Konflik Rusia vs Ukraina
Rusia Ungkap Lebih 350 Orang Tewas di Kursk dan Hampir 800 Orang Hilang Setelah Diduduki Ukraina
Pasukan Ukraina merebut puluhan kota di wilayah Kursk dalam sebuah serangan mendadak lintas perbatasan yang mereka lakukan pada Agustus 2024.
Hal itu dikatakan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Rusia, Valery Gerasimov kepada Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu (26/4/2025).
Sebagai latar belakang, Ukraina berharap dapat menggunakan tanah di wilayah Kursk sebagai alat tawar-menawar dalam perundingan perdamaian di masa mendatang dengan Rusia, yang telah merebut wilayah Ukraina timur dan selatan sejak serangannya dimulai pada tahun 2022.
"Hari ini, pemukiman terakhir di wilayah Kursk, desa Gornal, telah dibebaskan dari pasukan Ukraina," kata Gerasimov dalam pertemuan konferensi video dengan Putin.
"Petualangan rezim Kiev telah gagal total," kata Putin kepada Gerasimov.
Putin berterima kasih kepada para prajurit Rusia atas pengabdian mereka dan mengatakan kalau pembebasan Kursk akan menciptakan kondisi untuk kemajuan lebih lanjut di bagian lain garis depan.
Bersiap Geruduk Penuh Sumy
Pasukan Rusia kini berada di perbatasan dan bersiap meningkatkan ancaman ke wilayah Ukraina, Sumy, area yang berhadap-hadapan dengan Kursk, tempat Moskow telah melakukan serangan dalam beberapa minggu terakhir.
Gerasimov secara khusus memuji "kepahlawanan" tentara Korea Utara yang ikut serta dalam operasi tersebut, yang "memberikan bantuan signifikan dalam mengalahkan kelompok angkatan bersenjata Ukraina".
Menurut badan intelijen Korea Selatan dan Barat, lebih dari 10.000 tentara dari Korea Utara dikirim ke Rusia tahun lalu untuk membantu Moskow memerangi serangan mendadak Ukraina di Kursk.
Faktor lain atas kelemahan Ukraina mempertahankan Kursk adalah informasi intelijen dari Amerika Serikat (AS) yang mandek.
"Kurangnya intelijen dari Amerika Serikat terbukti "sangat bermasalah" di Kursk Oblast, New York Times melaporkan , mengutip seorang tentara Ukraina dan seorang pejabat AS.
Penghentian pembagian intelijen telah merusak kemampuan Ukraina untuk mendeteksi dan menyerang pasukan Rusia di wilayah tersebut dan menghambat kemampuannya untuk menyerang target-target utama.
Ukraina juga kehilangan kemampuan untuk mendeteksi mendekatnya pesawat pengebom Rusia dan pesawat tempur lainnya saat mereka lepas landas dari wilayah Rusia, kata sumber pemerintah Ukraina kepada TIME .
Baca juga: Ray Dalio Batal Gabung Dewan Penasihat Danantara, Alasannya Masih Misterius
Baca juga: 7 Santri Dayah Insan Qur’ani Lolos Seleksi Kuliah ke Al-Azhar Mesir Jalur Kemenag, 1 Orang Raih Ini
Baca juga: Haili Yoga-Muchsin Mewaqafkan Diri Sebagai Pelayan Masyarakat
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Donald Trump Terbang ke Alaska Bertemu Putin, Rusia dan Ukraina Siap Gencatan Senjata? |
![]() |
---|
Ukraina Akhiri Perang dengan Rusia, Moskow Sukses Pertahankan Kendali De Facto di 5 Wilayah |
![]() |
---|
Serangan Drone Ukraina Hantam Kilang Minyak Krasnodar Rusia, Empat Orang Terluka |
![]() |
---|
Serangan Mematikan Rusia di Kiev Ukraina Tewaskan 31 Orang, Gedung 9 Lantai Runtuh |
![]() |
---|
Serangan Drone Rusia ke Ukraina Tewaskan 16 Orang, Zelenskyy Serukan Pergantian Rezim Moskow |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.