Kronologi Siswa SMA Taruna Nala Malang Dianiaya Senior, Mata Kanan Robek hingga Tubuh Memar
Tidak terima anaknya menjadi korban "tradisi warisan" di sekolah kesamaptaan, Joni, orang tua A memilih melapor ke Polres Malang Kota.
SERAMBINEWS.COM, SURABAYA - Kasus kekerasan Senior terhadap junior kembali terjadi.
Kali ini menimpa seorang siswa SMA Taruna Nala di Malang berinisial A menjadi korban kekerasan senior.
A dianiaya oleh dua pelaku siswa kelas XI.
Akibat kekerasan yang dilakukan 2 seniornya, A tidak hanya mengalami memar di bagian tubuh, tapi siswa kelas X ini juga terluka di bagian mata.
Sembilan jahitan harus dilakukan untuk meredam luka di bagian penting muka itu.
Mata kanan korban robek. Sementara bagian perut dan bagian tubuh yang lain juga memar.
Tidak terima anaknya menjadi korban "tradisi warisan" di sekolah kesamaptaan, Joni, orang tua A memilih melapor ke Polres Malang Kota.
"Saya bawa visum dan saya melapor agar menjadi pembelajaran bagi semua. Saya yakin sekolah juga sudah berbuat maksimal. Mari berbenah bersama," kata Joni didampingi pengacara, Wahyu Ongkowijoyo, Selasa (13/5/2025).
Pengacara yang tergabung dalam Aliansi Advokat Surabaya Raya (AASR) itu memberi dukungan penuh atas pengungkapan kasus kekerasan anak di sekolah Taruna Nala di Malang.
Perisitwa kekerasan dengan penganiayaan itu sebenarnya sudah terjadi pada 16 Juni 2024 lalu.
Namun orang tua geram karena hingga saat ini laporan ke Polres Malang belum tuntas. Joni menyerahkannya pada pengacara.
Baca juga: Oknum Polisi di Ternate Ngamuk dan Ancam Warga Pakai Pisau, Motif Sakit Hati Ibunya Dianiaya
Kronologi
Saat itu menjelang libur sekolah, siswa taruna ada kegiatan. Setelah mengepel asrama, salah satu senior SMA Taruna itu terjatuh.
Diduga dia jatuh sendiri. Bisa jadi terpeleset dan tersentuh pintu.
Senior ini merasa dipermalukan di hadapan junior. Joni yang mendapat cerita anaknya dan temannya menuduh ada yang mengerjai.
"Anak saya dipukul karena dianggap menjegal. Karena dekat lokasi jatuh, anak saya dipukuli saat itu juga," kata Joni yang akrab disapa Pak Benk.
Anaknya tidak melawan. Tiga jam kemudian, A dipanggil senior itu ke kamar. Namun korban menolak dan meminta Kakak Asuh untuk memberi saran. Bukan ke kamar senior tapi malah ke kakak asuh.
Teman senior pelaku merangsek ke kamar kakak asuh A.
Di kamar inilah, korban mendapat kekerasan berikutnya.
"Dan yang menjadi sasaran mata kanan anak saya," urai Joni.
Orang tua A tahu anaknya menjadi korban kekerasan melalui grup WA.
Tapi disebut terlibat pertikaian. Joni kaget anaknya yang relatif pendiam bertikai.
Akhirnya, Benk yang cemas menjemput ke sekolah. Tapi posisi A sudah di rumah sakit.
Setelah menunggu, orang tua korban berhasil menjemput anaknya dibawa pulang ke Surabaya.
"Sehari setelahnya, balik ke Malang. Orang tua dengan niatan baik dan demi kepentingan yang lebih besar melapor ke Polresta Malang. Di sinilah proses mediasi dilakukan. Namun orang tua tetap lurus penegakan hukum," kata Wahyu.
Sementara di sisi lain, pihak sekolah menindaklanjuti kekerasan yang terjadi di SMA Taruna Nala.
Wahyu menyebut bahwa dua pelaku adalah siswa kelas XI.
Dalam perkembangannya keduanya mendapat sanksi tegas. Kedua senior itu dikeluarkan.
Namun Wahyu mendesak ke Polres Malang Kota untuk menuntaskan proses hukum kekerasan di bawah umur.
Pihaknya juga meminta kantor pemerintah ikut memikirkan masa depan anak. Korban juga masih trauma.
Praktik bullying juga diharapkan diakhiri. Sebab A saat seleksi mayoret grup drum band SMA Taruna Nala itu alat dan baju disembunyikan.
"Kami menangkap ada keanehan. Sekitar 7 saksi kasus kekerasan yang sudah diperiksa Polresta tiba-tiba kompak mencabut keterangan. Apakah ada intervensi atau apa saya tidak tahu. Kami berbaik sangka saja. Kami mendesak Polresta mengusut tuntas," tandas Wahyu.
Baca juga: Detik-detik 3 Polisi di Muna Dianiaya 2 Oknum TNI dan Warga saat Malam Takbiran, Ini Pemicunya
Penjelasan Pihak Sekolah
Saat dikonfirmasi mengenai kasus ini, Kepala Sekolah SMA Taruna Nala Malang, Dr. Husnul Chotimah, M.Pd tidak banyak memberikan komentar.
Dia hanya menjelaskan, kalau kasus kekerasan ini sudah ditangani oleh Polresta Malang Kota.
"Ceritanya panjang,"
"Saat ini laporan sudah ditangani Polresta Malang Kota," tulisnya Kepala Sekolah, saat dihubungi Tribun Jatim Network melalui pesan singkat pada Selasa (13/5/2025) .
Menurut Husnul, kalau saat ini dirinya masih fokus untuk melayani perlombaan STCC Tk secara nasional di Batu.
A, yang menjadi korban dalam kasus korban kekerasan senior ini juga menjadi peserta dalam perlombaan tersebut.
Husnul memastikan, kalau korban A saat ini masih beraktivitas dengan baik di SMA Taruna Nala di Malang.
"Nanti bisa menemui saya pada 16 Mei 2025, karena saya masih fokus lomba STCC Tk Nasional di Batu,"
"Korban besok juga mau lomba,"
"Jadi mohon sabar, yang pasti korban masih beraktivitas dengan baik di sekolah," tegasnya.
Baca juga: 12 Kloter Jamaah Haji Embarkasi Aceh Siap Diberangkatkan, Ini Jadwal Lengkap dan Daftar Daerahnya!
Baca juga: Terungkap, Luna Maya Kenang Mendiang sang Ayah, Ditinggal saat Masih Berusia 12 Tahun
Baca juga: Istri Sekdes di Bone Bongkar Skandal Perselingkuhan Suami, Pilih Pulang Kampung Bersama 2 Anaknya
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com
Sosok Marsma TNI Fajar Adrianto, Meninggal Kecelakaan Pesawat di Bogor, Mantan Pilot F-16 |
![]() |
---|
4 Orang Satu Keluarga Tewas dalam Kebakaran Ruko di Pekanbaru |
![]() |
---|
Detik-detik Pesawat Latih Jatuh di Bogor, 1 Tewas dan 1 Kritis, Sempat Berputar-putar Terbang Miring |
![]() |
---|
Pasutri di Medan Dikeroyok Tiga Pria, Dipukul Pakai Besi, Dipicu Gadai Handphone |
![]() |
---|
Sosok Yunus, Pembunuh Siswi SMA Anggota Paskibra di Mandailing Natal, Istri Pelaku Hamil 7 Bulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.