Berita Banda Aceh

Bayu dan Aldi Prakarsai Kurban dari Disabilitas untuk Disabilitas di Banda Aceh

Momentum Iduladha 1446 Hijriah menjadi sangat bermakna bagi kelompok disabilitas di Banda Aceh dan sekitarnya.

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Amirullah
For Serambinews
Bayu dan Aldi, dua penyandang disabilitas, yang bergerak bersama memprakarsai kurban empat kambing yang dagingnya dibagikan kepada 50 disabilitas lainnya di Banda Aceh dan Aceh Besar, Jumat (6/6/2025). 

• 2 penyandang disabilitas penglihatan (tunanetra);

• 15 disabilitas intelektual (retardasi mental/tunagrahita);

• 2 disabilitas ganda (tunaganda); dan

• 3 pendamping/keluarga.

Suara para penggerak dan penerima

Menurut Bayu Satria, makna kurban tahun ini bukan hanya tentang ritual ibadah, melainkan juga tentang pesan keadilan sosial dan pemberdayaan kelompok marginal.

“Selama ini disabilitas selalu dianggap sebagai penerima manfaat saja. Saya dan Bang Aldi ingin menyampaikan pesan ke publik bahwa jika disabilitas diberi ruang, kepercayaan, dan dukungan, maka bukan hal mustahil bagi kami untuk juga bisa berkurban dan berbagi,” ujar Bayu.

Senada dengan Bayu, Aldi menjelaskan tentang bagaimana media sosial dapat menjadi ruang untuk menyebarkan kebaikan dan solidaritas.

“Inisiasi ini awalnya hanya kami berdua. Tapi kemudian dua kambing lagi datang dari hamba Allah di Jakarta dan Aceh Besar. Ini bukti bahwa teknologi, jika digunakan dengan bijak, bisa menjadi alat untuk menyebar nilai positif dan mengajak banyak orang melakukan kebaikan,” ujar Aldi.

Rikal, seorang mitra ojek online dari komunitas Tuli yang ikut mendistribusikan daging kurban, menyampaikan rasa bangganya.

“Saya sebagai tunarungu merasa senang bisa dilibatkan dalam kegiatan kurban untuk sesama disabilitas. Ini bukan hanya soal berbagi daging, melainkan juga tentang rasa percaya, saling membantu, dan kebersamaan. Harapan saya, kegiatan seperti ini terus diadakan dan dikembangkan,” ujar Rikal.

Masamah, seorang disabilitas dan pengajar anak-anak disabilitas, juga menyambut hangat kegiatan ini.

“Tiga hari lalu saya dikabari bahwa Dek Bayu ingin berkurban dan membagikan kepada sesama disabilitas. Saya sangat senang, apalagi anak-anak didik saya juga merasakan manfaatnya. Alhamdulillah, kami bisa ikut merayakan Idul Adha dengan penuh suka cita,” ungkapnya.

Kurban yang inklusif dan bermakna

Kegiatan ini menjadi contoh konkret bagaimana nilai-nilai agama dan kemanusiaan bisa berjalan beriringan secara inklusif. Kurban tidak hanya sebatas pada simbol penyembelihan hewan, tapi juga menjadi sarana menyampaikan pesan solidaritas, penghargaan terhadap martabat kelompok disabilitas, dan dorongan pemberdayaan komunitas.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved