Kematian Turis Brasil
Mimpi Turis Brasil yang Meninggal Jatuh di Gunung Rinjani, Juliana: Saya Puas dengan Diri Sendiri
Juliana digambarkan sebagai seorang penjelajah gigih yang telah menjelajahi Asia Tenggara seperti Thailand, Filipina, Vietnam, dan Indonesia.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Nur Nihayati
Mimpi Turis Brasil yang Meninggal Jatuh di Gunung Rinjani, Juliana: Saya Puas dengan Diri Sendiri
SERAMBINEWS.COM – Kabar kematian seorang turis asal Brasil, Juliana Marins (26) di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyita perhatian publik.
Tim penyelamatan Indonesia, Badan SAR Nasional, menyatakan turis asal Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani, Juliana Marins dinyatakan meninggal dunia.
Kabar kematian Juliana itu diketahui setelah seorang tim penyelamat berhasil mencapai titik keberadaan korban.
Dia kemudian memeriksa kondisi Juliana dan mengatakan tidak ada tanda-tanda kehidupan.
Kabar meninggalnya Juliana ini dengan cepat menyebar seantero Brasil, dan mengundang beragam komentar publik.
Flávia Dela Libera Vieira, seorang teman Juliana Marins mengatakan bahwa backpacking adalah mimpinya.
"Dia sangat gembira, backpacking adalah sesuatu yang masuk akal bagi hidupnya, sebuah mimpi, dia selalu sangat supel dan saya sangat gembira untuknya," kata Flávia, dilansir dari media lokal Brasil, G1 Globo, Rabu (25/6/2025).

Dalam suasana kesedihan, Flávia mengenang bahwa Juliana memiliki sikap yang ramah, ceria, dan menyenangkan.
"Saya rasa kami saling melengkapi. Dia orang yang sangat ramah, terbuka, dan menyenangkan. Di sisi lain, saya lebih pendiam. Saya rasa akhirnya ada keseimbangan di antara kami," katanya.
Menurut Flávia, mereka menghabiskan seluruh waktu bersama, belajar untuk ujian dan saling membantu dalam berbagai situasi.
Namun, pada akhir semester pertama kuliah, Juliana menyadari bahwa mata kuliah tersebut tidak sesuai dengan kepribadiannya, jadi ia kembali ke Niterói dan mulai belajar Komunikasi di Universitas Federal Rio de Janeiro (UFRJ).
Terakhir kali Flávia dan Juliana bersama adalah pada bulan November 2024 di sebuah festival yang berlangsung di Petrópolis .
"Saya ingat dalam percakapan terakhir kami, dia bercerita tentang perjalanan backpacking yang akan dia lakukan,”
“Saya sangat senang untuknya, karena saya tahu itu adalah sesuatu yang cocok untuknya. Brasil tidak cukup untuk orang seperti dia. Jadi, melihatnya dalam situasi ini sangat menyakitkan bagi saya," kata Flávia.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.