Breaking News

Berita Banda Aceh

Muhajir Juli: Jika Mau Lihat Aceh Akar Rumput, Lihatlah di TikTok

Praktisi media, Muhajir Juli menyorot berbagai persoalan sosial yang terjadi di Aceh. Mulai dari narkoba hingga kehidupan sosial yang sudah melenceng

Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Amirullah
For Serambinews.com
Praktisi media, Muhaji Juli menjadi pembicara pada diskusi Bincang Golkar dengan tema “Proyeksi Golkar Aceh Pasca Pilkada” yang berlangsung di Kantor Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Aceh, Banda Aceh, Senin (5/5/2025). 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Praktisi media, Muhajir Juli menyorot berbagai persoalan sosial yang terjadi di Aceh. Mulai dari narkoba hingga kehidupan sosial yang sudah jauh melenceng.

Ia menyatakan, jika ingin melihat kondisi rakyat Aceh saat ini, maka bisa dilihat dari TikTok. Di media sosial, beragam prilaku berani dipertontonkan secara terbuka.

“Kalau mau melihat Aceh akar rumput, lihatlah TikTok. Di sana kondisi sosial Aceh bisa dilihat," katanya dalam diskusi Bincang Golkar dengan tema “Proyeksi Golkar Aceh Pasca Pilkada” yang berlangsung di Kantor Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Aceh, Banda Aceh, Senin (5/5/2025).

"Uroe nyoe ditem lon bak media sosial untuk mita peng (hari ini rela telanjang di media sosial untuk cari uang). Dari yang tua hingga muda, sudah aneh kali di Aceh,” tambahnya. 

Menurut Muhajir, semua itu terjadi karena faktor ekonomi. Sempitnya lapangan kerja membuat orang melakukan apa saja demi uang, termasuk menjadi kurir narkoba. 

"Narkoba itu seperti kanker. Narkoba tidak bisa membangun perekonomian. Kalau bisa, Kolombia menjadi negara paling manu di dunia. Tapi apa yang terjadi sekarang," ungkapnya.

Kondisi ini, lanjut Muhajir, harus menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Golkar sebagai partai yang suskes bertransformasi pada era reformasi. 

“Karena itu, Golkar harus hadir melakukan perubahan. Golkar harus bicara tentang perubahan,” katanya. 

Baca juga: Rajam Sampai Mati Jika Ia Terbukti Menodai Santri: Begitu Nasehat Al-Quran Dan Hadits

"Dana otsus tidak ada lagi. Dana apa yang dibicarakan sekarang, ya dana narkoba. Karena narkoba sudah ada dalam partai politik," ungkap dia. 

Dengan keunggulan sumber daya manusia di Partai Golkar, partai ini harus sudah harus bicara soal kerakyatan. 

"Apa yang harus dilakukan agar kehadiran Bg Andi, Tiyong (Samsul Bahri), Ilham Pangestu, tidak hanya sekedar hadir, tapi benar-benar mewakili rakyat," imbuhnya. 

Guru Besar UIN Ar Raniry, Prof Syamsul Rijal mengaku sepakat dengan Muhajir. Ke depan Golkar harus menjadi partai yang menyiapkan diri berkontribusi nyata untuk rakyat, bukan berkompetisi dengan partai lain. 

“Bagaimana partai politik itu bisa menghadirkan kader-kader yang membuat eksistensinya tidak hanya pada saat pemilihan legislatif atau kepala daerah, setelah itu diam,” ujarnya. 

Sejak era Reformasi, Golkar hadir dengan multikedekatan. Tidak hanya politik tapi juga pendekatan budaya dan religi. “Bagaimana Pak Ibrahim Hasan (Gubernur Aceh dari Golkar) turun dengan pendekatan religi sehingga Golkar bisa menjadi nomor satu di Aceh,” tutupnya.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved