Kesehatan

Dendam Bisa Jadi Pemicu Penyakit Serius, dr Zaidul Akbar: Kanker Pun Bisa Berasal dari Luka Batin

Luka batin dan dendam mendalam kepada suaminya itu terus ia simpan selama bertahun-tahun, hingga suatu hari ia divonis mengidap kanker.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Agus Ramadhan
Tangkapan layar kanal YouTube dr. Zaidul Akbar Official
dr Zaidul Akbar mengisahkan tentang seorang wanita yang mengalami luka batin hingga menyebabkan penyakit kanker, hal tersebut diungkap dr Zaidul Akbar lewat akun Instagramnya, Senin (23/6/2025). 

SERAMBINEWS.COM - Apakah emosi negatif seperti dendam, sakit hati, atau kebencian bisa memicu penyakit fisik seperti kanker?

Pertanyaan ini menjadi refleksi banyak orang setelah dr Zaidul Akbar, dokter sekaligus pakar pengobatan alami, membagikan kisah nyata penderita kanker yang menyentuh hati.

Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, dr Zaidul Akbar mengisahkan tentang seorang wanita yang mengalami penderitaan luar biasa, ia ditinggalkan suami saat sedang hamil, hidup sebatang kara tanpa dukungan dan harus menjalani proses kehamilan hingga persalinan sendirian.

Luka batin dan dendam mendalam kepada suaminya itu terus ia simpan selama bertahun-tahun, hingga suatu hari ia divonis mengidap kanker.

Berbagai upaya pengobatan telah ia coba, namun kondisi tak kunjung membaik.

Titik balik datang saat ia bertemu seorang tabib yang tak memberinya resep, melainkan satu nasihat sederhana, "Maafkan suamimu."

Awalnya, wanita itu menolak mentah-mentah.

Baca juga: Kisah Wanita Sembuh dari Kanker Usai Memaafkan Suami, dr Zaidul Akbar: Luka Batin, Sumber Penyakit!

Baginya, rasa sakit itu terlalu dalam untuk bisa dihapus.

Tapi sang tabib menjawab dengan tenang, “Itu pilihan Ibu. Tapi kanker ini tak akan bisa sembuh, kecuali sumbatan hati (dendam) itu dilepaskan.”

Sejak saat itu, perlahan-lahan ia mulai belajar melepaskan dendam.

Prosesnya tidak mudah, ia menangis, marah, bergumul dengan emosi.

Namun seiring waktu, rasa ikhlas mulai muncul dan kondisinya pun mulai membaik. Kanker yang dideritanya perlahan-lahan menghilang.

“Luka batin (dendam) yang tersimpan bisa menyumbat organ tubuh. Ketika hati tersumbat, tubuh pun ikut terkena dampaknya,” tulis dr Zaidul Akbar.

Baca juga: Puasa, Kurma dan Olahraga: Trio Sederhana Penghasil Hormon Bahagia, Ini Penjelasan dr Zaidul Akbar

Meski terdengar spiritual, apa yang disampaikan dr Zaidul Akbar ternyata sejalan dengan pandangan kedokteran modern.

Banyak studi ilmiah menunjukkan bahwa stres kronis, depresi dan trauma emosional dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan memperburuk kondisi penyakit, termasuk kanker.

dr Zaidul Akbar juga menegaskan bahwa memaafkan bukan berarti menyetujui kesalahan orang lain, melainkan langkah menyelamatkan diri sendiri dari tekanan batin yang tak terlihat.

“Lepaskan semua sumbatan hati. Agar bahagiamu tak bergantung pada kondisi. Agar bahagiamu tak butuh syarat dan janji,” pungkasnya.

Kisah ini menjadi pengingat bahwa penyembuhan sejati tidak hanya datang dari luar, tapi juga dari dalam diri. Memaafkan, mengikhlaskan, dan berdamai dengan masa lalu bisa menjadi langkah awal menuju kesembuhan fisik dan jiwa.

Baca juga: Puasa Bisa Sembuhkan Segala Penyakit Asalkan Dikerjakan dengan Benar, Ini Penjelasan dr Zaidul Akbar

Tah hanya tekanan batin, pada kesempatan berbeda dr Zaidul Akbar juga pernah mengungkap bahwa penyakit yang datang pada tubuh manusia salah satunya disebabkan oleh tidak sehatnya kondisi mental dan emosi seseorang. 

Dalam ceramahnya yang diunggah di kanal YouTube dr Zaidul Akbar Official, dr Zaidul Akbar mengatakan, salah satu penyakit batu ginjal sangat berhubungan dengan emosi. 

Seseorang yang mengalami perasaan ditindas dan dianiaya mentalnya, maka orang tersebut rentan mengalami batu ginjal.

"Kalau babnya lagi-lagi di bab emosi dari apa yang saya pelajari lagi. Ginjal ini ada emosinya, maka kaitannya emosi ginjal itu dengan penindasan, penganiayaan, merasa tertindas," kata dr Zaidul Akbar dikutip dari kanal YouTube dr Zaidul Akbar Official.

Maka bagi pasien penderita batu ginjal agar tidak kambuh setelah dioperasi, penting sekali dijaga kesehatan mental dan emosinya. "Itu coba dibuang dulu atau mungkin dianulir dulu," sambungnya.

Selain itu menurut dr Zaidul Akbar, ada beberapa penyakit keturunan yang berkaitan dengan emosi dan mental yang harus diputus genetiknya.

Pasalnya, jika penyakit keturunan ini ada di dalam tubuh seseorang, maka bisa menyebabkan penyakit fisik seperti penyakit jantung, diabetes, kanker dan autoimun.

"Penyakit keturunan yang harus diputus genertiknya. Secara fisik ya bisa jadi penyakit jantung, diabetes, kanker, otoimun.. itu benar benar saja," ujarnya pada kesempatan berbeda.

dr Zaidul Akbar kemudian mengungkap setidaknya ada enam poin penyakit keturunan yang harus diputus genetiknya, adapun yang dimaksud adalah dendam, kebencian, kemarahan, rasa terhina, pelit dan berburuk sangka.

"Semua itu bisa di "wariskan" secara genetik emosi," timpalnya.

Apabila semua emosi negatif itu jika dibiarkan, maka ia akan “menjelma” menjadi sesuatu yang bersifat fisik dalam bentuk penyakit.

"Lalu disalahlkanlah ini itu dalam bentuk materi/ fisik, padahal sesungguhnya.. ya gitu tadi itu…jadi dibalik penyakit fisik yang tampak," sambungnya.

dr Zaidul Akbar kemudian memberikan contoh, salah satu penyakit yang disebabkan dari pergulatan emosi dan mental yang negatif seperti penyakit degeneratif.

Dikutip dari laman kemenkes, beberapa jenis penyakit degeneratif paling umum adalah kanker, diabetes, Parkinson, Alzheimer, rheumatoid arthritis dan osteoporosis.

"Apalagi penyakit kronik degeneratif alias penyakit lama menahun, maka sesungguhnya ada pergulatan jiwa, pergulatan emosi disana yang luar biasa, yang disadari atau tidak itu menjadi masalah utamanya.. krn Rasulullah SAW juga sampaikan itu," ungkapnya

Terakhir, dr Zaidul Akbar memberikan solusi, adapun hal-hal yang dapat memutus rantai genetik emosi itu adalah dengan selalu mengingat Allah, beristigfar, saling memaafkan, ikhlas dan ridho.

"Dengan cara itu supaya bisa menjalani hidup dengan tenang dan damai," pungkasnya. 

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved