Polres Bireuen Panggil Orang Tua dan Kepala Sekolah Asal Remaja Anggota Geng Motor

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Sembilan remaja dari Peulimbang, Simpang Mamplam, dan Jeunieb diamankan jajaran Polres Bireuen pada Minggu.(11/5/2025) lalu, di sejumlah tempat mulai dari warung dan rumah orang tuanya. 

Mereka diamankan ke Polres Bireuen karena diduga masuk anggota geng motor dan hendak melakukan tawuran. 

Remaja yang diamankan ini dominan berumur 16 hingga 17 tahun. Sisanya 15 dan 18 tahun. 

Kapolres Bireuen, AKBP Tuschad Cipta Herdani, SIK, MMedKom kepada Serambinews.com, Kamis (15/5/2025) sore, mengatakan, mereka yang diamankan tersebut masih di bawah umur dan diduga hendak melakukan tawuran. 

“Maka dipanggil orang tuanya, kepala desa, dan juga kepala sekolah pada Kamis (15/5/2025) sore,” beber Kapolres.

Menurut AKBP Tuschad, para remaja ini diamankan agar mereka mengaku dari geng motor sehingga tidak meresahkan masyarakat lagi, serta mendapat pembinaan di Mapolres Bireuen. 

Selain itu, terang Kapolres, pihaknya juga mengundang kepala dinas terkait untuk mereka melihat langsung anak-anaknya yang diamankan ke Polres Bireuen dan mendapat bimbingan dan arahan dari dinas terkait, termasuk dari Pemkab Bireuen. 

“Langkah.yang kita lakukan ini, intinya melakukan pembinaan dengan tujuan agar mereka menyadarinya bahwa bagaimana mereka sebagai generasi mendatang agar lebih baik,” papar Kapolres. 

“Kita panggil orang tua, pihak kepala sekolah, dan dari Pemkab Bireuen, dan mereka membacakan deklarasi yang isinya membubarkan geng motor,” paparnya.  

“Tujuannya agar mereka tidak lagi melakukan perbuatan tidak tersebut,” tegas dia.

“Kapolres berharap mereka nantinya akan lebih bagus dan menjadi anak baik. Pertemuan berlangsung di lapangan Mapolres Bireuen dihadiri berbagai kalangan, serta tamu undangan.

Para remaja ini juga turut membacakan deklarasi membubarkan geng motor kelompok mereka dan juga menandatangani deklarasi yang mereka bacakan tersebut.

Mereka umumnya masih siswa jenjang SMA dan SMK serta ada yang tidak tamat SMP. 

Mereka dipertemukan dengan orang tua dan meminta maaf atas kesalahan mereka pada orang tua masing-masing.