Kesehatan
Pemerintah Berencana Terapkan Cukai Minuman Berpemanis,Dianggap Jadi Ancaman Kesehatan Generasi Muda
Di balik semangat mewujudkan visi “Indonesia Emas”, muncul ancaman besar yang justru berasal dari dapur rumah tangga
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Di tengah semangat menyongsong “Indonesia Emas”, justru muncul ancaman serius dari dapur rumah tangga dan kantin sekolah.
Lonjakan kasus hipertensi, diabetes, dan obesitas termasuk pada anak-anak usia dua tahun jadi sinyal bahaya bagi masa depan generasi muda.
Kementerian Kesehatan mencatat pola konsumsi masyarakat makin tak terkendali, dengan konsumsi minuman manis dan makanan tinggi gula, garam, serta lemak meningkat tajam setiap tahun. Biaya kuratif untuk penyakit tidak menular pun melonjak drastis, membebani sistem jaminan kesehatan.
Ironisnya, banyak yang belum menyadari bahwa obesitas adalah pintu masuk penyakit kronis.
Sementara itu, gaya hidup “ngopi kekinian” dan ngemil tanpa kontrol jadi kebiasaan baru yang memperparah situasi.
Pemerintah tidak tinggal diam. Cukai untuk minuman berpemanis akan diberlakukan, edukasi kesehatan ditanamkan sejak sekolah, hingga dorongan penyediaan pangan sehat oleh Kementerian Pertanian.
Ancaman itu bukan sekadar wacana. Data menunjukkan pola konsumsi pangan berisiko seperti makanan tinggi gula, garam, dan lemak (GGL), termasuk minuman manis dan makanan cepat saji, meningkat setiap tahunnya.
Bahkan, obesitas kini telah merambah ke usia anak-anak mulai dua tahun.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.
“Negara maju pasti persoalannya adalah penyakit tidak menular. Dan kita sudah bisa lihat dari angka-angka yang sebenarnya itu trennya itu sudah ada. Jadi mau enggak mau kalau kita sekarang masih belum melakukan intervensi sebenarnya kita akan sangat-sangat terlambat,” ungkapnya dalam kegiatan Diseminasi Hasil Studi 'Penasaran Makanan yang Tidak Sehat' secara daring, Kamis (10/7/2025).
Alarm dari Pola Hidup Masyarakat
Kementerian Kesehatan mencatat beban biaya kuratif akibat penyakit tidak menular melonjak tajam dalam dua tahun terakhir.
Penyakit seperti gagal ginjal, hipertensi, dan diabetes mellitus mendominasi pembiayaan jaminan kesehatan nasional.
Hal ini berkaitan erat dengan faktor risiko yang tidak terkontrol, seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan kebiasaan merokok yang sebenarnya bisa dicegah sejak dini.
"Menjaga diri individu itu harus tentunya dengan pemahaman, tentunya harus dari kesadaran dari masing-masing individu. Nah ini yang mungkin masih menjadi tantangan kita," imbuhnya.
Waspada! Bahaya Seks Oral Bisa Tularkan Herpes, Ini Penjelasan dr Boyke |
![]() |
---|
Ketahui, Bahaya Penyakit Tiroid dan Dampak pada Tubuh Apa Saja? Berikut Penjelasan Dokter |
![]() |
---|
Sombong Bukan Sekadar Dosa, Tapi Juga Picu Penyakit Fisik, Ini Penjelasan dr Zaidul Akbar |
![]() |
---|
43 Tahun Jadi Dokter, dr Boyke Ungkap Kasus-Kasus Ekstrem Pasutri: Inses, Fetish Popok &KDRT Masokis |
![]() |
---|
Duduk Berjam-jam Berdampak ke Ginjal, Simak Penjelasan Dokter |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.