Kajian Islam

Antara Viral dan Harga Diri Umat Islam di Era Pertiktokan, Mana Lebih Penting? Ini Penjelasannya

Fenomena ini sangat relevan dengan apa yang kita saksikan di media sosial hari ini, khususnya di kalangan tiktokers Aceh. 

Penulis: Jamaluddin | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
TGK M ALFA CHAIR - Sekretaris Lajnah Dakwah Raudhatul Qur'an (LDRQ) Aceh, Tgk M Alfa Chair SPd, menjelaskan mana yang lebih penting antara viral dan harga diri umat Islam di era pertiktokan saat ini 

Fenomena ini sangat relevan dengan apa yang kita saksikan di media sosial hari ini, khususnya di kalangan tiktokers Aceh

SERAMBINEWS.COM - Dalam bahasa Arab terdapat pepatah satir yang menggambarkan betapa orang rela melakukan hal hina demi ketenaran:


 "بل على زمزم فتعرف", yang berarti “Kencingilah sumur Zamzam, maka kamu akan dikenal.” 

Pepatah ini bukanlah ajakan, tapi sindiran keras terhadap mereka yang memilih jalan kehinaan demi popularitas.

Fenomena ini sangat relevan dengan apa yang kita saksikan di media sosial hari ini, khususnya di kalangan tiktokers Aceh

Aceh yang dikenal sebagai Serambi Mekkah, memiliki warisan budaya dan agama yang kuat. 

Namun, menurut Sekretaris Lajnah Dakwah Raudhatul Qur'an (LDRQ) Aceh, Tgk M Alfa Chair SPd, hari-hari ini citra itu tercoreng oleh segelintir konten kreator lokal yang viral bukan karena karya yang bermutu.

Tetapi karena saling hina, caci maki, dan bahasa jorok di TikTok.

Baca juga: Muhajir Juli: Jika Mau Lihat Aceh Akar Rumput, Lihatlah di TikTok

Alih-alih menjadi teladan, menurutnya, mereka justru menjadikan drama murahan dan umpatan sebagai alat untuk mengumpulkan views, likes, dan followers. 

“Mereka lupa bahwa setiap kata yang keluar akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah,” ujar pria kelahiran Jurong Bale, Kembang Tanjong, Pidie, 7 April 1993 ini.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)

Tgk M Alfa menjelaskan, konten yang mengandung unsur makian dan fitnah bukan hanya merusak moral penonton muda, tapi juga mencemarkan nama baik agama dan daerah. 

“Aceh bukanlah ladang untuk menanam kebodohan, tapi tanah para ulama, syuhada, dan pejuang. Mengapa jalan kehinaan yang dipilih? 

Baca juga: VIDEO VIRAL Baru Rujuk Seminggu, Influencer Malaysia SJ Ditalak Suami saat Sedang Live TikTok

Mengapa harus ‘kencing di sumur Zamzam’ untuk dikenal? 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved