Berita Internasional

Makin Panas, Elon Musk vs Donald Trump: Kritik Keras Hingga Dukungan Pemakzulan, Apa yang Terjadi?

Ketegangan ini bermula saat Elon Musk mengkritik keras rancangan undang-undang anggaran yang diusung Trump, yaitu “One Big Beautiful Bill.”

Penulis: Gina Zahrina | Editor: Nur Nihayati
Tangkap layar YouTube The White House
KONFLIK MUSK VS TRUUMP - Perseteruan Elon Musk dan Donald Trump semakin panas, berimbas pada hubungan bisnis dan politik di Amerika Serikat.Konflik yang awalnya tampak hanya berupa kritik terhadap kebijakan kini berujung pada dukungan terbuka Elon Musk agar Donald Trump dimakzulkan dan digantikan oleh Wakil Presiden JD Vance. 

SERAMBINEWS.COM - Perseteruan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pengusaha teknologi Elon Musk semakin memanas dan menjadi perhatian publik global.

Konflik yang awalnya tampak hanya berupa kritik terhadap kebijakan kini berujung pada dukungan terbuka Elon Musk agar Donald Trump dimakzulkan dan digantikan oleh Wakil Presiden JD Vance.

Ketegangan ini bermula saat Elon Musk mengkritik keras rancangan undang-undang anggaran yang diusung Trump, yaitu “One Big Beautiful Bill.”

RUU ini dirancang untuk mengatur kebijakan fiskal dan anggaran pemerintah, namun diperkirakan akan menambah defisit anggaran hingga 3 triliun dollar AS (sekitar Rp 48.825 triliun) dalam satu dekade mendatang.

Elon Musk menilai rancangan undang-undang tersebut sebagai sebuah “kekejian” dan menyerukan agar parlemen tidak meloloskannya.

Melansir dari Kompas, Presiden Trump tidak tinggal diam. Ia membalas kritik Musk dengan tuduhan bahwa Musk gila dan tidak setia.

Baca juga: Pecah Kongsi! Trump dan Elon Musk Saling Hantam, Saham Tesla Ambruk Seketika!

Trump bahkan mengancam akan mencabut subsidi dan kontrak pemerintah untuk perusahaan-perusahaan milik Musk, termasuk Tesla, SpaceX, dan proyek lainnya.

Sebagai balasan, Musk mengancam akan menarik pesawat luar angkasanya yang selama ini digunakan AS dalam misi penerbangan antariksa.

Ketegangan mencapai puncaknya pada Kamis, (5/6/2025), ketika komentator konservatif Ian Miles Cheong memposting di media sosial soal pemakzulan Trump dan pengangkatan JD Vance sebagai Presiden.

Musk membalas singkat, “Ya,” yang secara jelas menunjukkan dukungannya pada ide tersebut. Hal ini semakin memperjelas bahwa Musk tidak hanya menolak kebijakan Trump, tetapi juga ingin perubahan kepemimpinan di Gedung Putih.

Namun, hubungan keduanya sebenarnya tidak selalu memburuk. Beberapa bulan sebelumnya, tepatnya pada Februari 2025, Musk sempat menyatakan rasa suka dan dukungannya terhadap Trump.

Bahkan Trump mengadakan acara perpisahan resmi di Gedung Putih saat Musk mengundurkan diri dari posisi Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).

Baca juga: Trump vs Elon Musk Bikin Heboh! Pejabat Rusia Tawari Damai Dibayar Saham Starlink?

Pada acara tersebut, Musk mendapat penghargaan simbolis berupa kunci emas atas jasanya dalam mereformasi birokrasi pemerintahan.

Namun, suasana hangat tersebut berubah drastis saat Musk mengkritik RUU andalan Trump. Perseteruan ini kemudian berlanjut ke media sosial dengan saling serang yang cukup keras.

Musk bahkan sempat menyinggung nama Trump dalam “Epstein files” di platform X, meski unggahan tersebut kemudian dihapus.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved