Perang Rusia Vs Ukraina

Ukraina tak jadi Masuk NATO, Rusia Sambut Baik dengan Usulan AS

Donald Trump, presiden AS, pernah mengatakan di masa lalu bahwa dukungan AS untuk aksesi Ukraina ke NATO adalah penyebab perang. Pada hari Minggu, Jen

Editor: Ansari Hasyim
Sputnik/Sergey Bobylev
PELUNCUR ROKET GANDA - Pasukan Rusia menembakkan peluncur roket ganda, BM-21 Grad ke arah posisi pasukan Ukraina di wilayah Kursk, Barat Daya Rusia. Kursk menjadi sasaran serangan Ukraiana untuk mengimbangi manuver pasukan Rusia di Sumy, Ukraina. 

Namun laporan media AS telah mengisyaratkan bahwa pemerintahan Trump sedang bersiap untuk menawarkan dua insentif besar kepada Moskow untuk menyetujui perdamaian secepat mungkin.

Selain menawarkan untuk melarang Ukraina bergabung dengan NATO, Trump dan timnya dilaporkan juga siap untuk mengakui kedaulatan Rusia atas Krimea, semenanjung Laut Hitam yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014.

Menurut Reuters, Tn. Peskov menolak untuk menanggapi pertanyaan tentang posisi AS di Krimea. "Upaya untuk menemukan penyelesaian damai tidak dapat dilakukan, dan tidak boleh dilakukan, di depan umum," katanya. "Itu harus dilakukan dengan cara yang benar-benar rahasia."

Pada hari Minggu larut malam, Trump memposting di situs web Truth Social miliknya bahwa ia berharap untuk mencapai kesepakatan pada akhir minggu.

Ini adalah pertama kalinya Trump berkomentar sejak Putin mengumumkan gencatan senjata pada hari Sabtu. Sehari sebelumnya, presiden AS mengancam akan meninggalkan perundingan damai "dalam waktu dekat" kecuali gencatan senjata ditengahi.

Sementara itu, Putin menandatangani undang-undang yang meratifikasi perjanjian kemitraan strategis dengan Iran, RIA, kantor berita negara Moskow, melaporkan pada hari Senin. 

Ia telah menandatangani pakta kemitraan strategis selama 20 tahun dengan mitranya dari Iran, Masoud Pezeshkian, pada bulan Januari.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved