang terlibat dalam pembicaraan tersebut juga menyebutkan bahwa Hamas telah memberikan sinyal kesediaan untuk menyerahkan kendali pemerintahan di Gaza kepada entitas Palestina yang disepakati secara nasional maupun regional.

 Ini bisa berarti Otoritas Palestina (PA) yang saat ini berbasis di Tepi Barat, atau badan pemerintahan baru yang akan dibentuk.

Namun, Netanyahu secara tegas menolak kemungkinan PA kembali memerintah Gaza.

Gaza telah dikuasai oleh Hamas sejak tahun 2007, setelah mereka merebut kekuasaan dari PA dalam konflik internal berdarah.

Meski proses mediasi ini masih dalam tahap awal dan belum bisa dipastikan hasilnya, sumber tersebut menggambarkan bahwa upaya kali ini cukup serius.

 Ia juga menekankan bahwa Hamas menunjukkan "fleksibilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya", terutama dalam hal politik dan struktur pemerintahan.

Konflik terbaru ini berawal dari serangan besar-besaran Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan membawa 251 orang sebagai sandera ke Gaza.

Sebagai respons, Israel melancarkan serangan militer besar-besaran ke Gaza.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, hingga kini sekitar 51.240 warga Palestina telah tewas, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil.

Di tengah konflik yang masih berlangsung, Kedutaan Besar Palestina di Kairo telah meminta semua stafnya untuk pindah sementara ke kota Arish di Mesir, yang terletak di dekat perbatasan dengan Gaza.

Mereka sebelumnya bertugas mengatur evakuasi medis warga Gaza ke rumah sakit-rumah sakit di Mesir, serta membantu penyaluran bantuan kemanusiaan.

Langkah ini menunjukkan adanya kekhawatiran akan memburuknya situasi di lapangan.

Baca juga: Menlu Israel Ancam Prancis karena Berencana Akui Negara Palestina Bulan Depan

 (Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved