Aceh Utara
Pasien Luka Serius di Aceh Utara Dilarikan ke RSUD dengan Sepmor, Ini Penjelasan Kepala Puskesmas
“Dengan demikian, kami menegaskan bahwa tidak benar jika disebutkan pasien dirujuk menggunakan sepeda motor karena ketiadaan sopir...
Penulis: Jafaruddin | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Jafaruddin I Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON - Seorang pria di Kecamatan Tanah Pasir, Aceh Utara, terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit menggunakan sepeda motor setelah sopir ambulans Puskesmas Tanah Pasir tidak berada di tempat saat dibutuhkan, Sabtu (12/7/2025).
Korban, M Nasir (46), warga Gampong Alue, mengalami kecelakaan kerja saat menggiling tebu hingga menyebabkan jari jempol tangan kirinya putus akibat terjepit mesin.
Setelah mendapat penanganan awal di Puskesmas Tanah Pasir, pasien disarankan untuk dirujuk ke RSUD Cut Meutia Lhokseumawe.
Namun, setelah menunggu lebih dari 30 menit, ambulans yang tersedia tidak dapat digunakan karena sopir tidak berada di lokasi.
"Mobilnya ada, tapi sopir tidak kunjung datang. Karena suami sudah lemas dan kesakitan, akhirnya kami bawa pakai sepeda motor," ujar istri korban, Fauziah (43).
Saiful, adik pasien, menyayangkan kondisi ini yang menurutnya bukan pertama kali terjadi.
“Kejadian seperti ini sudah sering. Mobil ada, tapi sopir tidak ada. Kami harap dinas terkait turun tangan dan mengevaluasi pelayanan di Puskesmas Tanah Pasir,” tegasnya.
Sementara itu Kepala Puskesmas Tanah Pasir dr Jarita menyampaikan informasi yang menyebutkan tidak adanya sopir ambulans dan petugas UGD adalah tidak benar.
“Pada waktu kejadian, sopir ambulans dan petugas medis berada di tempat dan siap siaga di Puskesmas Tanah Pasir,” ujarnya.
Dijelaskan, pasien atas nama M Nasir datang ke UGD Puskesmas Tanah Pasir pada pukul 11.20 WIB, dengan kondisi luka pada jempol tangan kiri akibat kecelakaan kerja (terjepit mesin tebu).
Setelah dilakukan penanganan awal oleh petugas medis, pasien dianjurkan untuk dirujuk ke RSUD Cut Meutia guna penanganan lanjutan.
Namun, pihak keluarga menolak menggunakan ambulans dengan alasan akan menggunakan mobil pribadi yang ada di rumah.
“Selama menunggu kendaraan pribadi dijemput, pasien tetap berada di ruang UGD dalam pengawasan dan observasi tim medis puskesmas,” kata Jarita.
Sekitar 30 menit kemudian, keluarga pasien kembali tanpa membawa mobil pribadi, dengan alasan tidak ada anggota keluarga lain yang bisa menyupir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.