Internasional

Israel Gempur Suriah demi Lindungi Druze, Ketegangan Memuncak di Dekat Damaskus!

“Pada saat yang sama, sebuah pesan disampaikan kepada rezim Suriah - Israel mengharapkan rezim tersebut bertindak untuk mencegah terjadinya bahaya ter

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
Reuters
Israel telah melakukan serangan militer di wilayah Suriah untuk melindungi komunitas Druze, di dekat ibu kota Damaskus pada Rabu (30/4/2025). Kendaraan militer Israel melintas di dekat garis gencatan senjata antara Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel dan Syria, seperti yang terlihat dari Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan, 15 Desember 2024. 


Direktur keamanan untuk pedesaan Damaskus mengatakan bahwa gencatan senjata telah dicapai di Jaramana, namun serangan terus berlanjut di Sahnaya, menyebabkan belasan korban jiwa dari pihak pemerintah.

Sumber keamanan menyebut bahwa ratusan pasukan dari Kementerian Dalam Negeri telah dikerahkan untuk mengamankan wilayah tersebut, bekerja sama dengan para tetua Druze setempat.

 Pada Kamis pagi, kondisi mulai mereda, namun tembakan sporadis masih terdengar di beberapa sudut kota.

Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Geir Pedersen, menyatakan keprihatinan yang mendalam atas kekerasan ini.

“Kami sangat prihatin dengan situasi di Suriah, terutama di pinggiran Damaskus dan wilayah Homs,” ujar pernyataan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Baca juga: Gara-Gara Trump, Emas Meledak ke Level Tertinggi Sepanjang Masa!


Ia mendesak semua pihak untuk segera melindungi warga sipil dan mencegah konflik sektarian makin meluas.


Israel, yang memiliki populasi Druze sekitar 24.000 orang di Dataran Tinggi Golan, wilayah yang direbut dari Suriah pada 1967 dan dianeksasi pada 1981, telah lama mengklaim komitmen terhadap perlindungan komunitas ini.

“Kami memantau dengan seksama perkembangan di Suriah dan terus berkomunikasi dengan otoritas Israel,” ujar Sheikh Muwafaq Tarif, pemimpin spiritual komunitas Druze di Israel.


Pemerintah Israel juga mengonfirmasi bahwa mereka telah mengevakuasi tiga warga Druze dari Suriah untuk mendapatkan perawatan medis di rumah sakit Israel.

Setelah penggulingan Assad, Israel telah memperluas wilayah pengaruhnya di barat daya Suriah.

 Mereka melobi AS agar Suriah tetap lemah, dan menyerang infrastruktur militer Suriah untuk mencegah kebangkitan kembali loyalis Assad atau perluasan pengaruh Iran.

Sementara itu, Presiden sementara Suriah saat ini, Ahmed al-Sharaa, yang merupakan mantan komandan al-Qaeda, mengklaim bahwa pemerintah barunya akan inklusif.

Namun, banyak kalangan minoritas seperti Druze dan Alawi tidak mempercayainya, apalagi setelah insiden pembantaian ratusan warga Alawi pada Maret lalu.

“Pertumpahan darah antarwarga Suriah dilarang,” tegas Sheikh Osama al-Rifai, Mufti Besar Suriah, yang menyerukan perdamaian di tengah konflik yang terus memburuk.

Baca juga: Harga Emas Kian Melemah! Efek Dolar Menguat, Pasar Cemas Tunggu Langkah The Fed!

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved