Perang Gaza

Serangan Israel Tewaskan Lebih dari 54.000 Orang Sejak Perang di Gaza 

Jumlah orang yang tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak dimulainya perang kini telah melampaui 54.000, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah ya

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/MEDSOS
SERANGAN ISRAEL - Sejumlah anak syahid tergeletak di lantai setelah dibantai Zionis Israel Nazi dalam serangan, Selasa (18/3/2025) malam. 

SERAMBINEWS.COM - Perang Israel dengan Pejuang Kemerdekaan Palestina Hamas telah berlangsung 599 hari sejak operasi darat yang dilancarkan militer Israel ke Jalur Gaza hingga meluas ke Tepi Barat yang diduduki.

Berikut adalah rangkuman peristiwa penting yang terjadi selama 24 jam terakhir dikutip dari laporan oulet berita Al Jazeera: 

Jumlah orang yang tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak dimulainya perang kini telah melampaui 54.000, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikepung dan dibombardir itu.

Koresponden Al Jazeera di Washington, DC mengatakan bahwa “pesan yang sangat berbeda” muncul dari pejabat Hamas dan Amerika Serikat di tengah laporan bahwa kelompok Palestina tersebut telah menyetujui proposal gencatan senjata AS untuk Gaza.

Seorang juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa “semua orang menderita” di Gaza karena rumah sakit kehabisan pasokan medis untuk merawat orang sakit dan cedera “mengerikan” karena Israel memblokir bantuan dan mengintensifkan serangan.

Perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 54.056 warga Palestina dan melukai 123.129 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Kantor Media Pemerintah memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700, dengan mengatakan bahwa ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan diperkirakan tewas.

Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, dan lebih dari 200 orang ditawan.

'Perangkap maut': PFLP memperingatkan warga di Gaza agar tidak mendekati pusat bantuan GHF

Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) telah memperingatkan bahwa pusat distribusi bantuan yang didirikan oleh AS dan Israel di Jalur Gaza merupakan “perangkap kematian kolektif”, dan memperingatkan warga untuk tidak mendekatinya.

Kelompok kiri mengatakan pusat-pusat ini digunakan untuk menangkap orang dan merupakan “bagian dari perang genosida yang sedang berlangsung” terhadap warga Palestina.

Dikatakan pula bahwa pusat-pusat tersebut, yang didirikan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), digunakan sebagai alat pemindahan, yang memaksa warga Palestina pindah ke selatan.

GHF telah menghadapi kritik, termasuk dari PBB, karena menggunakan bantuan kemanusiaan sebagai alat politik.

MSF: Perintah pengungsian Israel merupakan 'perang psikologis dan fisik'

Dokter Lintas Batas (MSF) mengecam tindakan Israel yang terus menerus menerapkan perintah pemindahan pada menit-menit terakhir di Gaza sebagai bentuk pembersihan etnis, dan memperingatkan bahwa warga Palestina terjebak dalam siklus penderitaan yang tiada akhir.

Masyarakat terkadang terpaksa mengungsi di tengah malam, hanya untuk mendapati tempat perlindungan aman baru mereka dibom lagi, kata badan amal medis tersebut dalam sebuah pernyataan.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved