Berita Aceh Utara
Petani Rugi Rp 137 M dalam 5 Tahun, GEPEUBUT Desak Bendung Irigasi Krueng Pase Kanan Difungsikan
Berdasarkan perhitungan GEPEUBUT, estimasi kerugian petani mencapai lebih dari Rp 137,75 miliar, dalam kurun lima tahun terakhir.
Penulis: Jafaruddin | Editor: Saifullah
Laporan Jafaruddin I Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Gerakan Pemuda Berusahatani (GEPEUBUT) Aceh mendesak pemerintah untuk segera mengoperasikan dan memfungsikan kembali Bendung Irigasi Krueng Pase Kanan yang hingga kini belum memberikan manfaat optimal bagi ribuan petani di wilayah Aceh Utara.
Bendungan yang berada di perbatasan Desa Lubok Tuwe, Kecamatan Meurah Mulia dengan Maddi Kecamatan Nibong itu bisa mengairi areal sawah di sayap kanan dan kiri, hingga 8.922 hektare.
Infrastruktur pengairan strategis yang dibangun dengan anggaran besar ini dinilai gagal memenuhi tujuan utamanya sebagai penopang sistem irigasi pertanian di kawasan tersebut.
Ketua GEPEUBUT Aceh, Zulfikar Mulieng, SP, MSi kepada Serambinews.com, Jumat (20/6/2205), mengungkapkan, bahwa hingga saat ini, bendung tersebut belum mampu mengaliri lahan pertanian secara maksimal.
Akibatnya, ribuan hektare sawah di enam kecamatan terdampak secara langsung oleh ketidakoptimalan fungsi irigasi.
Yaitu Kecamatan Samudera, Syamtalira Aron Tanah Luas, Nibong, Matangkuli, dan Kecamatan Tanah Pasir.
Total luas lahan yang terdampak di sayap kanan mencapai sekitar 4.200 hektare, yang sebelumnya termasuk kategori lahan produktif.
Selama lima tahun terakhir, petani mengalami kerugian ekonomi signifikan akibat ketidaktersediaan air yang layak untuk irigasi.
Berdasarkan perhitungan GEPEUBUT, estimasi kerugian petani mencapai lebih dari Rp 137,75 miliar, dalam kurun lima tahun terakhir.
“Angka ini bukan sekadar nominal, tetapi mencerminkan penderitaan para petani yang setiap musim tanam menanti air yang tak kunjung mengalir,” urai dia.
“Padahal, bendung ini dibangun untuk mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani,” tegas Zulfikar.
GEPEUBUT menilai perlu adanya percepatan langkah konkret dari pemerintah daerah, Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I, dan dinas teknis terkait untuk memastikan bendung difungsikan secepat mungkin sebelum memasuki musim tanam berikutnya.
Organisasi ini meminta agar segera dilakukan rapat koordinasi lintas sektor yang melibatkan kelompok tani, pemerintah kabupaten, serta pihak BWS.
“Jangan biarkan bendung ini menjadi proyek mangkrak atau sekadar monumen pembangunan. Petani membutuhkan air, bukan wacana,” lanjutnya.
Gerakan Pemuda Berusahatani (GEPEUBUT)
Gepeubut Aceh
Bendung Irigasi Krueng Pase
Kerugian Petani di Aceh Utara
kerugian petani
Aceh Utara
Serambi Indonesia
Serambinews.com
Pemkab Siap Kawal Pembangunan SMA Unggul Garuda, Ayahwa: Generasi Kita Harus Bisa Bersaing Global |
![]() |
---|
Wamen Dikti Saintek Didampingi Ayahwa Tinjau Lokasi Pembangunan SMA Unggul Garuda di Aceh Utara |
![]() |
---|
Tinjau Sengketa Lahan dengan PT Satya Agung Bersama Pansus, Ketua DPRK Aceh Utara: Stop Pematokan |
![]() |
---|
Kamaruddin Sah Raih Doktor Komunikasi Damai Pertama di Indonesia, Dapat Pengakuan jadi Model Terbaik |
![]() |
---|
SMA Negeri 1 Matangkuli Dipilih Jadi Lokasi Perayaan HUT PMI Aceh Utara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.