Harga Emas

Harga Emas Terjun Bebas! Sinyal Damai Perang Dagang AS-Tiongkok Guncang Pasar Safe-Haven

 "Indeks dolar menguat karena pemerintahan Trump menggembar-gemborkan kemajuan dalam negosiasi perdagangan, dengan Tiongkok menyusul negosiasi selama

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
For Serambinews.com
HARGA EMAS - Harga emas mengalami penurunan cukup tajam pada hari Senin (12/5/2025). 

Harga Emas Terjun Bebas! Sinyal Damai Perang Dagang AS-Tiongkok Guncang Pasar Safe-Haven

SERAMBINEWS.COM-Harga emas mengalami penurunan cukup tajam pada hari Senin (12/5/2025).

Hal ini disebabkan karena pasar merespons kabar positif dari perundingan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

 Para investor mulai meninggalkan emas, yang selama ini dianggap sebagai aset safe-haven atau aset aman, dan beralih ke investasi yang dianggap lebih berisiko namun berpotensi menguntungkan.

Diolansir dari kantor berita Reuters (12/5/2025), pada pukul 02.33 waktu GMT, harga emas spot turun 1,4 persen menjadi $3.277,68 per ons, sementara harga emas berjangka AS juga turun lebih dalam, yaitu 1,9 persen menjadi $3.281,40 per ons.

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi turunnya harga emas adalah penguatan nilai dolar AS.

 "Indeks dolar menguat karena pemerintahan Trump menggembar-gemborkan kemajuan dalam negosiasi perdagangan, dengan Tiongkok menyusul negosiasi selama akhir pekan di Swiss yang membebani harga emas," ujar Jigar Trivedi, analis komoditas senior dari Reliance Securities.

Baca juga: Kilau Emas Memudar! Harga Emas di Langsa Terkoreksi, Berikut Daftar Harga per 9 Mei 2025

Perundingan antara AS dan Tiongkok yang berlangsung selama akhir pekan di Swiss berakhir dengan hasil yang cukup menggembirakan.

 Pejabat dari kedua negara menyatakan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan penting.

Dari pihak AS, mereka menyebutkan bahwa ada kemajuan nyata untuk mengurangi defisit perdagangan, sementara Wakil Perdana Menteri Tiongkok, He Lifeng, mengatakan bahwa akan ada pernyataan bersama yang dirilis di Jenewa pada hari Senin.

Sebelumnya, AS dan Tiongkok telah saling memberlakukan tarif impor, yang memicu kekhawatiran global akan terjadinya perang dagang dan bahkan bisa memicu resesi ekonomi dunia.

Namun, setelah muncul kabar positif dari negosiasi ini, pasar menjadi lebih tenang dan para investor mulai berani mengambil risiko lagi.

Meski begitu, beberapa penasihat Presiden AS Donald Trump menyebutkan bahwa setelah negosiasi ini selesai, Amerika mungkin tetap akan menghadapi tarif yang lebih tinggi.

Ini menunjukkan bahwa meski ada kemajuan, masalah tarif belum sepenuhnya selesai.

Baca juga: Trump Guncang Hollywood! Film Luar Negeri Terancam Kena Tarif 100 Persen

Di sisi lain, emas biasanya naik nilainya ketika ada ketidakpastian politik atau ekonomi, serta saat suku bunga rendah. Namun sekarang, karena situasi dianggap sedikit lebih stabil, minat terhadap emas cenderung menurun.

Dari sisi kebijakan moneter, Presiden Federal Reserve Cleveland, Beth Hammack, menyatakan bahwa bank sentral AS masih perlu waktu untuk mengevaluasi dampak dari kebijakan Presiden Trump dan tarif yang berlaku sebelum mengambil langkah selanjutnya.

Para pelaku pasar juga menanti data penting seperti Indeks Harga Konsumen (IHK) yang akan dirilis pada hari Selasa, karena data tersebut bisa memberi petunjuk ke mana arah kebijakan suku bunga Fed ke depan.

Analis Jigar Trivedi memperkirakan bahwa dalam waktu dekat harga emas bisa terus turun.

 "Dalam jangka pendek, emas kemungkinan akan terus menurun karena dolar dapat menguat dan di tengah berkurangnya risiko geopolitik, permintaan terhadap aset safe haven juga dapat turun, sehingga logam kuning tersebut dapat turun ke $3.200/oz dalam jangka pendek," ujarnya.

Sementara itu, logam mulia lainnya tidak mengalami pergerakan sebesar emas. Harga perak spot stabil di $32,70 per ons.

Platinum naik tipis 0,3 persen menjadi $998,04, dan paladium juga mencatat kenaikan kecil sebesar 0,4 persen menjadi $979,73.

Baca juga: Gempar! Trump Janjikan Kesepakatan Dagang Raksasa, Dunia Tunggu Arah Baru Perdagangan Global

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved