Berita Aceh Tamiang

Mundur dari Sekda Aceh Tamiang, Asra Ingin Fokus Urus Pesantren Hingga Lebih Banyak Lahir Tahfidz

Pengunduran diri ini juga otomatis mengakhiri masa baktinya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) karena usianya sudah memasuki 58 tahun.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/RAHMAD WIGUNA      
MANTAN SEKDA ACEH TAMIANG - Asra saat ditemui di rumah pribadinya di Karangbaru, Aceh Tamiang, Rabu (21/5/2025). Ia menjelaskan alasannya mundur sebagai Sekda Aceh Tamiang. 

Pengunduran diri ini juga otomatis mengakhiri masa baktinya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) karena usianya sudah memasuki 58 tahun.

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Asra resmi mundur dari Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tamiang yang dijabatnya sejak 2021.

Pengunduran diri ini juga otomatis mengakhiri masa baktinya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) karena usianya sudah memasuki 58 tahun.

Keputusan mundur ini sebenarnya bukan kabar baru karena sudah disampaikan Asra di akhir masa jabatannya sebagai Pj Bupati Aceh Tamiang di awal tahun 2025.

Namun tetap saja persetujuan mundur yang baru dikeluarkan Selasa (20/5/2025) menciptakan banyak opini.
Asra sendiri sebenarnya tidak terlalu peduli dengan liarnya opini yang beredar.

Tapi karena sudah mengusik ketenangan keluarga besarnya, dia pun secara khusus menjelaskan alasan mundur kepada Serambi pada Rabu (21/5/2025).

“Kalau saya pribadi tidak peduli (dengan isu liar), tapi saya punya keluarga besar, saya harus menjelaskan alasan saya mundur supaya tidak “digoreng”,” kata Asra di rumah pribadinya, Rabu (21/5/2025).

Baca juga: Pemkab Aceh Utara Pastikan TPP ASN Cair Sebelum Idul Adha 1446 H, Sudah Ada Rekomendasi Kemendagri

Ada dua alasan yang akhirnya membuat Asra bulat untuk mengakhiri karirnya lebih awal. Hal pertama kata dia terkait kesehatan dan kedua menyangkut pesantren yang dikelolanya.

“Kesehatan ini bukan karena saya sakit, tapi saya ingin memiliki waktu istirahat yang lebih baik,” kata Asra.

Diakuinya tanggung jawab sebagai pejabat daerah menuntut dirinya harus bekerja ekstra.

Banyak hal yang terdampak dari kerja ekstra ini, termasuk dirinya tidak memiliki waktu mengurus pesantren Al Fuad di Kecamatan Seruway.

“Tujuh tahun saya tidak bisa total mengurus Al Fuad (pesantren), impian saya pesantren ini bisa lebih berkembang agar menciptakan tahfidz quran yang lebih banyak lagi. Saya ingin total di pesantren,” tegasnya. 

Asra meminta pengunduran dirinya ini tidak dikaitkan sebagai bentuk  tidak mendukung pemerintahan Irjen Pol (P) Armia Pahmi dan Ismail.

Baca juga: VIDEO Puluhan Warga Aceh Singkil Terjangkit DBD, Dinkes Ambil Tindakan Serius

Justru hubungan baiknya dengan bupati dan wakil bupati sempat menciptakan dilema karena dia harus mendukung dan memastikan program pemerintahan berjalan baik.

“Prosesnya (pengunduran diri) tidak usah saya ceritakan, tapi ini berlangsung dengan keakraban, karena kami memang sudah kenal lama,” urainya.

Asra bercerita kalau perkenalan dirinya dengan Armia Pahmi sudah terjalin sejak 2012. Ketika itu dia Camat Kota Kualasimpang, sedangkan Armia Pahmi masih Kapolres Aceh Tamiang.

Sementara perkenalan dengan Wabup Ismail lebih lama lagi karena sama-sama dibesarkan di Aceh Tamiang.

Asra pun percaya kalau Armia dan Ismail sebagai sosok yang tepat memimpin Aceh Tamiang.

Sebagai bentuk dukungan, Asra memastikan dirinya tidak akan pernah mengintervensi proses pemilihan Sekda pengganti dirinya.

Baca juga: Tragis! Niat Berobat, Remaja Putri Ini Justru Jadi Budak Nafsu Dukun Bejat hingga Hamil 4 Bulan

“Saya pernah menjadi Pj Bupati, sangat tidak nyaman bila kita diintervensi, makanya saya tidak akan pernah mencampurinya.

Tapi bila Pak Armia dan Pak Ismail membutuhkan saya, selama saya di Aceh Tamiang, 24 jam saya bersedia,” tegasnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved