Mihrab
Penyakit “Wahan” Para Pemimpin Arab, Dr Zulkhairi: Ketika Gaza Menjerit, Mereka Diam dalam Kemewahan
Dr Zulkhairi menyoroti fenomena diamnya para penguasa negara-negara Arab yang disebutnya sebagai “pembiaran terstruktur” terhadap genosida di Gaza.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika
Penyakit “Wahan” Para Pemimpin Arab, Dr Zulkhairi: Ketika Gaza Menjerit, Mereka Diam dalam Kemewahan
SERAMBINEWS.COM - Di tengah derasnya hujan bom yang terus mengguncang Gaza, satu pertanyaan besar menggema di kalangan umat Islam, ‘ke mana suara para pemimpin Arab?’.
Sebenarnya mereka ikut berpartisipasi secara langsung dan tidak langsung dalam melayani Zionis Israel melalukan Genosida di Gaza.
Akademisi UIN Ar-Raniry sekaligus Sekjend Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Dr Teuku Zulkhairi, MA menyentil keras sikap sebagian besar elite Arab yang dinilai justru ikut membiarkan penjajahan atas Palestina terus berlangsung.
“Tapi semua itu justru nyaris senyap, tertutup gemerlap istana-istana mereka yang megah. Maka Genosida yang berlangsung di Gaza hari ini bukan semata-mata karena kekuatan militer Israel, tetapi lebih karena adanya pengkhianatan sebagian besar pemimpin Arab sendiri yang telah menjual kehormatan mereka kepada Zionis,” ujarnya, Kamis (10/7/2025).
Dr Zulkhairi menyoroti fenomena diamnya para penguasa negara-negara Arab yang disebutnya sebagai “pembiaran terstruktur” terhadap genosida di Gaza.
Ia menegaskan bahwa kekejaman Israel tak mungkin terjadi sebesar ini tanpa peran pasif, bahkan aktif, dari sejumlah negara Arab sendiri.
“Inilah wajah nyata dari penyakit ‘wahan’, penyakit hati yang telah diingatkan oleh Rasulullah SAW berabad-abad silam,” ujarnya.
Serya mengutip hadis; “Allah mencabut rasa takut dari dada musuh-musuh kalian dan menanamkan dalam hati kalian penyakit wahan." Sahabat bertanya, "Apakah wahan itu wahai Rasulullah?" Nabi menjawab, "Cinta dunia dan takut mati." (HR. Abu Dawud).
Mengutip hadis itu, Dr Zulkhairi mengajak umat Islam merenung, bahwa inilah penyakit yang menjangkiti para pemimpin Arab hari ini.
Kekuasaan, tahta, dan harta telah membuat mereka lupa pada amanah, bahkan pada darah sesama Muslim yang tertumpah.
“Alih-alih membela saudara-saudara seiman yang sampai detik ini terus disembelih secara biadab di Gaza, mereka justru berlomba-lomba menjalin normalisasi hubungan dengan Israel melalui proyek-proyek ekonomi, politik, bahkan militer. Palestina ditinggalkan, Gaza dikhianati,” tegasnya.
Akademisi UIN Ar-Raniry itu juga menyoroti negara-negara seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, hingga Mesir dan Yordania yang dinilai terang-terangan mendekat ke Israel, sementara rakyat Palestina terus menderita.
Bahkan negara besar seperti Arab Saudi disebut memainkan politik dua muka: menjaga citra di mata umat Islam, namun tetap melayani kepentingan geopolitik Barat.
Sementara Jordania tak ubahnya seperti kiper dalam pertandingan sepak bola bagi zionis Israel. Jordania berjuang keras menangkis semua serangan ke zionis yang datang dari Iran.
“Semua ini bukan tanpa alasan. Para pemimpin Arab telah terjerumus ke dalam kecintaan duniawi yang melumpuhkan keberanian mereka. Kekayaan minyak, istana megah, dan kehidupan penuh kemewahan telah membuat mereka takut kehilangan segalanya,” ungkap Dr Zulkhairi.
Namun di tengah gelapnya pengkhianatan, Dr Zulkhairi memberi secercah harapan bahwa masih ada rakyat, ulama, dan aktivis yang bersuara lantang dari akar rumput.
Demonstrasi rakyat di berbagai negara Arab dan Barat menunjukkan bahwa kesadaran belum mati.
Sayangnya, suara rakyat ini belum cukup kuat menembus tembok istana-istana para penguasa.
“Kita tidak boleh lupa, bahwa kekuatan Zionis hari ini hanyalah sementara. Namun yang lebih mengkhawatirkan adalah, bila penyakit wahan terus menguasai hati umat Islam dan para pemimpinnya, maka kekalahan moral dan spiritual umat akan lebih berbahaya daripada kekalahan militer,” tuturnya.
Oleh karena itu, umat Islam harus bersatu melawan dua musuh sekaligus, yakni Zionis Israel yang nyata menyerang dari luar, dan para pemimpin Muslim pengkhianat yang menikam dari belakang.
Hanya dengan kembali kepada ajaran tauhid yang murni, mencintai akhirat lebih daripada dunia, serta menegakkan keadilan dan keberanian membela yang lemah, umat Islam akan kembali berjaya.
“Palestina hari ini adalah cermin dan wajah bagi dunia Islam. Selama pemimpin-pemimpin Muslim masih mengidap penyakit wahan, maka Gaza akan terus berdarah. Tetapi jika mereka bangkit dari kelalaian dan cinta dunia, maka janji Allah SWT pasti akan datang,” pungkasnya. (ar)
Khatib Jumat di Masjid At-Taqwa Sigli Pidie Ingatkan Pentingnya Berbaik Sangka kepada Allah |
![]() |
---|
Khutbah Jumat di Aceh Besar: Berbakti kepada Orang Tua Adalah Wujud Syukur |
![]() |
---|
Kitab Kuning Benteng Peradaban Aceh, Menjaga Warisan Peradaban Islam |
![]() |
---|
Segera Melangkah ke Masjid, Ini Daftar Khatib dan Imam Shalat Jumat di Aceh Besar 22 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Jadwal Lengkap Khatib dan Imam Shalat Jumat di Sabang Hari Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.