Internasional

Trump ‘Sapu Bersih’ Mahasiswa Tiongkok dari AS? Visa Dicabut, Dianggap Ancaman Bagi Negara

” Ia menambahkan, yang menjadi target adalah mereka “yang memiliki hubungan dengan Partai Komunis Tiongkok atau belajar di bidang-bidang penting.”

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Nur Nihayati
Via Kompas
Presiden AS Donald Trump (kiri) dengan Presiden Cina Xi Jinping (kanan). 

Trump ‘Sapu Bersih’ Mahasiswa Tiongkok dari AS? Visa Dicabut, Dianggap Ancaman Bagi Negara

SERAMBINEWS.COM-Pemerintahan Presiden Donald Trump menyatakan akan "secara agresif" mencabut visa milik mahasiswa asal Tiongkok yang sedang belajar di Amerika Serikat.

Langkah ini ditujukan terutama bagi mereka yang dinilai memiliki hubungan dengan Partai Komunis Tiongkok atau sedang menempuh pendidikan di bidang-bidang yang dianggap penting atau sensitif.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS saat itu, Marco Rubio. Dalam pernyataannya, ia mengatakan, “Di bawah kepemimpinan Presiden Trump, Departemen Luar Negeri akan bekerja sama dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk secara agresif mencabut visa bagi pelajar Tiongkok.

” Ia menambahkan, yang menjadi target adalah mereka “yang memiliki hubungan dengan Partai Komunis Tiongkok atau belajar di bidang-bidang penting.”

Rubio juga mengatakan bahwa pemerintah akan memperketat kriteria pemberian visa untuk pemohon dari Tiongkok dan Hong Kong.

“Kami juga akan merevisi kriteria visa untuk meningkatkan pengawasan terhadap semua aplikasi visa dari Republik Rakyat Tiongkok dan Hong Kong,” katanya.

Baca juga: Turun Lagi! Harga Emas per Mayam di Banda Aceh Dijual Segini Edisi 29 Mei 2025

Pemeriksaan Media Sosial dan Pembatalan Janji Visa

Mulai minggu ini, semua kedutaan besar AS di dunia diperintahkan untuk berhenti menjadwalkan janji temu baru untuk visa pelajar.

Ini dilakukan sambil Departemen Luar Negeri mempersiapkan sistem baru untuk memperluas pemeriksaan terhadap media sosial para pelamar visa.

Sebuah memo resmi dari pemerintah AS yang dilihat oleh CBS News menunjukkan bahwa semua janji temu yang sudah terjadwal tetap berlaku, tetapi janji temu baru untuk pelajar akan dibatalkan hingga waktu yang belum ditentukan.

Langkah ini menjadi bagian dari ketegangan yang terus meningkat antara Amerika Serikat dan Tiongkok, yang sebelumnya telah memanas akibat perang dagang dan ketegangan politik lainnya.

280.000 Mahasiswa Tiongkok Belajar di AS

Menurut perkiraan pemerintah AS, pada tahun lalu terdapat sekitar 280.000 pelajar Tiongkok yang menempuh pendidikan di Amerika.

Tiongkok selama bertahun-tahun menjadi negara asal terbesar bagi mahasiswa internasional di kampus-kampus AS.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir jumlah itu menurun karena pandemi dan memburuknya hubungan kedua negara.

Banyak universitas di AS sangat bergantung pada mahasiswa internasional, terutama dari Asia, karena mereka biasanya membayar biaya kuliah yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa lokal.

Akibatnya, pembatasan visa seperti ini bisa berdampak besar bagi keuangan institusi pendidikan tinggi di Amerika.

Baca juga: Trump Membara! Sebut Putin Bermain Api dan Gila di Tengah Gempuran Mematikan Rusia ke Ukraina

Mahasiswa Internasional: "Saya Sudah Menyesal Sekolah di AS"

Banyak mahasiswa internasional, terutama dari Tiongkok, merasa kecewa dan khawatir dengan perubahan kebijakan ini.

Seorang mahasiswa asal Shanghai yang sedang menempuh pendidikan magister di Universitas Pennsylvania mengaku menyesal datang ke AS.

“Saya sudah menyesalinya,” katanya kepada BBC. Ia meminta agar namanya tidak disebutkan karena khawatir bisa memengaruhi status visanya.

Mahasiswa lain juga melaporkan bahwa mereka merasa stres, bingung, dan takut harus kembali ke negara asal mereka, terutama bagi mereka yang berasal dari wilayah konflik atau menghadapi risiko politik.

Tiongkok Minta AS Hormati Hak Mahasiswa

Meskipun pemerintah Tiongkok belum secara langsung menanggapi rencana pencabutan visa ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyampaikan pernyataan umum.

“Kami mendesak pihak AS untuk sungguh-sungguh melindungi hak dan kepentingan sah para mahasiswa internasional, termasuk mereka yang berasal dari Tiongkok,” ujarnya.

Baca juga: Harga Emas Terjun Bebas! Putusan Pengadilan AS Hantam Pasar Global

Universitas Melawan Kebijakan Trump

Beberapa universitas ternama di AS, seperti Harvard, melawan kebijakan ini lewat jalur hukum.

Pekan lalu, seorang hakim memutuskan untuk memblokir sementara upaya pemerintah AS mencabut izin Harvard menerima mahasiswa internasional.

Dalam dokumen pengadilan, Harvard memperingatkan bahwa keputusan pemerintah dapat menimbulkan "kerugian yang tidak dapat diperbaiki" terhadap universitas dan mahasiswanya.

Maureen Martin, Direktur Kantor Urusan Internasional Harvard, menyebut bahwa situasi ini menyebabkan tekanan emosional yang besar bagi mahasiswa.

 “Banyak mahasiswa membatalkan perjalanan, membolos wisuda, dan bahkan mempertimbangkan pindah ke kampus lain,” tulisnya dalam pernyataan resmi ke pengadilan.

Ia juga mencatat bahwa beberapa mahasiswa bisa terpaksa kembali ke negara asal mereka di mana mereka berisiko mengalami penganiayaan atau berada dalam konflik.

Baca juga: Trump Membara! Sebut Putin Bermain Api dan Gila di Tengah Gempuran Mematikan Rusia ke Ukraina

 (Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved