Perang Gaza

Derita anak Gaza, 1 dari 10 Anak Kurang Gizi, Israel Larang 6.000 Truk Masuk & Sita Susu Bayi 

Lazzarini mengatakan PBB harus diizinkan untuk melakukan pekerjaannya di Gaza, khususnya membawa bantuan kemanusiaan dalam skala besar, termasuk

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/anadoulu agency
Anak Palestina Osama Kamal al-Rakab menderita kekurangan gizi di Khan Younis, Gaza selatan, pada 14 April 2025. 

SERAMBINEWS.COM - Penderitaan anak-anak di Gaza, Palestina tak terperihkan. PBB melaporkan satu dari setiap 10 anak yang diperiksa di klinik di Gaza yang dikelola oleh badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi Palestina, UNRWA, mengalami kekurangan gizi, karena kelaparan anak-anak meningkat di seluruh wilayah tersebut di tengah blokade Israel yang terus berlanjut terhadap bantuan kemanusiaan .

Pencegahan keras Israel terhadap bantuan yang masuk ke Gaza telah menyebabkan "Kekurangan pasokan nutrisi yang parah," kata kepala UNRWA Philippe Lazzarini pada Selasa, menggambarkan situasi anak-anak yang kelaparan sebagai "rekayasa dan buatan manusia".

Lazzarini mengatakan PBB harus diizinkan untuk melakukan pekerjaannya di Gaza, khususnya membawa bantuan kemanusiaan dalam skala besar, termasuk untuk anak-anak.

"Setiap penundaan gencatan senjata akan menyebabkan lebih banyak kematian," ujarnya, seraya mencatat bahwa lebih dari 870 warga Palestina yang kelaparan telah tewas sejauh ini saat mencoba mengakses makanan dari sistem distribusi yang sangat dikritik yang dijalankan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.

Baca juga: Menyakitkan, Anak-anak Gaza Jalani Perawatan Luka Bakar tanpa Obat Penghilang Nyeri

Direktur komunikasi UNRWA, Juliette Touma, mengatakan kepada wartawan di Jenewa melalui tautan video dari Amman, Yordania, bahwa “obat-obatan, perlengkapan nutrisi, bahan kebersihan, bahan bakar semuanya cepat habis”.

“Tim kesehatan kami mengonfirmasi bahwa tingkat malnutrisi meningkat di Gaza, terutama sejak pengepungan diperketat lebih dari empat bulan lalu pada tanggal 2 Maret,” kata Touma.

“Seorang perawat yang kami ajak bicara mengatakan bahwa sebelumnya, ia hanya melihat kasus-kasus malnutrisi ini di buku teks dan film dokumenter,” ujarnya.

"Seiring meluasnya malnutrisi di kalangan anak-anak di wilayah kantong yang dilanda perang, UNRWA telah mengirim lebih dari 6.000 truk berisi makanan, perlengkapan kebersihan, obat-obatan, dan perlengkapan medis ke luar Gaza. Semuanya menunggu untuk tiba," tambah Touma.

Sejak Januari 2024, UNRWA mengatakan telah memeriksa lebih dari 240.000 anak laki-laki dan perempuan di bawah usia lima tahun di kliniknya, dan menambahkan bahwa sebelum perang, kekurangan gizi akut jarang terjadi di Gaza.

Andee Clark Vaughan, seorang perawat gawat darurat di Asosiasi Medis Palestina Australia Selandia Baru (PANZMA) yang berpusat di Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera pada Rabu bagaimana otoritas Israel telah menyita susu formula bayi dari pekerja medis yang memasuki wilayah tersebut.

"Sistem kekebalan tubuh di sini sangat terganggu karena malnutrisi," ujar Vaughan, menjelaskan bagaimana ibu-ibu Palestina sangat kekurangan gizi sehingga mereka tidak dapat memproduksi ASI untuk bayi mereka dan terpaksa membuat keputusan sulit demi menjaga anak-anak mereka tetap hidup.

“Yang kami lihat di sini adalah para ibu berusaha semaksimal mungkin, mencampur air – yang seringkali terkontaminasi – dengan kacang-kacangan atau lentil hanya untuk membuat sesuatu yang bergizi agar anak-anak mereka bisa makan dan mendapatkan nutrisi,” tambah Vaughan.

Pada Senin, UNICEF mengatakan bahwa bulan lalu, lebih dari 5.800 anak didiagnosis menderita kekurangan gizi di Gaza, termasuk lebih dari 1.000 anak dengan kekurangan gizi parah dan akut.

Dikatakannya, ini merupakan peningkatan selama empat bulan berturut-turut.(*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved