Aceh Besar

1.800 Mahasiswa USK KKN di Aceh Besar, Syech Muharram Sebut Petani Kerap Trauma saat Panen

Syech Muharram, mengaku bangga atas kehadiran para mahasiswa yang melaksanakan KKN di wilayahnya.

Penulis: Indra Wijaya | Editor: Nur Nihayati
MC ACEH BESAR
PIDATO BUPATI - Bupati Aceh Besar Muharram Idris memberi sambutan pada pembekalan KKN Mahasiswa USK periode XXVI di Hall Gedung AAC Prof. Dayan Dawood, Banda Aceh, Senin (16/6/2025). MC ACEH BESAR 

Syech Muharram, mengaku bangga atas kehadiran para mahasiswa yang melaksanakan KKN di wilayahnya.

Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Sebanyak 1.800 mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler XXVI dan Literasi tahun 2025 di sejumlah kecamatan dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar.

Para mahasiswa akan ditempatkan di kecamatan Darul Imarah, Darul Kamal, Peukan Bada, Lhoknga, Ingin Jaya, Leupung, Lhoong, serta kelompok pengabdian dari BEM USK.

Bupati Aceh Besar, H Muharram Idris atau yang akrab disapa Syech Muharram, mengaku bangga atas kehadiran para mahasiswa yang melaksanakan KKN di wilayahnya.

“Ini pertama sekali saya bertatap muka langsung dengan adik-adik mahasiswa USK.

Sebenarnya keinginan ini sudah lama, tapi baru kali ini terwujud. Jujur saja, saya sempat gemetar, karena ini pertama kali,” kata Syech Muharram.

Saat bertemu para mahasiswa, ia mengenang perjuangannya menempuh pendidikan dan karir yang jauh berbeda dengan masa sekarang.

Menurutnya, dunia pendidikan dan pola asuh saat ini mengalami banyak perubahan dibanding generasi sebelumnya.

Ia menyoroti peran teknologi yang begitu masif hingga masuk ke rumah tangga dan menjangkau anak-anak balita.

Kepada para mahasiswa, ia menggarisbawahi tantangan pembangunan daerah, terutama di sektor pertanian dan UMKM, yang menjadi ladang pengabdian potensial bagi para mahasiswa.

Ia menyebutkan bahwa saat ini Aceh Besar memiliki 25 ribu hektar lahan siap tanam dan menduduki urutan kedua setelah Aceh Utara.

Namun, menurutnya, hanya delapan kecamatan yang sudah teraliri sistem irigasi, sedangkan lainnya masih mengandalkan tadah hujan.

“Yang lebih pahit lagi, saat air dikuasai oleh segelintir orang, yang menahan air di atas tanpa peduli nasib petani di bawah.

Ini realitas yang semoga bisa adik-adik bantu selesaikan saat turun ke lapangan nanti,” katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved