Berita Bireuen

Janda Garot Peudada Bireuen Ini Dapat Rumah Bantuan dari Dana Desa Rp 70 Juta, Mulai Dibangun

Mulainya pembangunan rumah ini ditandai peletakan batu pertama, Selasa (6/5/2025) oleh Camat Peudada, Erry Seprinaldi SSTP MSi, bersama Keuchik Faizin

|
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Mursal Ismail
SERAMBI/YUSMANDIN IDRIS
PEMBANGUNAN RUMAH - Camat Peudada bersama perangkat Desa Garot, Peudada, Bireuen, Selasa (6/5/2025) melakukan peletakan batu pertama dan peusijuek pembangunan rumah duafa di desa tersebut menggunakan dana desa setempat. 

Mulainya pembangunan rumah ini ditandai peletakan batu pertama, Selasa (6/5/2025) oleh Camat Peudada, Erry Seprinaldi SSTP MSi, bersama Keuchik Faizin, Imum Desa Tgk Muslim, dan perangkat desa lainnya. 

Laporan Yusmandin Idris | Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Nurlaila (55), janda kurang mampu di Desa Garot, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, dalam waktu dekat akan menempati rumah baru. 

Pasalnya, rumah layak huni untuknya yang menggunakan bantuan Dana Desa (DD) setempat sudah mulai dibangun. 

Mulainya pembangunan rumah ini ditandai peletakan batu pertama, Selasa (6/5/2025) oleh Camat Peudada, Erry Seprinaldi SSTP MSi, bersama Keuchik Faizin, Imum Desa Tgk Muslim, dan perangkat desa lainnya. 

Prosesi tersebut turut disertai dengan tradisi peusijuek dan disambut dengan wajah ceria Nurlaila.

Rumah yang saat ini masih ditempati Nurlaila merupakan peninggalan almarhum suaminya dan sudah tidak layak huni.

Dalam rumah tersebut tinggal tiga kepala keluarga, yakni Nurlaila bersama seorang anaknya, Idarwan dengan empat tanggungan, serta Fakhruddin bersama tiga tanggungan lainnya.

Baca juga: Azwani, Kepala SDN 18 Peusangan Bireuen Raih Juara 1 Ajang Sekolah Inovasi, Berawal Sebagai Honorer 

Pantauan Serambinews.com, kondisi rumah yang dibangun pada 1988 itu sangat memprihatinkan.

Dinding rumah terbuat dari papan yang sebagian telah dimakan rayap dan bagian lain menggunakan tripleks yang sudah mengelupas.

Ventilasi atau tolak angin yang sudah rusak bahkan diganti dengan plastik. Lantai dalam rumah sebagian sudah rusak, dan dapur menyatu dengan ruang tidur.

Meski dalam kondisi serba terbatas, Nurlaila tetap menyambut para tamu dengan menyediakan kopi dan bulukat (ketan) sebagai bentuk rasa syukur atas bantuan yang diterimanya.

“Rumah ini peninggalan almarhum suami saya dan sudah rusak parah. Kami menempatinya bersama anak dan menantu.

Alhamdulillah rumah baru sedang dibangun dengan dana desa,” ujar Nurlaila.

Baca juga: 393 Gampong di Pidie belum Ajukan Pencairan Dana Desa, Ini Batas Tahap I, Ada yang Berpotensi Gagal

Ia juga menyebut bahwa di desanya masih ada beberapa warga lain yang menempati rumah tidak layak huni. “Mungkin rumah kami yang paling parah, makanya diprioritaskan,” ujarnya lirih.

Keuchik Desa Garot, Faizin, menjelaskan bahwa pembangunan rumah untuk Nurlaila adalah hasil musyawarah desa tahun ini, dengan anggaran sebesar Rp 70 juta dari Dana Desa.

Sementara itu, masih ada lima warga lain yang tinggal di rumah tidak layak huni, yaitu A Hamid, Marbawi, Abdullah Umar, Abdullah Abubakar, dan Nurmasyitah.

“Tahun ini dana hanya cukup untuk membangun satu unit rumah. Kami berharap ada bantuan dari berbagai pihak untuk membantu warga lainnya,” kata Faizin.

Desa Garot memiliki lebih dari 670 jiwa penduduk. Sebagian besar warganya bermata pencaharian sebagai buruh tani, meskipun desa ini tidak memiliki lahan sawah sendiri.

Secara geografis, Desa Garot berbatasan dengan Desa Jabet dan Blang Beururu di sebelah barat, Meunasah Baroh di timur, Blang Kubu di utara, dan Ara Bungong di selatan. (*)

Baca juga: Dinas Perpustakaan dan Arsip Nagan Gelar Bimtek Membaca Nyaring, Ini Pesan Wabup Raja Sayang

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved