Internasional

Israel Gempur Suriah demi Lindungi Druze, Ketegangan Memuncak di Dekat Damaskus!

“Pada saat yang sama, sebuah pesan disampaikan kepada rezim Suriah - Israel mengharapkan rezim tersebut bertindak untuk mencegah terjadinya bahaya ter

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
Reuters
Israel telah melakukan serangan militer di wilayah Suriah untuk melindungi komunitas Druze, di dekat ibu kota Damaskus pada Rabu (30/4/2025). Kendaraan militer Israel melintas di dekat garis gencatan senjata antara Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel dan Syria, seperti yang terlihat dari Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan, 15 Desember 2024. 

Israel Gempur Suriah demi Lindungi Druze, Ketegangan Memuncak di Dekat Damaskus!

SERAMBINEWS.COM – Israel mengumumkan bahwa pihaknya telah melakukan serangan militer di wilayah Suriah untuk melindungi komunitas Druze, sebuah kelompok minoritas keagamaan, setelah terjadi kekerasan sektarian mematikan di dekat ibu kota Damaskus pada Rabu (30/4/2025). 

Serangan ini menandai pertama kalinya Israel secara terbuka mengintervensi konflik Suriah demi mendukung Druze sejak penggulingan Presiden Bashar al-Assad pada Desember lalu.

Dalam pernyataannya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersama Menteri Pertahanan Yoav Gallant menyebut bahwa militer Israel telah melakukan “operasi peringatan dan menyerang kelompok ekstremis” yang terlibat dalam serangan terhadap komunitas Druze.

“Pada saat yang sama, sebuah pesan disampaikan kepada rezim Suriah - Israel mengharapkan rezim tersebut bertindak untuk mencegah terjadinya bahaya terhadap Druze,” ujar mereka.

Serangan Israel itu menggunakan pesawat tak berawak (drone) dan dikabarkan menargetkan pasukan keamanan pemerintah Suriah di kota Sahnaya, pinggiran Damaskus yang mayoritas penduduknya berasal dari komunitas Druze

Sumber dari Kementerian Dalam Negeri Suriah mengonfirmasi kepada Reuters bahwa satu anggota pasukan keamanan tewas dalam serangan tersebut.

Baca juga: Trump Rayakan 100 Hari Masa Jabatan, Serang Lawan Politik dan Puji Revolusi Akal Sehat

Kementerian Luar Negeri Suriah menanggapi serangan itu dengan menolak segala bentuk campur tangan asing.

Meski tidak menyebut nama Israel secara langsung, mereka menegaskan bahwa Suriah berkomitmen untuk melindungi seluruh rakyatnya, termasuk “sekte Druze yang mulia.”

Kekerasan sektarian ini bermula pada Selasa (29/4/2025) di daerah Jaramana, wilayah yang juga dihuni mayoritas komunitas Druze.

Ketegangan memuncak setelah beredar rekaman suara yang menghina Nabi Muhammad, yang diduga dibuat oleh seorang anggota komunitas Druze.

Rekaman itu menyulut kemarahan kelompok Sunni ekstremis, dan memicu bentrokan bersenjata antara dua kelompok tersebut.

Lebih dari 12 orang dilaporkan tewas pada hari pertama, dan kekerasan meluas ke wilayah Sahnaya pada Rabu, menyebabkan sedikitnya 22 orang tewas, termasuk 16 pasukan pemerintah dan 6 pejuang Druze, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Baca juga: Pejabat Israel Klaim Israel Akan Dilanda Kebakaran Besar, Lebih Parah dari Kebakaran Los Angeles

“Kami sangat panik dan takut karena penembakan tanpa pandang bulu, yang memaksa sebagian besar dari kami untuk tetap tinggal di dalam rumah,” kata Elias Hanna, warga lokal dari Sahnaya.


“Kami khawatir pembantaian di pesisir akan terulang kembali terhadap kaum Druze di sini,” tambahnya, merujuk pada insiden berdarah terhadap kelompok minoritas sebelumnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved