Profil Fredy Pratama Gembong Narkoba Buronan Internasional Asal Indonesia, Dilindungi Geng Thailand

Fredy bersembunyi di Thailand dan berada di bawah perlindungan jaringan gangster narkoba internasional yang beroperasi di kawasan tersebut.

Editor: Amirullah
Istimewa via TribunMedan
PROFIL FREDY PRATAMA - Fredy Pratama merupakan gembong narkoba asal Indonesia yang dilindungi gengster di Thailand, gonta-ganti nama samaran untuk kelabuhi polisi, kini masih buron. 

SERAMBINEWS.COM - Di balik gelapnya jaringan peredaran narkoba di Indonesia, nama Fredy Pratama mencuat sebagai salah satu buronan paling dicari.

Ia dikenal sebagai gembong narkoba kelas kakap yang telah lama menjadi target utama aparat penegak hukum.

Jaringan internasional yang dikendalikan Fredy menjadi fokus berbagai operasi besar Polri dalam beberapa tahun terakhir.

Tak sedikit barang bukti yang berhasil disita dari sindikatnya, mulai dari narkotika dalam jumlah besar hingga uang tunai yang nilainya mencapai ratusan miliar rupiah.

Meski sebagian jaringannya berhasil dibongkar, Fredy Pratama hingga kini masih belum tertangkap.

Sejak menghilang pada 2014, namanya masuk dalam daftar red notice Interpol dan ia resmi berstatus sebagai buronan internasional.

Informasi terakhir menyebutkan bahwa Fredy diduga kuat bersembunyi di Thailand.

Diyakini Fredy mendapat perlindungan dari kelompok gangster narkoba yang beroperasi di kawasan tersebut.

Sebagai upaya terbaru, Bareskrim Polri kini menjalin kerja sama dengan Kepolisian Thailand untuk mempersempit ruang gerak Fredy dan menangkapnya. 

Profil Singkat Fredy Pratama

Fredy Pratama lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada 25 Juni 1985. Kini usianya menginjak sekitar 40 tahun.

Dalam pelariannya, ia dikenal menggunakan berbagai identitas palsu demi menghindari deteksi aparat hukum.

Beberapa nama samaran yang digunakan antara lain Miming, Fredy Miming, Cassanova, dan Wang Xiang Ming.

Fredy bukan hanya buronan Indonesia. Tiga negara lain juga mencantumkan namanya dalam daftar pencarian Interpol: Royal Malaysia Police, Royal Thai Police, dan US Drug Enforcement Administration (US-DEA).

Jejak pelariannya diyakini berakhir di wilayah Segitiga Emas (Golden Triangle)—sebuah kawasan di Thailand yang sejak lama dikenal sebagai markas besar perdagangan narkoba di Asia Tenggara.

Halaman
123
Sumber: TribunNewsmaker
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved