Berita Sabang
Petani Sabang Desak Pemerintah Perketat Pengawasan Herbisida Oplosan
Ironisnya, produk-produk ini dikemas seolah bermerek ternama, namun hasilnya nihil lahan tetap diserbu gulma, dan petani makin tercekik.
Penulis: Aulia Prasetya | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Aulia Prasetya | Sabang
SERAMBINEWS.COM, SABANG - Petani di Kota Sabang, khususnya Gampong Batee Shok, Kecamatan Sukamakmue, mengeluhkan maraknya herbisida oplosan yang tak ampuh memberantas gulma namun dijual dengan harga tinggi.
Ironisnya, produk-produk ini dikemas seolah bermerek ternama, namun hasilnya nihil lahan tetap diserbu gulma, dan petani makin tercekik.
"Kami sudah habiskan banyak uang, tapi gulma tetap tumbuh. Ada yang bilang herbisidanya palsu atau sudah dioplos. Ini benar-benar merugikan," kata Tgk. H. Qamaruzzaman, S.Pd.I., M.Pd, mewakili para petani.
Fenomena ini semakin mengkhawatirkan, terlebih sejak makin banyak warga Sabang yang beralih ke pertanian akibat tekanan ekonomi.
Bertani menjadi pilihan realistis tanpa perlu ijazah tinggi cukup lahan, tekad, dan sedikit modal. Tapi apa daya, ketika sarana produksi justru menjerumuskan?
Baca juga: Syarikat Agam Inong Sabang Gagas Historical Camp untuk Dongkrak Wisata Sejarah
Menurut Qamaruzzaman, jika pemerintah sungguh serius mewujudkan kemandirian pangan nasional, maka pengawasan terhadap mutu sarana pertanian terutama herbisida tidak bisa lagi setengah hati.
"Jangan hanya bangga dengan jargon swasembada di media sosial. Kami butuh langkah nyata di lapangan," tegasnya.
Para petani mendesak pemerintah dan lembaga terkait untuk segera : Mengawasi ketat jalur distribusi herbisida, mewajibkan uji mutu dan sertifikasi produk,
Kemudian menyalurkan bantuan herbisida asli dan berkualitas, mengkaji dampak jangka panjang herbisida terhadap tanah dan tanaman, serta memberikan edukasi bagi petani agar bisa membedakan produk asli dan oplosan.
Baca juga: Siswa Gelar Perpisahan di Tempat Dugem, Sekolah Minta Polisi Berjaga-jaga, Kepsek: Berjalan Lancar
"Kami tak menuntut banyak. Cukup lindungi kami dari produk palsu, dan bantu kami menjaga kesuburan tanah serta hasil panen yang sehat," tambahnya.
Ini bukan sekadar keluhan, melainkan suara dari garda terdepan ketahanan pangan Indonesia. Pemerintah dan seluruh pemangku kebijakan diminta tidak menutup mata.
Jika tak segera ditindak, kondisi ini akan memperparah beban petani kecil yang menggantungkan hidup pada tanah dan kepercayaan mereka pada negara.
Baca juga: Roy Suryo Dapat Ijazah Jokowi dari Medsos, Ahli Forensik: Hasil Fotokopi, Scan Tidak Bisa Diperiksa
Polres Sabang Simulasi Sispam Mako dan Sispam Kota, Antisipasi Perkembangan Kamtibmas Nasional 2025 |
![]() |
---|
Gerakan Pangan Murah Digelar di Sabang, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan |
![]() |
---|
Sabang Musnahkan Obat Kedaluwarsa Senilai Rp 2,3 Miliar |
![]() |
---|
Wakil DPRK Sabang: BPKS Harus Jadi Manfaat, Bukan Konflik |
![]() |
---|
Jadwal Kapal Feri Banda Aceh–Sabang Sepekan ke Depan Mulai Besok, 29 Agustus Hingga 3 September 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.