Berita Aceh Timur

Harga Daging Meugang di Aceh Timur Tembus Rp170 Ribu per Kg, Pembeli Sepi, Memilih Tunggu Kurban

Di Pasar Idi Rayeuk, Aceh Timur, harga daging sapi meugang mencapai Rp170.000 per kilogram, harga yang dinilai sangat tinggi oleh sebagian masyarakat

Penulis: Maulidi Alfata | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
MEUGANG DI IDI - Suasana pasar daging sapi di Idi Rayeuk, Aceh Timur, Kamis (5/6/2025) .  

Di Pasar Idi Rayeuk, Aceh Timur, harga daging sapi meugang mencapai Rp170.000 per kilogram, harga yang dinilai sangat tinggi oleh sebagian masyarakat di tengah sulitnya ekonomi saat ini. 

Laporan Maulidi Alfata | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI - Menjelang Idul Adha 1446 Hijriah, tradisi Meugang di Aceh Timur kembali digelar dengan antusias, namun disertai tantangan bagi para pedagang.

Di Pasar Idi Rayeuk, Aceh Timur, harga daging sapi meugang mencapai Rp170.000 per kilogram, harga yang dinilai sangat tinggi oleh sebagian masyarakat di tengah sulitnya ekonomi saat ini. 

Menurut M. Basyir, salah satu pedagang daging sapi di pasar tersebut, harga dibuka di kisaran Rp165.000 hingga Rp170.000 per kilogram.

"Kalau daging yang banyak lemak bisa dijual Rp160.000 per kilogram. Tapi kalau daging murni, terutama bagian paha, tetap di harga Rp170.000 per kilogram," jelasnya saat ditemui pada Kamis (6/6/2025).

Meski Meugang identik dengan lonjakan pembelian daging, tahun ini suasananya sedikit berbeda.

Sejumlah pedagang mengaku penjualan menurun dibandingkan meugang pada Idul Fitri sebelumnya. mereka menyebut, penyebab utamanya adalah momen Idul Adha yang bertepatan dengan ibadah kurban.

Baca juga: Petaka Malam Pertama, Pengantin Wanita Bikin Mempelai Pria Pingsan, Bawa Kabur Uang dan Harta

"Banyak warga sudah mendapat kupon daging kurban dari masjid atau tempat tinggal mereka, jadi tidak membeli lagi daging sapi di pasar," ungkap Basyir.

Tradisi Meugang merupakan kebiasaan masyarakat Aceh untuk membeli dan memasak daging sehari sebelum hari besar Islam, yakni dua hari dan sehari jelang Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.
 
Harga daging dan penurunan jumlah pembeli menjadi tantangan tersendiri bagi para pedagang.

Sementara itu, masyarakat yang tidak mendapat kupon kurban masih tetap memadati pasar untuk membeli daging, meski dengan porsi terbatas.

“Walau mahal, tetap beli, karena meugang ini sudah tradisi dari nenek moyang. Tak lengkap rasanya menyambut lebaran tanpa daging,” ujar Fatimah, warga Idi Rayeuk. (*)
 

 

 

 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved