Kementerian BUMN Dulu Sumbang Rp 90 T ke Negara, Sekarang Rp 1 T, Erick Thohir Ungkap Penyebabnya
Dividen yang biasanya disetor ke negara, sekarang masuk ke kantong Danantara untuk diinvestasikan ke berbagai proyek.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkap bahwa dulu Kementerian BUMN bisa menyumbang sekitar Rp 90 triliun ke negara.
Sumbangan itu berasal dari dividen yang didapat Kementerian BUMN dari para perusahaan plat merah.
Namun, kini BUMN tak lagi dimiliki Kementerian BUMN, tetapi ada di tangan Danantara Indonesia.
Dividen yang biasanya disetor ke negara, sekarang masuk ke kantong Danantara untuk diinvestasikan ke berbagai proyek.
"Kementerian BUMN bisa dulu menyumbang mungkin Rp 90 triliun lah anggapnya, mungkin Kementerian BUMN yang baru Rp 1 triliun kan lumayan gitu lah. Cuman belum tau ya nanti angkanya liatnya. Lumayan Rp 1 triliun," kata Erick ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
Lalu, saat ini, berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 1 Tahun 2025 Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara Pasal 3AM, Negara Republik Indonesia memiliki satu persen saham seri A Dwiwarna dengan hak istimewa melalui kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang BUMN.
Dengan begitu, Erick menyebut Kementerian BUMN masih bisa mendapatkan dividen dari para perusahaan plat merah untuk diberikan kepada negara.
"Artinya nanti dari dana yang tersisa, kita berikan kepada pemerintah lagi karena kita kan tugasnya memang membantu pemerintah. Jadi, kami juga tetap membantu pemerintah," ujar Erick.
Sebelumnya, CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani mengatakan bahwa dividen yang mereka dapat dari BUMN akan diputar lagi untuk investasi.
"Dari dividen yang selama ini didistribusikan untuk negara, untuk pemerintah, sekarang ini bisa dikelola untuk kami investasikan ke dalam industri, ke dalam proyek-proyek yang tentunya harus menghasilkan return," ujar Rosan dalam acara Meet The Leaders di Universitas Paramadina, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (13/6/2025) malam.
Pada tahun ini, Rosan mengatakan Danantara akan mendapat dividen sekitar 7 miliar dolar AS atau sama dengan Rp 120 triliun hingga Rp 150 triliun.
Itu semua harus diinvestasikan ke industri-industri yang bisa menciptakan lapangan kerja.
Sebab, kata dia, penciptaan lapangan kerja merupakan satu dari sekian kriteria yang Danantara harus penuhi ketika akan melakukan investasi selain return yang baik.
"Oleh sebab itu, Danantara adalah salah satu instrumen bukan hanya meningkatkan peran dalam ekonomi growth, tetapi juga penciptaan lapangan pekerjaan yang berkualitas," kata Rosan.
Baca juga: Kontroversi Drawing Liga 4 Bikin Erick Thohir Marah: Tidak Profesional dan Harus Diulang
Erick Thohir Minta Anggaran Kementerian BUMN Tahun 2026 Ditambah Jadi Rp 604 Miliar
Profil Mayjen Ahmad Rizal Ramdhani, Stafsus KSAD Ditunjuk Jadi Dirut Bulog, Ini Riwayat Kariernya |
![]() |
---|
PT PEMA Setor Dividen Rp26,7 Miliar ke Pemerintah Aceh, Ini Pesan Mualem |
![]() |
---|
Qatar dan Arab Saudi Host Babak 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Erick Thohir: Semua Laga Harus Fair! |
![]() |
---|
Ray Dalio Batal Gabung Dewan Penasihat Danantara, Alasannya Masih Misterius |
![]() |
---|
BSI Tetapkan Dividen Total Rp 1,05 T, Masuk Top 10 Bank dengan Pertumbuhan Tertinggi, Ini Kuncinya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.