Kajian Islam

Ini Amalan di Bulan Dzulhijjah Bagi yang Tidak Berhaji

“Niat itu juga harus ditunjukkan dengan kesungguhan menyiapkan dari ketiga aspek utama dari kemampuannya, menyiapkan yaitu ilmu, fisik dan ekonomi,”

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
TribunStyle Sumber: dailymoeslim, binamasyarakat
BULAN DZULHIJJAH - Bulan Dzulhijjah merupakan waktu yang istimewa dalam Islam, khususnya 10 hari pertama yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah. Bagi yang belum mendapat kesempatan berhaji, Tgk Burhanuddin, menyampaikan bahwa masih banyak amalan mulia yang bisa dilakukan dan mendatangkan pahala besar. 

Bagi yang belum mendapat kesempatan berhaji, Tgk Burhanuddin, menyampaikan bahwa masih banyak amalan mulia yang bisa dilakukan dan mendatangkan pahala besar.

SERAMBINEWS.COM - Bulan Dzulhijjah merupakan waktu yang istimewa dalam Islam, khususnya 10 hari pertama yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah.

Bagi yang belum mendapat kesempatan berhaji, Tgk Burhanuddin, menyampaikan bahwa masih banyak amalan mulia yang bisa dilakukan dan mendatangkan pahala besar.

Bahkan sebanding dengan ibadah haji. Di antaranya adalah bertaubat, puasa 1–9 Dzulhijjah (terutama puasa Arafah), shalat sunnah Syuruq, memperbanyak takbir dan dzikir, menjaga shalat Jumat, serta melaksanakan kurban bagi yang mampu.

Momentum Dzulhijjah ini hendaknya dimanfaatkan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, baik oleh yang berhaji maupun yang belum.

Seperti diketahui, Bulan Dzulhijjah merupakan satu dari empat bulan Haram yang Allah sebutkan dengan istilah Asyhurul Hurum.

Bulan Dzulhijjah juga dikenal dengan bulan yang di dalamnya terdapat amalan mulia di antaranya adalah ibadah haji.

Baca juga: Ustadz Abdul Somad Jelaskan Hukum Berkurban untuk Orangtua yang Sudah Meninggal Berdasarkan Mazhab

Haji merupakan suatu ibadah yang membutuhkan kemampuan.

Ulama menjelaskan kemampuan untuk berhaji, berupa fisik, ilmu dan juga ekonomi, selain itu juga berhubungan dengan kesempatan waktu jika dilihat dari antrian "kursi/tiket" keberangkatan setiap tahunnya.

Dosen STAI Tgk Chik Pante Kulu, Tgk Burhanuddin SPdI MA, mengatakan, tidak semua orang dapat melaksanakan ibadah haji.

Namun bagi setiap muslim berkewajiban memiliki niat berhaji ke Baitullah.

“Niat itu juga harus ditunjukkan dengan kesungguhan menyiapkan dari ketiga aspek utama dari kemampuannya, menyiapkan yaitu ilmu, fisik dan ekonomi,”

“Karena dari sudut aqidah mereka yang berhaji merupakan orang yang dipanggil dan diizinkan Allah untuk berhaji,” ujarnya, Kamis (6/6/2024).

Baca juga: Bacaan Niat Menunaikan Kurban Lengkap Adab Saat Menyembelih Hewan Ternak saat Lebaran Haji

Bagi yang belum berkesempatan untuk berhaji, kata Tgk Burhanuddin, ajaran Islam telah menuntun umatnya agar juga beramal dengan amalan-amalan mulia di bulan Dzulhijjah ini.

Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah)” (HR Ahmad).

“Karena itu, di bulan Dzulhijjah ini pula kita sangat ditekankan untuk memperbanyak ibadah.

Di antara amal ibadah yang dapat dikerjakan, juga mendapat balasan di sisi Allah dengan balasan pahala seperti keutamaan ibadah haji maupun umrah, dan balasan ampunan dari Allah SWT,” ujarnya.

Tgk Burhanuddin menyebut, ada sejumlah amalan yang dapat dilakukan bagi mereka yang belum berkesempatan untuk berhaji.

Pertama ialah bertaubat, secara waktu bertaubat tidaklah harus menunggu bulan Dzulhijjah ini.

Baca juga: Sebentar Lagi Idul Adha 2025, Bolehkah Patungan Kambing atau Domba untuk Kurban? Ini Penjelasannya

“Namun diawal Dzulhijjah ini dapat dijadikan momentum untuk meninggalkan dosa-dosa dan meminta ampunan Allah SWT dengan bertaubat, memperbanyak istighfar, menjauhi maksiat, menyibukkan diri dengan ibadah dan amal kebaikan,” paparnya.

Kemudian puasa 1-9 Dzulhijjah berturut-turut atau boleh juga mengambil puasa pada 8-9 Dzulhijjah yang juga sering disebutkan dengan puasa tarwiyah dan Arafah.

Selanjutnya melaksanakan shalat sunnah Syuruq, yang harus diawali dengan shalat subuh berjamaah.

“Setelah shalat dilanjutkan dengan itikaf di masjid sambil berzikir hingga terbit matahari, tatkala matahari sudah terbit barulah shalat sunnah syuruq, yang pahalanya seperti melaksanakan ibadah haji dan umrah yang tammah (sempurna),” ujar Tgk Burhanuddin yang juga pengurus ISAD Aceh ini.

Amalan lainnya memperbanyak takbir dan dzikir, Ibnu ‘Abbas berkata, “Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10 hari pertama Dzulhijjah dan juga pada hari-hari tasyriq.” Lalu menjaga Shalat Jumat.

“Bagi yang belum mampu untuk berhaji, dan menjaga untuk tidak meninggalkannya tanpa udzur, maka ibadah shalat Jumat dianggap setara dengan ibadah haji.

Ini juga sering disebut sebagai hajinya orang fuqara walmasakin,” jelas Tgk Burhanuddin.

Baca juga: Idul Adha: Makna Lebaran Haji, Ibadah Kurban, dan Keutamaannya untuk Umat Islam

Selain itu, amalan lainnya ialah berkurban. Perintah berkurban hakikatnya adalah wajib bagi yang mampu.

Dengan berkurban, merupakan suatu bentuk kepatuhan dan ketaatan makhluk kepada Sang Pencipta.

“Barang siapa berkurban karena takwa kepada Allah, maka Allah akan menerima kurban tersebut menjadi amalan baik di sisi-Nya,”

“Semoga momentum bulan Dzulhijjah ini, kita dapat meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dan bagi yang berhaji mendapatkan pahala haji mabrur,” pungkasnya.

(Serambinews.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved