Mihrab
Rezeki Telah Dijamin Allah, Tapi Tetap Harus Diupayakan
Rezeki tidak terbatas pada harta benda saja, tetapi juga mencakup kesehatan, kebahagiaan, kelapangan hati, anak, pasangan hidup, hingga ilmu dan iman.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
Rezeki Telah Dijamin Allah, Tapi Tetap Harus Diupayakan
SERAMBINEWS.COM - Dalam pandangan Islam, rezeki adalah segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT kepada makhluk-Nya yang membawa manfaat, baik bersifat materi maupun non-materi.
Rezeki tidak terbatas pada harta benda saja, tetapi juga mencakup kesehatan, kebahagiaan, kelapangan hati, anak, pasangan hidup, hingga ilmu dan keimanan.
Ketua Muslimah Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Dr Wahyu Khafidah, MA, menjelaskan bahwa setiap manusia yang lahir ke dunia telah ditetapkan rezekinya oleh Allah SWT.
Hal itu sebagaimana telah ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 6.
“Ayat ini mengajarkan bahwa kita tidak perlu khawatir akan rezeki, karena Allah sudah menjaminnya. Namun, kita tetap dianjurkan untuk berusaha mencari rezeki yang halal dan berupaya meningkatkan kualitas hidup,” ujarnya, Kamis (12/6/2025).
Kedua, rejeki karena usaha. Dalam Surah An Najm 39 bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.
Ayat ini menegaskan bahwa manusia hanya akan mendapatkan hasil balasan atau pahala dari perbuatan baik yang telah ia lakukan, dan tidak ada seorang pun yang akan mendapatkan pahala atau balasan dari perbuatan baik orang lain.
“Ayat ini bertujuan untuk mendorong manusia agar lebih bersemangat dalam beramal, berusaha, dan berbuat baik karena hasil dari usaha mereka akan dibalas di akhirat nanti,” sebut Dr Wahyu Khafidah.
Ketiga, rejeki karena bersyukur. Dalam Surah Ibrahim ayat 7 disebutkan bahwa jika kita kamu bersyukur, niscaya Allah akan menambah nikmat kepada kita, tetapi jika kita mengingkari nikmat Allah itu makan akan diberi azab yang sangat keras.
“Ayat ini mengingatkan kita tentang pentingnya bersyukur atas nikmat Allah SWT, dan juga mengingatkan tentang ancaman yang akan dialami oleh mereka yang kufur,”
“Janji untuk menambah nikmat bagi hamba yang bersyukur dan ancaman azab yang berat bagi mereka yang mengingkari, menjadi pengingat yang penting bagi manusia untuk senantiasa bersyukur dan menghindari sikap kufur,” paparnya.
Keempat, rejeki yang tidak terduga. Dalam QS At Thalak ayat 3 disebutkan bahwa Allah akan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga.
Ayat ini mendorong kita untuk selalu bertawakal kepada Allah dalam segala urusan, tidak hanya dalam masalah rezeki, tetapi juga dalam setiap aspek kehidupan.
Kelima, rejeki karena istigfar. Dalam QS Nuh ayat 10-11 disebutkan bahwa mohonlah ampun kepada Allah karena sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun.
“Ayat ini menekankan bahwa memohon ampunan dan bertaubat adalah kunci untuk mendapatkan kebaikan dan rezeki dari Allah,” jelas Dr Wahyu Khafidah.
Keenam, rejeki karena menikah QS An Nur ayat 32 disebutkan bahwa orang -orang yang masih membujang untuk segera menikah. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya.
Ketujuh, rejeki karena anak. Dalam QS Al Israa ayat 31 dijelaskan larangan membunuh anak karena kekhawatiran akan kesulitan ekonomi. Allah SWT menjamin rezeki bagi anak-anak dan juga orang tua mereka.
“Ayat ini mengingatkan umat Islam untuk tidak berbuat dosa besar dengan membunuh anak-anak mereka,” tegas Dr Wahyu Khafidah.
Kedelapan, rejeki karena sedekah. Dalam Al Baqarah ayat 245 sebagai pengingat penting tentang pentingnya infak dan sedekah.
Dengan memberikan harta di jalan Allah, seseorang akan mendapatkan balasan yang lebih besar di dunia dan di akhirat.
“Ayat ini juga mengingatkan bahwa Allah adalah pengatur rezeki dan semua makhluk akan kembali kepada-Nya,” jelas Ketua Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Serambi Mekkah ini
Sebagai hamba, kata Dr Wahyu Khafidah, menerima rezeki yang Allah berikan dengan penuh rasa syukur, tawakal, dan usaha yang maksimal.
Bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan, baik rezeki berupa materi maupun non-materi, menunjukkan bahwa kita menghargai karunia-Nya.
“Menerima rezeki adalah dengan bertawakal berarti percaya bahwa rezeki telah diatur oleh Allah dan kita hanya perlu berusaha dengan ikhlas dan penuh harapan. Bekerja keras dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencari rezeki,”
“Dengan berdoa dan memohon kepada Allah agar dimudahkan rezeki dan dibukakan pintu-pintu rezeki. Dengan bersedekah yang dapat menambah rezeki dan mendatangkan keberkahan,” pungkasnya. (ar)
Khutbah Jumat - Umat Islam Membutuhkan Figur Teladan, Tgk Habibie: Mulailah dari Hal-hal Kecil |
![]() |
---|
Khutbah Jumat Hari Ini, 12 September 2025, Keutamaan Khadijah Istri Nabi Muhammad SAW |
![]() |
---|
Mau Shalat Jumat di Mana? Ini Daftar Khatib dan Imam Shalat Jumat di Aceh Besar 12 September 2025 |
![]() |
---|
Daftar Khatib dan Imam Shalat Jumat di Aceh Barat pada 12 September 2025 |
![]() |
---|
Meneladani Nabi dalam Seni Berturur Kata, Tgk Burhanuddin: Kalau Umat Tidak Mampu, Lebih Baik Diam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.