Berita Bireuen

53 Guru SD & SMP di Bireuen Ikuti Bimtek Revitalisasi Bahasa Aceh, Agar Bahasa Daerah Ini Tak Hilang

Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai Rabu (14/5/2025), di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atau Disdikbud Bireuen.

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Mursal Ismail
SERAMBI/YUSMANDIN IDRIS
BAHASA ACEH – Sebanyak 53 guru SD dan SMP di Bireuen, Rabu (14/5/2025) mengikuti bimtek revitalisasi bahasa Aceh di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bireuen. 

Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai Rabu (14/5/2025), di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atau Disdikbud Bireuen.

Laporan Yusmandin Idris | Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Sebanyak 53 guru sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Bireuen mengikuti bimbingan teknis (bimtek) revitalisasi bahasa Aceh.

Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai Rabu (14/5/2025), di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atau Disdikbud Bireuen.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Aceh dan dibuka Kepala Disdikbud Bireuen, Dr Muslim, MSi.

Pantauan Serambinews.com, para guru terlihat antusias mengikuti kegiatan dengan menyimak pemaparan materi yang disampaikan dalam bahasa Aceh

Termasuk cerita rakyat yang ditampilkan melalui layar monitor lengkap dengan teks bahasa Aceh.

Koordinator panitia pelaksana, Helmi Fuad, mengatakan bahwa para peserta merupakan guru utama program revitalisasi bahasa daerah Aceh di Bireuen.

Baca juga: Kadispora Ingatkan Peserta Banda Aceh Run 8,20 K Taat Norma, Reza: Runners Harus Pakai Outfit Sopan 

Setelah pelatihan, mereka diharapkan mengimbaskan materi kepada rekan guru di sekolah masing-masing, sebelum akhirnya diajarkan kepada peserta didik.

“Peserta didik tidak perlu dipaksa. Siapa yang berminat, itu yang difasilitasi,” ujar Helmi.

Materi yang disampaikan dalam bimtek ini meliputi cerpen, menulis dan membaca puisi, pidato, mendongeng, tembang tradisi, hingga komedi tunggal, semuanya menggunakan bahasa Aceh.

Tujuan dari pelatihan ini, menurut Helmi, adalah untuk menumbuhkan kecintaan serta kemampuan berbahasa Aceh agar tidak punah dan tetap diwariskan ke generasi anak cucu.

Setelah kegiatan bimtek ini, para guru akan mengadakan seleksi di tingkat sekolah.

Nantinya akan ada seleksi di tingkat kabupaten, sebagai bagian dari persiapan menuju Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat Provinsi Aceh yang dijadwalkan berlangsung pada November 2025.

Baca juga: Hermansyah Terpilih Sebagai Keuchik Cot Gapu Bireuen, Kalahkan Petahana dan PNS

Tahun ini, dua kabupaten/kota mengikuti bimtek revitalisasi bahasa Aceh, yaitu Bireuen dan Aceh Barat. Tahun lalu, kegiatan serupa diikuti oleh Kota Banda Aceh, Aceh Besar, dan Pidie.

“Total lima kabupaten/kota akan mengikuti Festival Bahasa itu tingkat provinsi.

Selain itu, akan ada peserta dari daerah berbahasa Gayo yang kini memasuki tahun ketiga, yaitu Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues,” tambah Helmi.

Pemateri dalam bimtek ini sejumlah guru dari Bireuen yang dikenal sebagai maestro bahasa Aceh dan memiliki kemampuan tinggi dalam penyampaian materi berbahasa Aceh.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh, Drs Umar Solikhan, MHum, menyampaikan bahwa program revitalisasi bahasa daerah sangat penting dilakukan.

Dari 718 bahasa daerah di Indonesia, sebagian besar saat ini dalam kondisi kritis dan terancam punah.

Baca juga: Setelah Lolos Seleksi, 23 Atlet Futsal Aceh Utara Diwajibkan Buat Video Latihan Fisik Mandiri

“Saat ini banyak penutur jati yang tidak lagi menggunakan bahasa daerah dan tidak mewariskannya kepada generasi berikutnya.

Ini berpotensi menghilangkan khazanah budaya, pemikiran, dan pengetahuan lokal,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Disdikbud Bireuen, Dr Muslim, MSi. Ia menekankan pentingnya menjaga dan memelihara bahasa Aceh agar tetap dikenal dan dikuasai oleh generasi penerus. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved