Haji 2025
Jamaah Haji Kloter Pertama Tinggalkan Aceh, Lepas Landas Lewat Bandara SIM
Untuk besok, Senin (19/5/2026) akan berangkat kloter 2 pukul 13.30 WIB. Jamaahnya berasal dari Banda Aceh, Pidie, Aceh Jaya
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Nur Nihayati
Untuk besok, Senin (19/5/2026) akan berangkat kloter 2 pukul 13.30 WIB. Jamaahnya berasal dari Banda Aceh, Pidie, Aceh Jaya
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Tadi pagi, Minggu (18/5/2025) pukul 07.31 WIB, pesawat Garuda Indonesia yang mengangkut jamaah haji Aceh kloter pertama lepas landas di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar, menuju ke King Abdulaziz International Airport, Jeddah, Arab Saudi.
Selamat jalan para tamu Allah.
Pesawat Boeing 777-3U3 ini yang mengantar jamaah kloter pertama dijadwalkan mendarat pada pukul 11.30 Waktu Arab Saudi atau pukul 15.30 WIB sore ini.
Setelah keberangkatan kloter pertama, secara berurutan kloter selanjutnya akan diberangkatkan melalui Bandara SIM, hingga kloter terakhir yaitu kloter 12 pada, Jumat (30/5/2025) mendatang.
Waktu keberangkatan akan berubah-ubah, ada yang dini hari, siang, dan sore.
Untuk besok, Senin (19/5/2026) akan berangkat kloter 2 pukul 13.30 WIB. Jamaahnya berasal dari Banda Aceh, Pidie, Aceh Jaya, Aceh Timur, dan Aceh Utara.
Para jamaah kloter pertama yang semuanya berasal dari Banda Aceh ini, dilepas oleh Kepala Badan Penyelenggara Haji (BPH) RI, KH Mochamad Irfan Yusuf Hasyim.
Sementara Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, atau akrab disapa Mualem juga ikut menghadiri acara pelepasan jamaah tersebut, di Asrama Haji Banda Aceh, Sabtu (17/5/2025).
Di hadapan para jamaah, Mualem mengingatkan tentang keikhlasan dan kesabaran saat berada di tanah suci.
Menurutnya, kesabaran sangat diperlukan agar ibadah haji tidak sia-sia.
Menurut Mualem, nantinya para jamaah akan menghadapi berbagai situasi kurang nyaman selama di tanah suci.
Misalnya saat akan pergi ke toilet, antreannya akan sangat panjang.
Kemudian, saat disajikan makanan harian, kemungkinan akan membuat jamaah bosan, karena menu yang sama terus disajikan.
Oleh karena itu Mualem meminta jamaah dapat menjadikan hal itu untuk menerapkan kesabaran.
"Jamaah harus banyak sabar, jangan marah-marah saat menghadapi kondisi seperti itu," ujar Mualem.
Selanjutnya, katanya, saat tawaf jamaah haji Aceh akan berbaur dengan jamaah haji dari negara dari belahan dunia lain.
Aksi saling dorong biasa akan mewarnai proses tawaf.
"Kita orang Asia kecil-kecil, kalau nanti disikut orang (saat tawaf), jangan balas sikut, sabar aja," ujarnya.
Muzakkir Manaf mengungkapkan, jamaah yang berangkat tahun ini sangat beruntung, karena haji tahun ini adalah haji akbar.
Hal itu karena wukuf nanti akan bertepatan pada hari Jumat.
Mualem juga mengingatkan agar saling menjaga dan tolong menolong antar sesama jamaah, terutama para jemaah lansia dan disabilitas.
Ia meminta jamaah juga menjaga kesehatan fisik agar seluruh rangkaian ibadah dapat terlaksana dengan baik.
Tak hanya itu, Mualem juga mengungkapkan jika uang saku dari Wakaf Baitul Asyi yang diterima setiap jamaah Aceh tahun ini akan bertambah dibandingkan haji-haji sebelumnya.
Meskipun ia belum mengetahui jumlah pastinya.
“Jika biasanya 1.500 Riyal, sekarang menjadi 3.000 Riyal,” ungkapnya.
Sementara KH Mochamad Irfan mengingatkan jamaah supaya dapat terus menjaga fisik, dengan tidak terlalu banyak menghabiskan tenaga di luar ibadah.
Karena, lanjutnya, suhu saat puncak haji mendatang diperkirakan akan mencapai 48 derajat celcius.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh Azhari.
“Cuaca di Arab Saudi diperkirakan mencapai 48 hingga 49 derajat celsius saat puncak haji,” ujarnya.
Azhari pun membagikan beberapa tips yang perlu dilakukan jamaah haji agar tubuh tetap bugar.
Pertama, jamaah tidak memaksakan diri shalat di Masjidil Haram saat siang hari.
Mereka diimbau melaksanakan shalat di musala yang tersedia di hotel.
Saat sore hari hingga malam, jamaah dipersilakan shalat Magrib, Isya maupun Subuh di Masjidil Haram.
"Walaupun siangnya shalat di hotel, insyaAllah pahalanya akan sama dengan di Masjidil Haram," kata Azhari kemarin.
Selain itu, jamaah juga diminta perbanyak minum air putih minimal dua liter sehari agar tidak dehidrasi.
Kemudian, memakai penutup kepala atau payung ketika berada di luar rungan serta memakai kacamata hitam dan alas kaki.
"Jamaah harus menjaga kesehatan dan menyimpan tenaga untuk di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Jangan terlalu kelelahan terutama bagi lansia," jelas Azhari.
Untuk diketahui, tahun ini jamaah haji Aceh tahun ini akan menempati hotel di kawasan Misfalah, yang berjarak sekitar 1,6 km, dari Masjidil Haram.
Namun, untuk pulang pergi hotel-Masjidil Haram, pihak penyelenggara haji akan menyediakan bus shalawat, yang akan beroperasi 24 jam dan gratis.
Sehingga jamaah haji tidak perlu berjalan kaki.
5 Butuh Penanganan Khusus
Untuk diketahui, sebanyak 5 jamaah kloter 1 masuk dalam kategori butuh penanganan khusus.
"Jamaah yang butuh penanganan khusus 5 orang dengan alasan sakit atau faktor usia," kata Azhari.
Ia meincikan, jumlah jamaah yang tergabung dalam Kloter 1 sebanyak 386 orang dengan rincian laki-laki 161 dan perempuan 225 orang.
Sedangkan petugas 7 orang. Jamaah termuda Bernama Shaqila Salvadora berumur 20 tahun.
Sedangkan Jemaah tertua bernama Sakdiah Binti Muhammad Yusuf yang berumur 89 tahun, kelahiran 15 Juni 1935 asal Banda Aceh.
Saat pelepasan kemarin hadir juga Staf Ahli Menteri Agama RI, Faisal Ali Hasyim, Wali Kota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal, Ketua DPRK banda Aceh, Irwansyah ST, Anggota DPRA, Ilmiza Saaduddin Djamal, Kakanwil Kemenag Aceh, Azhari dan para pejabat lainnya.(mun)
Aceh Diminta Jadi Pusat Embarkasi Haji
Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, meminta Kepala Badan Penyelenggara Haji Republik Indonesia (BPH RI), KH Mochamad Irfan Yusuf Hasyim, untuk menjadikan Aceh sebagai pusat embarkasi jamaah haji seluruh Indonesia. Menurutnya, hal tersebut merupakan impian masyarakat Aceh.
Permintaan itu disampaikan Wagub Fadhlullah dalam acara pelantikan pengurus Gerakan Muslim Indonesia Raya (Gemira) Aceh, yang dilaksanakan di Hotel Al Hanifi Banda Aceh, Sabtu (17/5/2025).
Fadhlullah menjelaskan, letak geografis Aceh yang dekat dengan Arab Saudi dibanding daerah yang lain menjadi salah satu alasan mengapa Aceh harus dijadikan pusat embarkasi haji. Selain itu, di masa lampau era kesultanan, Aceh juga sudah pernah menjadi pusat embarkasi masyarakat muslim nusantara.
"Jika ini terwujud tentu akan menjadi salah satu sumber mendongkrak ekonomi Aceh, mengingat selama ini dana fisikal kami masih tergantung pada dana transfer pusat," kata Fadhlullah.
Selain menjadikan Aceh sebagai pusat embarkasi haji, Fadhlullah juga meminta Kepala BPH RI menambah kuota keberangkatan haji untuk masyarakat Aceh. Ia mengatakan, waktu tunggu keberangkatan haji Aceh saat ini sangat lah lama.
Terkait penambahan kuota, sebelumnya kepada Mualem, KH Mochamad sudah menyampaikan, jika BPH akan mempertimbangkan penambahan kuota haji untuk Aceh. Untuk tahap awal, rencana BPH menambah sebanyak 500 kuota sebagai bentuk dukungan terhadap aspirasi masyarakat Aceh. Jika itu diwujudkan, maka tahun depan Aceh sudah bisa memberangkatkan 5 ribu lebih jamaah.(mun)
kloter pertama
Kloter I Jamaah Haji Aceh
Jamaah Haji Aceh
jamaah haji
Info Haji 2025
Keberangkatan Haji
Mendaftar Sejak Kecil, Abang dan Adik Asal Pidie Ini Rasakan Nikmatnya Berhaji Muda |
![]() |
---|
Jamaah Kloter 11 Aceh Besar Sudah Kembali ke Rumah, Satu Masih Dirawat |
![]() |
---|
Sempat Dirawat 13 Hari, Jamaah Haji Asal Lhokseumawe Meninggal Dunia |
![]() |
---|
10 Jamaah Haji Aceh Dirawat di Arab Saudi, 3 di Madinah dan 7 di RS Mekkah |
![]() |
---|
Satu Jamaah Haji Asal Aceh Tamiang Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.