Pasukan TNI Datang Seperti Mau Perang, Warga Trauma dan Ketakutan
Kedatangan tiba-tiba pasukan TNI dalam jumlah besar dan seperti akan berperang membuat warga ketakutan.
5. Aktivitas penebangan kayu oleh TNI dilakukan di lokasi yang dianggap keramat oleh masyarakat adat.
6. Secara umum, masyarakat tidak menginginkan keberadaan aparat di lingkungan mereka.
Warga Ibele, kata Iberanus Hilapok, menyampaikan permintaan resmi kepada pihak terkait untuk segera menarik pasukan TNI non-organik dari wilayah mereka.
"Kami minta semua pihak harus bertindak cepat yaitu, Pemerintah Kabupaten Jayawijaya. Dandim 1702/Jayawijaya,"
"Kapolres Jayawijaya. DPRD Kabupaten Jayawijaya. DPR Papua Pegunungan, Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Pegunungan," sebutnya.
Dalam pernyataan sikapnya, masyarakat Ibele secara tegas menolak kehadiran anggota TNI non-organik dan meminta agar tidak ada lagi pendekatan militeristik yang meresahkan rakyat.
“Jangan tunggu jatuh korban, baru pemerintah mengambil tindakan. Demi keselamatan masyarakat, kami minta penarikan segera,” tegas perwakilan warga.
Baca juga: DPRK Nagan Raya Minta Mendagri dan Gubernur Kembalikan Kewenangan Kabupaten
Baca juga: Israel Bunuh 120 Orang di Gaza dalam 24 Jam
Terpisah, Komandan Kodim (Dandim) 1702/Jayawijaya Letkol Arh Reza Mamoribo, menanggapi penolakan warga Distrik Ibele.
Dandim menegaskan bahwa TNI tetap berpegang teguh pada tugas negara dan komando satuan atas.
"Kami tetap akan bertindak secara terukur dan professional," kata Dandim.
"Tidak akan sekali-kali menakuti atau menyakiti masyarakat, sebagaimana yang diamanatkan dalam delapan wajib TNI dan Santi Aji sebagai pedoman dalam bersosialisasi dengan rakyat," terangnya.
Dandim juga menjelaskan bahwa keberadaan TNI di wilayah Ibele dan sekitarnya merupakan bagian dari upaya menjaga stabilitas keamanan, mengingat kawasan tersebut kerap menjadi jalur perlintasan kelompok bersenjata.
"Satgas menilai bahwa daerah sekitar Ibele, Walaik, Tailarek, Pelebaga dan Habema adalah wilayah perlintasan kelompok OPM Kodap III Ndugama Pimpinan Egianus Kogeya,"
"Beberapa peristiwa dalam satu hingga dua bulan terakhir juga memperkuat analisis kami, seperti penembakan anggota Polantas di RSUD Wamena dan pembunuhan dua warga sipil di lingkungan gereja Air Garam," jelasnya.
Baca juga: Aneh! Pemkab Aceh Jaya tak Tahu Kunker Keuchik ke Jakarta, DPMPKB: Tidak Ada Surat Resmi
Baca juga: Bantuan Bencana Alam Puting Beliung di Aceh Utara Dikembalikan Korban, PGE Angkat Bicara
Ia menambahkan bahwa penempatan pasukan dilakukan demi membantu tugas Polres Jayawijaya dalam menjamin keselamatan warga.
Terkait aspirasi masyarakat yang menolak keberadaan TNI non-organik, Danrem memastikan pihaknya akan menyampaikannya kepada komando atas sesuai jalur komando.
"Kami tetap akan laporkan ke satuan atas. Kita tunggu saja seperti apa jawaban dan tindak lanjutnya dari pusat,"pungkasnya.(*)
Kedatangan Pasukan TNI
Pasukan TNI Datang Seperti Mau Perang
Warga Tolak Kehadiran Pasukan TNI
TNI Datang Warga Trauma
TNI Datang Warga Ketakutan
Warga Papua Tolak Kehadiran TNI
Warga Ketakutan dengan Kehadiran TNI
Sosok Warga Aceh Tamiang Meninggal Dikeroyok di Malaysia, Anak Mantan Kadus dan Aktif di Kampungnya |
![]() |
---|
Bank Aceh Luncurkan ATM Drive Thru Pertama di Lhokseumawe, Dorong Transformasi Layanan Perbankan |
![]() |
---|
Rp 500 Ribu untuk Lihat Buaya Aceh Singkil, Petualang Eropa Memang Beda |
![]() |
---|
Tak Hanya Hasto, Nenek di Jatim Ini Juga Dapat Amnesti dari Prabowo |
![]() |
---|
Viral Video! Penumpang Lion Air Teriak Ada Bom, Satu Pesawat Panik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.