Berita Subulussaalam

Minta Pertanggungjawaban PT MSB Soal Ikan Mati di Sungai, Warga Demo Kantor Wali Kota Subulussalam

Para pendemo menduga ikan mati secara massal akibat sungai tercemar disebabbkan limbah Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT MSB di Namo Buaya.

Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
DEMO SOAL IKAN MATI - Masyarakat dan nelayan Desa Muara Batu-Batu, Kecamatan Rundeng akhirnya berunjuk rasa ke Kantor Wali Kota Subulussalam. Aksi unjuk rasa yang berlangsung Senin (19/5/2025) itu terkait matinya ikan secara massal yang diduga akibat pencemaran sungai oleh limbah pabtik kelapa sawit. 

Camat Rundeng, T Ridwan yang dikonfirmasi Serambinews.com membenarkan peristiwa ikan mati massal di wilayah kerjanya.

Ridwan mengaku pihaknya sudah turun ke lokasi mengecek dan mengambil sampel air maupun bangkai ikan.

Sebelumnya, ikan terkait juga mati massal dan membuat para nelayan di sana menjadi heboh.

"Benar, ada kasus ikan mati massal lokasinya di Sungai Muara Batu-Batu," kata Ridwan.

Lebih jauh dikatakan jika ikan yang mati massal masih baru dan ada pula sedang mabuk.

Ridwan juga mengaku sedang dalam perjalanan untuk melapor ke Wakil Wali Kota Subulussalam atas peristiwa terkait.

Sementara Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Subulussalam mengambil langkah cepat terkait fenomena matinya ikan secara massal di Sungai Lae Batu-Batu. 

Hal itu disampaikan Kepala DLHK Abdul Rahman Ali saat dikonfirmasi Serambi Kamis (8/5/2025) terkait kasus hebohnya ikan mati massal di Sungai Lae Batu-Batu, Kota Subulussalam.

Ali mengonfirmasi bahwa pihaknya telah mengirimkan sampel air sungai dan ikan mati ke Laboratorium Kimia Universitas Syiah Kuala (USK) di Banda Aceh untuk dianalisis.

Menurut Ali, pascahebohnya ikan mati massal tersebut DLHK langsung bergerak mengamankan sampel untuk dilakukan pengujian guna mengetahui penyebab kejadian.

“Sudah kami turun ke lokasi dna kami cek, sampel sudah dibawa ke laboratorium kimia Unsyah,” kata Abdul Rahman Ali kepada Wartawan.

Lebih jauh Ali menambahkan, hasil uji laboratorium diperkirakan akan keluar dalam waktu 14 hari kerja. 

Waktu itu menurut Ali tidak bisa diatur untuk dipercepat karena biasa sudah ada jadwal-jadwal pemeriksaan.

Sementara menunggu hasil resmi, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak berspekulasi mengenai penyebab insiden tersebut.

“Intinya kita sudah bergerak, kami minta semua pihak agar menunggu hasil analisa lab nya,” ujar Ali seraya mengatakan pihaknya juga telah turun ke perusahaan pabrik minyak kelapa sawit di sekitar Sungai Lae Batu-Batu.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved