Berita Aceh Tamiang

Jalan Poros Rusak Parah, Pelajar di Seruway Aceh Tamiang Mengungsi ke Rumah Family Agar Bisa Sekolah

Hal ini disebabkan jalan poros menuju sekolah mereka yang berada di Kampung Muka Sungaikuruk dan Kampung Pekanseruway, Aceh Tamiang, rusak parah.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/RAHMAD WIGUNA        
SYAIFUL BAHRI - Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang, Syaiful Bahri prihatin atas kondisi jalan di wilayah hilir yang mengharuskan pelajar mengungsi ke rumah family, jika ingin melanjutkan sekolah ke jenjang SMP dan SMA. 

Hal ini disebabkan jalan poros menuju sekolah mereka yang berada di Kampung Muka Sungaikuruk dan Kampung Pekanseruway, Aceh Tamiang, rusak parah.

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Pelajar di Kampung Pusungkapal, Seruway, Aceh Tamiang harus mengungsi ke rumah family atau saudara agar bisa melanjutkan sekolah tingkat SMP dan SMA.

Hal ini disebabkan jalan poros menuju sekolah mereka yang berada di Kampung Muka Sungaikuruk dan Kampung Pekanseruway, Aceh Tamiang, rusak parah.

Masyarakat di sana memastikan kalau jalan tersebut belum pernah tersentuh pengaspalan.

“Jalannya masih tanah, belum pernah diaspal. Bayangkan kalau musim hujan seperti apa kondisinya, semua kendaraan tidak bisa lewat,” kata Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang, Syaiful Bahri, Minggu (27/4/2025).

Informasi tentang buruknya infrastruktur di Pusungkapal diterima Syaiful ketika melakukan reses. Baginya keluhan ini wajar, terlebih jalan poros itu sebagai akses utama perekonomian dan pendidikan.

“Ternyata anak-anak di sana kalau mau melanjutkan SMP dan SMA harus mengungsi ke rumah saudaranya di Muka Sungaikuruk dan di Pekan seruway, jaraknya kurang lebih 3 kilometer,” jelasnya.

Baca juga: 3 Anggota Satuan Remaja Malam di Banda Aceh Diciduk Saat Ingin Tawuran, Kedapatan Bawa Samurai

Dari penelusurannya, usulan perbaikan jalan itu selalu dibahas melalui Musrenbang.

Namun sejauh ini usulan masyarakat itu tidak pernah terealisasi, sehingga masyarakat Pusungkapal tertinggal secara ekonomi dan pendidikan.

Diakui Syaiful banyak hal baru yang ia temui melalui reses. Informasi ini terhimpun utuh karena setiap reses dia selalu melibatkan elemen masyarakat, seluruh kepala desa (datok penghulu) dan Camat. 

“Ternyata kondisi jalan yang tidak tersentuh pembangunan bukan hanya di Pusungkapal, saya menerima laporan juga kalau kondisi serupa ada di Kampung Sukaramai II,” ujarnya.

Kerusakan jalan di Sukaramai II justru lebih panjang karena mencapai 10 kilometer.

Sedikit yang membedakan, jalan ini dulunya pernah diaspal melalui program AMD (Abri Masuk Desa) di tahun 1980-an.

Baca juga: Peringati Hari Buruh, Serikat Pekerja di Aceh Bakal Gelar Aksi Damai Tuntut Kesejahteraan

“Makanya warga di sana menyebutnya Jalan AMD, sejak diaspal AMD sampai sekarang tidak pernah diaspal lagi,” kata Syaiful.

Syaiful menyadari posisinya sebagai anggota DPRK Aceh Tamiang terbatas karena eksekusi anggaran merupakan wewenang eksekutif.

Namun dia memastikan berjuang keras agar masalah buruknya kualitas jalan di dua kampung itu menjadi prioritas pemerintah daerah. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved